Gadis Tawanan Mr.CEO
"Arrrggh!" Sienna segera membekap mulutnya. Terkejut, itu yang pertama kali Sienna rasakan. Bagaimana tidak, saat ini dirinya berada di salah satu kamar hotel dengan keadaan hanya berbalut selimut, yang lebih mengejutkan lagi adalah, ada sesok seorang lelaki yang tengah tertidur pulas di sampingnya.
"Tidak, ini pasti mimpi." Sienna menggelengkan kepalanya, beberapa kali dia mencubit tangannya sendiri, dan sakit. Sienna sadar bahwa ini bukan mimpi.
"Bodoh, apa yang sudah terjadi sampai aku berakhir di hotel bersama dengan seorang pria asing?" gumam Siena, dia merutuki kebodohannya, Sienna sudah beberapa kali mencoba mengingat, namun hasilnya nihil. Malu, itu yang dirasakan oleh Sienna, karena selama ini Sienna selalu menjaga diri dan pergaulannya, tapi malam ini semua pendirian yang sudah dibangun dengan kokoh oleh Siena runtuh dan hancur begitu saja.
Dengan tangan gemetar, Siena megumpulkan semua pakaiannya dan segera mengenakan pakaiannya kembali. Sienna memejamkan matanya sejenak, mencoba menahan desakan air mata yang kembali ingin keluar. Sienna berusaha menahan isak tangisnya, dia harus segera pergi dari kamar hotel itu sebelum lelaki di sampingnya terbangun. Lelaki itu tertidur dengan posisi wajah menghadap ke arah lain, membuat Sienna tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas. Tapi, itu semua tidak masalah sama sekali, Sienna juga tidak ingin membuat masalah ini menjadi panjang.
Sienna berhasil keluar dari kamar hotel tanpa gangguang apapun karena masih terlalu pagi dan belum banyak aktivitas. Keadaan di luar hotel juga masih sepi, pada titik inilah Sienna merasakan kerapuhan dan kehancurannya.
Sienna masuk ke dalam mobil miliknya, dan menumpahkan semua isak tangisnya yang sudah tertahan semenjak tadi. Air mata itu tumpah ruah, sesak di dada Sienna juga semakin menjadi saat dirinya memukuli dirinya sendiri, merutuki semua kebodohannya. Kepala Sienna juga tidak luput dari amukan Sienna, dia memaksa ingatannya untuk segera mengingat semua hal yang terjadi semalam.
"Sial," umpat Sienna. Sienna mengacak rambutnya frustasi, merasa bersalah pada dirinya dan juga sang kekasih.
"Kalau mama dan juga papa tahu, bagaimana?" gumam Sienna risau.
"Aku padahal selalu menjaga diriku, karena aku ingin memberikan semua milikku kepada Alvin saat kami menikah nanti," isak Sienna.
"Alvin?" gumam Sienna, menyebut nama sang kekasih, tiba-tiba saja ingatan Sienna mulai kembali, rentetan kejadian semalam seolah menyatu menjadikan ingatan Sienna jelas terlihat. Tangan Sienna terkepal erat setelah mengingat kejadian semalam.
Flashback
Sienna Daguise, gadis berusia 21 tahun yang baru saja merayakan kelulusannya di Univeritas ternama dengan predikat comlaude. Sore itu, setelah pulang dari acara wisudanya, Sienna berpikir untuk datang ke apartement sang kekasih, Alvin. Ya, Sienna sudah memiliki kekasih, bahkan mereka berdua sudah merencanakan masa depan mereka berdua, Alvino Narendra, lelaki berusia 23 tahun menjadi CEO di perusahaan keluarga. Sebagai seorang CEO muda yang tampan, tentu saja banyak gadis yang mengincar Alvino. Tapi, Alvino sudah memantapkan hatinya untuk Siena.
"Sebaiknya, aku masuk tanpa memberitahukan Alvin, anggap saja ini kejutan," gumam Sienna saat dirinya sudah berada di depan apartement Alvin. Sienna memasukkan password apartement.
"Sepi sekali," gumam Sienna, dirinya berpikir bahwa mungkin saja Alvin saat ini tidak berada di rumah.
"Tapi, aku tadi sudah memastikan ada mobilnya," gumam Sienna meyakinkan. Saat Sienna ingin mencari keberadaan sang kekasih, tiba-tiba saja terdengar suara di dalam kamar Alvin.
"Alvin? Dengan siapa?" gumam Sienna, debaran jantung Sienna semakin berpacu,karena suara yang didengar olehnya adalah suara-suara yang begitu menjijikkan baginya, karena Sienna yakin Alvin tidak sendirian.
Benar saja, suara erangan dan lenguhan Alvin semakin terdenga jelas saat Sienna sudah sampai di depan kamar sang kekasih. Sienna mencoba untuk menahan gejolak di hatinya. Sienna sudah memegang handle pintu, tapi diurungkannya karena mendengar beberapa obrolan dari dalam kamar.
"Alvin, kapan kau akan meninggalkan Sienna yang bodoh itu?" suara manja seorang wanita, dan Sienna rasa dirinya sangat familiar dengan suara itu.
"Tidak, tidak mungkin," gumam Sienna.
"Tenanglah sayang, kau jangan cemas, meski aku saat ini masih menjalin hubungan dengan Sienna, pada akhirnya aku akan memilih mu," jawab Alvin, disela obrolan itu terdengar suara cumbuan yang begitu menyakiti Sienna, dirinya tidak tahan lagi. Dengan sekali dorongan, Sienna membuka pintu kamar Alvin, di mana terdapat dua pasangan yang tengah beradegan ranjang, bercumbu dan saling menyalurkan hasrat mereka.
"Sienna?" Alvin terkejut, aktivitas intimnya terganggu.
"Kau terkejut?" tanya Sienna dengan tatapan sinis. Dua pasangan sejoli yang tengah bergelut di atas ranjang segera menutupi tubuh mereka.
"Aku tidak menyangka, kamu tega melakukan pengkhianatan besar ini, Alvin! Bahkan dengan Adik ku!" seru Sienna benar-benar marah.
Dada Sienna benar-benar terasa sesak, saat ini orang yang berada di hadapannya adalah orang yang paling dekat dengan Sienna. Pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasih dan juga adiknya.
"Dari banyaknya wanita di luaran sana, kenapa kamu memilih Felly, alvin!" teriak Sienna dengan raut wajah kecewa.
"Felly, katakan pada ku dosa apa yang aku lakukan sampai kau tega melakukan ini!" teriak Sienna, mendekati sang adik yang saat ini memilih untuk berlindung di belakang tubuh Alvin.
"Sienna, jangan salahkan Felly!" bentak Alvin. Sienna semakin emosi, kala Alvin terang-terangan membela dan melindungi Felly.
"Lalu, siapa yang harus disalahkan? Jelas-jelas kamu dan Felly sudah berkhianat di belakang ku!" teriak Sienna penuh emosi.
"Kau!" sentak Alvin, membuat Sienna diam dan menatap Alvin dengan tatapan bingung.
"Aku?" tanya Sienna sambil menujukkan dirinya sendiri.
"Ya, kamu yang harus disalahkan. Apakah kamu tidak sadar, hubungan kita terlalu monoton, kau terlalu membosankan Sienna, jangankan sampai bermain di ranjang, sekedar berciuman dengan ku saja kau menghindar," ucap Alvin.
"Melihat sikap kamu yang seperti itu, aku jadi ragu, mungkin kau tidak mencintai ku, dan aku sadar justru Felly yang mencintai aku, dia menyerahkan semuanya untuk ku, membuktikan bahwa rasa cintanya lebih besar dari pada kau!" teriak Alvin memberikan pembelaan untuk perselingkuhannya. Dan, diam-diam Felly tersenyum smirk karena dirinya merasa sudah menang, di hadapan Sienna, bahkan Alvin lebih membelanya.
Sienna benar-benar terkejut, Alvin dan Felly seolah tidak menyadari kesalahan mereka. Bahkan perbuatan salah yang dilakukan oleh mereka berdua dianggap sebagai pembuktian cinta. Sienna hanya bisa terisak, tidak menyangka akan sakitnya pengkhianatan yang dilakukan oleh dua orang sekaligus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
hayyyy thorrrr 🙋🏻
mampir absen donk😉😍
boleh donk ikut ngehaluin kisah cinta sienna 🥰🥰
2024-10-12
2