Abel adalah gadis desa yang sudah lama merantau di kota, siapa sangka ia terkena musibah di culik saat membantu mempersiapkan pernikahan temannya. Sedangkan Tomi dia seorang pria yang kaya raya di kota tetapi ia sangat dingin terhadap wanita, ia pernah melihat Abel di sebuah cafe dan tertarik padanya. Siapa sangka karena tragedi penculikan itu mempertemukan mereka, akankah Tomi bisa bersama dengan gadis yang bisa membuatnya tertarik itu?kalau pun bisa bersama akankah hubungannya bertahan lama karena status sosial mereka yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Setelah selesai mandi, Abel membuka pintu kamar mandi dengan hati-hati sambil mengintip ke luar dan ruangan kamar terlihat kosong.
"Pasti Tomi sudah keluar dari kamar" ucap Abel sambil keluar dari kamar mandi. Lalu mengenakan baju yang di berikan oleh nenek. "Ternyata nenek mempunyai selera yang bagus tentang baju wanita, ini sangat indah pasti harganya sangat mahal " kata Abel sambil memandangi dirinya di cermin
Lalu Abel duduk sambil memainkan ponselnya. "Apa aku harus menghubungi Ibu untuk memberitahu kalau aku sudah menikah! tapi nanti reaksinya gimana ya, marah, sedih apa senang? sebaiknya jangan dulu deh nanti aja kalau ketemu langsung" sambil meletakkan ponselnya ke meja.
"Belum tentu pernikahannya berlangsung lama, mungkin nanti atau besok juga Tomi sudah minta cerai. Apa lagi nanti saat tahu keadaanku yang sebenarnya,aku hanya gadis desa bukan berasal dari orang kaya. Sedangkan dia pria yang kaya, rumah mewah dan punya perusahaan. Sedangkan aku hanya punya harga diri" sambungnya lagi.
Abel masih merenungi apa yang terjadi, ini seperti mimpi. Baru kemarin nginep di sini sebagai tamu, tapi sekarang malah menjadi menantu di rumah ini. "Bukannya ini yang aku inginkan, menikahi pria yang kaya, hanya saja sekarang PR nya bagaimana caranya membuat ia jatuh cinta pada ku" ucap Abel . Pikiran Abel sudah semakin aneh-aneh. Lalu Abel teringat akan pekerjaannya "Ya Tuhan, gimana dengan pekerjaan ku, lupa minta ijin dan lama nggak masuk kerja, auto di pecat deh". Ucap Abel sambil merengek. " Tapi tunggu sebentar, sekarang kan udah jadi istri orang kaya, nggak perlu kerja dong. Tapi..... kalau dia mau menafkahi, kalau nggak gimana mau ngirimin uang ke ortu".Ucap Abel sambil pusing memikirkannya.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, lalu masuk seorang pria yang kini sudah menjadi suaminya. Abel menjadi salah tingkah hanya terdiam diri di tempat duduk sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Tomi yang melihat Abel menggunakan baju dress terkagum kagum dia terlihat cantik dengan baju itu. Ingin rasanya memuji kecantikan istrinya tapi Tomi malu untuk mengatakannya.
"Nenek memanggil kita untuk turun ke bawah" ucap Tomi
"I_iya" jawab Abel singkat. Mereka pun turun untuk menemui nenek. Nenek pun menyambut kami
"Selamat pagi nek" ucap Abel menyapa nenek suaminya
Merasa tidak ada yang aneh pada nenek, mungkin nenek sudah tidak ingat apa yang terjadi semalam. Abel sengaja duduk agak jauh dari Tomi, tapi tiba-tiba nenek menahan dan menarik tubuh ku lalu menyuruhnya untuk duduk di samping tomi "kalian itu sudah menikah kenapa duduknya jauh-jauhan " ucap nenek.
Abel pun hanya tersenyum "ternyata nenek masih ingat, aku kira setelah bangun nenek akan melupakan kejadian semalam" kata Abel dalam hati
Lalu nenek tiba-tiba mengumpulkan semua asisten rumah tangga, penjaga, pengawal, supir serta satpam yang bekerja di rumah ini.
"Semuanya dengarkan baik-baik mulai sekarang wanita yang duduk di sebelah Tuan kalian bukan lagi tamu di rumah ini, melainkan menantu di rumah ini istri dari Tuan kalian, paham semuanya. Jadi perlakukan dengan baik ".
" Baik nyonya" jawab mereka serentak, lalu membubarkan nya kembali. Abel pun hanya melempar senyuman, bingung harus mengatakan apa.
"Nenek punya hadiah untuk kalian! " kata nenek sambil ?memberikan kotak kado ukuran sedang kepada Abel.
"Ini untuk saya nek? " ucap Abel
"Bukan untuk kamu, tapi untuk kita" sambung Tomi, Abel pun menatap Tomi sambil mengerutkan kedua alisnya ke bawah
"Ini nggak perlu nek, jangan repot-repot" Ucap Abel tanpa mengetahui isi kado itu
"Iya nek, kita bukan anak kecil lagi yang harus di kasih kado" sambung Tomi lagi.
"Buka saja" jawab nenek singkat, lalu Abel dan Tomi pun membuka kotak itu, setelah di buka di dalam kotak kado masih ada kotak yang berukuran kecil dan di bawahnya ada selembar kertas. "Tiket liburan untuk bulan madu" ucap Abel dengan nada lirih. "Gimana ini, kenapa harus bulan madu" kata Abel dalam hati
Tomi pun mengambil kertas itu dari tangan Abel dan melihat " Nek, nenek kan tahu situasi kita sekarang, kami akan pergi bulan madu tapi tidak untuk sekarang, urusan Radit belum selesai nek, mereka belum berhasil di temukan, jadi untuk saat ini kita tidak bisa pergi apa lagi pergi yang terlalu jauh, takut akan terjadi bahaya" jelas Tomi
Nenek pun meng iya kan keputusan Tomi, demi keselamatan mereka. Tomi pun menghela nafas lega "akhirnya masalah bulan madu teratasi" ucapnya dalam hati. Sebenarnya Tomi tak menolak hanya saja belum siap untuk itu.
Lalu Tomi membuka kotak yang kecil, yang berisi sepasang cincin. "Ini cincin untuk apa nek? " tanya Tomi
"Ya untuk kalian, masa untuk nenek. Kalian kan suami istri jadi harus punya cincin nikah" kata nenek
Tomi dan Abel pun saling menatap satu sama lain heran apa yang di lakukan nenek. " Ternyata nenek sudah mempersiapkannya dengan baik".Ucap Tomi
"Ayo di pakai! " perintah nenek
Lalu Tomi dan Abel pun mengambil cincin sesuai dengan ukuran mereka dan memakainya di jari mereka masing-masing. "Bukan seperti itu cara memakainya" kata nenek sambil menyuruh mereka melepas cincinnya.
"Memang seperti ini cara makai cincin nek" ucap Abel dengan polos.
"Nggak, maksudnya kalian memasangkan cincin itu ke pasangan kalian, terus gantian. Bukan makai sendiri-sendiri" jelas nenek
"Ribet nek" kata Tomi yang kembali ke mode awal yang dingin.
"Mau nenek laporkan kalian ke polisi saat kejadian semalam" ucap nenek yang mulai memojokkan mereka kembali
Mereka pun mau tidak mau menuruti perkataan nenek.
"Tangannya mana? " kata Tomi
"Nih..... " ucap Abel sambil mengulurkan tangannya
Mereka pun saling bertukar cincin. "Bentar,,,, nenek ambil foto dulu" ucap nenek sambil memotret mereka.
"Nah,,,, gitu kan bagus" kata nenek dengan puas.
"Udah nih nek, nggak ada yang lain lagi kan ? " ucap Tomi
"Iya, udah" kata nenek sambil tersenyum
"Kalau begitu Tomi kembali ke kamar ya nek" ucap Tomi sambil menarik tangan Abel untuk mengikutinya, tapi nenek menghentikannya.
"Apa lagi nek, katanya sudah selesai" ucap Tomi
"Nenek cuma mau ngomong sebentar, sama istri kamu ya"
Lalu Tomi melepaskan tangan Abel dan pergi meninggalkan mereka. sebenarnya Tomi sangat senang melihat neneknya bisa tersenyum bahagia, sudah lama Tomi tak melihat neneknya sebahagia ini.
"Iya nek, ada apa?
" Nenek cuma mau ngomong sama kamu, jika Tomi bersikap dingin dan cuek sama kamu tolong jangan marah padanya, dia memang suka seperti itu, Sebenarnya dia anak yang baik dan bertanggung jawab. Nenek menaruh harapan besar sama kamu, nenek percaya sama kamu".
Abel hanya bisa terdiam, mungkin ini saatnya untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Saya tahu kok nek, Tomi orang yang baik. Tapi nek, saya takut mengecewakan nenek. Saya itu hanya orang biasa bukan berasal dari keluarga yang kaya.Beda jauh dengan keluarga Tomi " jelas Abel
"Nenek tak mempermasalahkan itu semua" ucap nenek dengan singkat, lalu pergi.
"Ya Tuhan,,,, nggak salah denger nih, nenek tidak mempersalahkan itu semua. Ini seperti mimpi, akhirnya mendapat restu dari nenek" gumam Abel di dalam hati. sebenarnya bukan hanya itu yang membuat Abel senang, tapi sebenarnya Abel sudah mulai menyukai Tomi yang sekarang sudah menjadi suaminya.