Karya terbaru dari Author "Berondong Bayaran CEO Cantik."
Ig : oh_ya_ra
tiktok : link di ig
Ananta Nayra Santoso, tiba-tiba mengandung anak dari sahabatnya sendiri yakni Sean Alejandro Blanco. Semua bermula ketika mereka pergi ke sebuah bar dan mabuk berat. Keduanya sama-sama tak sadar telah melakukan hal tersebut. Mendengar kabar kehamilan Nayra, orang tua mereka yang berselisih selama ini pun kembali cekcok. Nenek keduanya menginginkan mereka menikah, tetapi mereka berdua sudah memiliki kekasih masing-masing. Bagaimana kah kisah selanjutnya?. Ikuti saja cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah pembicaraan
"Sean itu sepertinya keberatan dengan pertunangannya."
Sofia menjawab pertanyaan Pablo. Pablo sendiri sejatinya telah mengetahui hal tersebut.
"Iya, Sean memang belum mau menikah tahun ini." jawab Pablo.
"Terus, kenapa tiba-tiba keluarga perempuan itu datang dan menentukan tanggal pertunangan?" tanya Sofia tak mengerti.
Pablo menghela nafas agak dalam. Tak menyangka jika ia pada akhirnya harus menjelaskan hal ini pada sang ibu. Ia sejatinya malas membahas kelakuan sang istri.
"Ini semua gara-gara Nina, ma." jawab Pablo.
"Nina?"
Gantian Sofia yang mengerutkan dahi, sebab ia tak mengerti.
"Iya, dia yang punya rencana menikahkan Sean cepat-cepat. Tanpa membicarakannya dulu dengan aku dan juga Sean." jawab Pablo.
"Kenapa kamu biarkan?. Kamu ini kepala keluarga, jangan mau di setir oleh istri. Lagipula si Nina itu harus menghormati kamu dan juga menghargai Sean. Sean itu sudah dewasa, bukan anak-anak lagi. Dia berhak menentukan masa depannya sendiri."
"Aku bukan mau di setir, ma. Cuma nggak mau cari ribut aja, pekerjaanku lagi banyak banget dan menyita waktu." jawab Pablo.
"Lagipula tempo hari aku udah bilang sama dia untuk nggak mengatur soal kehidupan pribadi Sean. Aku sempat marah dan dia kayaknya ngerti. aku nggak tau kalau setelah itu dia malah bikin ulah lagi, dengan mengundang keluarga pacarnya Sean untuk makan malam." lanjutnya kemudian.
"Berarti kamu harus lebih tegas lagi ke istrimu. Kamu sudah mulai diremehkan sama dia. Kamu harus menyelamatkan Sean, kasihan dia." ujar Sofia.
"Iya, ma. Nanti aku akan urus masalah ini secepatnya. Aku juga akan bicara sama Sean." jawab Pablo.
Maka Sofia pun sedikit merasa lega. Tak jauh berbeda dengan Sofia, Joanna nenek Nayra juga cukup mengkhawatirkan sang cucu.
Bedanya ia tak banyak bicara dan memilih memendamnya sendiri. Ia ingin menunggu waktu yang tepat dan membicarakan hal ini pada Nayra terlebih dahulu.
Ia ingin melihat apakah cucunya tersebut akan jujur atau tidak mengenai perasaannya sendiri.
***
Malam hari sesaat setelah pulang ke rumah, Sean melihat mobil Philo yang berhenti tepat di depan rumah Nayra. Tak lama kemudian Philo masuk, sepertinya pemuda itu hendak meminta izin pada kedua orang tua Nayra.
Selang beberapa saat mereka tampak keluar, lalu masuk ke dalam mobil. Mendadak hati Sean pun menjadi seperti tidak rela. Segera saja pemuda itu mengambil kunci mobil dan turun ke bawah.
"Mau kemana lagi Sean?" tanya Pablo yang saat itu baru pulang.
"Beli rokok, pa." jawab Sean.
Pablo melihat ada dua bungkus rokok yang masih belum di buka di atas meja ruang tamu. Sang ibu Sofia menatap ayah dari Sean tersebut.
Dan tak lama ia menilik keluar, lalu melihat Nayra yang pergi bersama Philo. Hati Sofia menaruh curiga, tetapi ia tak berani berspekulasi. Ia menduga bahwa sang cucu Sean ada perasaan terhadap Nayra, tetapi terhalang oleh Philo.
"Kita mau kemana?" tanya Nayra pada Philo, ketika mobil sudah keluar dari kompleks perumahan.
"Jalan-jalan aja, kamu suka jalan-jalan kan." ujar Philo.
Nayra tersenyum tipis, dalam hatinya ia berharap jangan sampai Philo mengajaknya ke apartemen. Sebab bisa terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya.
"Kamu tau nggak ada festival kebudayaan dan jajanan Korea gitu sekarang di dekat rumah." Philo berkata pada Nayra setelah hampir satu jam mereka menyusuri jalan demi jalan.
"Emang ada ya, dimana nya?" tanya Nayra.
"Yang arah mau ke rumah aku, tapi di jalan satunya. Yang dulu kita pernah naik motor terus mogok." jawab Philo.
"Oh yang dekat mall itu?" tanya Nayra lagi.
"Iya, di mall nya itu." jawab Philo.
"Oooh."
"Kita kesana aja yuk. Mau nggak?" tanya Philo.
"Mau." jawab Nayra.
Kemudian Philo mengajak perempuan itu pergi ke tempat yang dimaksud. Setibanya disana, Nayra agak kaget melihat antusiasme masyarakat. Terutama remaja-remaja dan emak-emak penggila KPop.
Pasalnya disana juga banyak yang menjual merchandise dari berbagai grup idol. Festival tersebut menjadi ladang cuan bagi para pedagang yang mampu membaca selera pasar.
Awalnya Nayra biasa saja. Ia berjalan diantara kerumunan dan menikmati semuanya. Namun lama kelamaan kepala perempuan itu menjadi pusing.
Ia sejatinya tak masalah dengan keramaian, tetapi karena sedang hamil ia pun jadi gampang merasa lelah.
"Nay, kita cobain makan yang di sana yuk!" ajak Philo kemudian.
Nayra menurut saja, dan akhirnya mereka membeli makanan di beberapa stand. Sejenak rasa lelah Nayra pun menghilang dan ia kembali terlihat bahagia. Ia juga lupa jika dirinya tengah mengandung.
Sampai kemudian rasa pusing kembali menyerang dan kali ini disertai rasa mual.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Philo khawatir. Sebab Nayra terlihat seperti ingin muntah.
"Mual aku, pusing juga." jawab Nayra.
"Mual?" tanya Philo lagi.
"Belum aku hamilin, udah mual aja." candanya.
Seketika Nayra pun tersentak, sebab saat ini dirinya memang sedang hamil. Ia begitu sensitif mendengar kata-kata tersebut.
"Bisa-bisanya kamu ngomong kayak gitu, disaat aku lagi beneran nggak enak badan kayak gini." Nayra marah pada Philo.
"Nay, aku cuma bercanda." ujar pemuda itu.
"Bisa tapi kan menempatkan situasi?"
"Iya, aku minta maaf sayang."
Philo segera menyadari dan berusaha memperbaiki situasi. Tapi tiba-tiba Nayra seperti mau pingsan dan nyaris jatuh.
Beruntung Philo dengan sigap menangkap tubuh kekasihnya itu, dan seketika Sean muncul lalu melakukan hal serupa. Ia juga menyanggah tubuh Nayra agar tak terhempas ke tanah.
"Nay, kenapa?" tanya Sean panik.
Bahkan kepanikannya lebih besar dari Philo. Nayra yang kaget dengan kehadiran Sean tersebut pun berusaha berpegang pada keduanya.
"Lo disini juga?" tanya Philo pada Sean.
"Iya, tadi gue ngajak Feli dan dia udah pulang."
Sean membuat alasan, padahal ia memang sengaja mengikuti Nayra dan juga Philo. Nayra lalu dibawa menjauh dari keramaian dengan dipapah oleh keduanya. Tapi kemudian handphone Philo berdering dan itu adalah telpon dari ayahnya.
"Apa pa?. Astaga."
Philo benar-benar kaget dan wajahnya kini tampak panik serta dipenuhi ketakutan.
"Oke pa, iya. Philo kesana sekarang."
Lalu telpon tersebut disudahi.
"Nay, Sean. Mama..." Philo berkata masih dengan nada panik serta cemas.
"Kenapa nyokap lo?" tanya Sean ingin tau.
"Nyokap kecelakaan, bro. Gue harus ke rumah sakit sekarang."
"Aku ikut." ujar Nayra.
"Kamu sakit, sebaiknya istirahat dulu. Sean, titip Nayra."
"Oke, ko hati-hati. Kalau ada apa-apa kabari." jawab Sean.
Philo mengangguk.
"Sayang, maaf. Aku harus pergi sekarang."
"Hati-hati di jalan dan tetap tenang." ujar Nayra.
"Iya."
Lalu Philo pun mencium kening kekasihnya itu kemudian bergegas pulang. Kini tinggal hanya Nayra dan juga Sean saja disana.
"Istirahat di mobil aja yuk." ajak Sean.
Nayra pun mengiyakan ajakan pemuda itu. Tak lama mereka sudah berada di dalam mobil.
***
mudah2an g terjadi perang bintang y....