Wanita Tangguh

“Apa telah terjadi sesuatu Nona?” Tanya Rayyen memastikan, karena Genia yang pergi lumayan lama.

“Tidak ada” sahut Genia duduk. “Apa kalian sudah memesan?”.

“Sudah Nona, tinggal menunggu menu yang Nona pilih saja” jawab Gilang sembari menyerahkan secarik kertas kehadapan Genia.

Sebenarnya memang sudah ada pelayan yang bertugas melayani, namun Genia memilih untuk menulis sendiri saja dan akan kembali memanggil pelayan ketika mereka sudah selesai memesan menu hidangan.

“Baiklah” ucap Genia langsung membuka-buka buku menu yang sudah pelayan sediakan.

Cukup lama ia membolak-balikkan buku menu hingga pilihannya sudah ia tentukan, cukup banyak menu yang ia pesan membuat Rayyen, Gilang dan Malio sedikit tercengang.

“Apakah semua itu akan Nona habiskan sendiri” tanya Gilang penasaran.

“Tentu saja, perut saya sekarang terasa sangat lapar. Jadi semuanya pasti akan saya habiskan sendiri” jawab Genia.

Ia memencet tombol yang tersedia dimeja, tak lama setelah itu seorang pelayan pun datang dan mengambil kertas yang berisikan menu hidangan yang telah dipilih oleh Genia beserta ketiga ketua divisinya.

Setengah jam pun telah berlalu, para pelayan berdatangan membawa nampan yang berisikan hidangan mewah ditangan mereka masing-masing, semuanya berjejer dengan rapih dan meletakkan hidangan secara bergantian.

Sampai pada pelayan yang terakhir untuk meletakkan hidangan.

Brughhh..

Dengan sengaja pelayan itu berpura-pura tersandung, sehingga nampan berisi minuman yang ia bawa jadi tertumpah dan mengenai pakaian Genia.

“A-ahh.. Maafkan saya Nona” ucapnya dengan wajah takut yang disengaja.

“Tiffany” gumam Genia menggertakkan giginya menahan amarah.

Ya memang, orang yang sengaja menumpahkan minuman itu adalah seorang pelayan yang bernama Tiffany, atau bisa disebut sebagai kakak ipar dari pemilik tubuh Genia sebelumnya. Mata Genia menatap ke arah Tiffany sangat marah, saat ini ia sedang menahan rasa lapar, tapi wanita ini justru kembali ingin berbuat ulah kepadanya.

“Huhh.. rasakanlah itu jala*ng!! Pantas saja pakaian yang digunakannya sekarang terlihat sangat mewah, pasti ia adalah simpanan dari ketiga pria tampan ini” batin Tiffany merasa menang.

Sungguh diluar dugaan, ternyata Tiffany mengira jika Genia saat ini adalah simpanan dari Rayyen, Gilang dan Malio, karena yang selama ini ia tahu gadis itu memanglah berasal dari keluarga yang miskin, bahkan ia bekerja sebagai pembantu disalah satu rumah besar, jadi tidak mungkin bukan ia bisa berpakaian mewah seperti sekarang ini jika tidak menjadi simpanan dari orang-orang kaya.

Jika sekarang Tiffany merasa menang atas apa yang ia lakukan, justru jauh berbanding terbalik dengan para pelayan lain dan seorang supervisor yang saat ini berdiri dengan keringat dingin dan badan sedikit bergetar.

“Tiffany, apa yang telah kau lakukan hah!!!” Bentak supervisor yang telah memarahinya ditoilet tadi, kini kembali memarahi dirinya.

Ia sengaja ikut dalam mengantar hidangan agar para pelayannya tidak melakukan kesalahan sedikitpun, tapi sekarang anak baru ini malah membuat kesalahan yang sangat fatal. Dengan susah payah ia menjaga image dihadapan Genia dan ketua divisinya sedari tadi, karena mengenali jika mereka adalah petinggi dari GN COMPANY.

Tapi semuanya langsung dibuat hancur oleh Tiffany, bahkan Genia saat ini sudah terlihat begitu marah.

“M-maafkan saya pak, saya tidak sengaja” ucap Tiffany gugup dan takut, ia bingung mengapa atasannya harus sampai semarah ini hanya karena ia menumpahkan minuman kearah Genia.

“Cepat berlutut dan minfa maaf!! Saya tidak menerima apapun alasan dari mulutmu itu!!” teriak supervisor mendorong Tiffany hingga ia jatuh berlutut tepat dikaki Genia.

Supervisor itu benar-benar dibuat geram oleh kelakuan Tiffany yang sama sekali tidak professional dalam berkerja, sekarang dengan cara apapun ia harus mendapatkan maaf dari orang berpengaruh didepannya, jika tidak maka reputasi dari restoran ini akan hancur.

Tak hanya Genia saja yang tampak sangat marah, Rayyen, Gilang dan Malio pun sedari tadi sudah berdiri dari duduknya dan mendekat pada Genia dengan wajah memerah. Mereka ingin membalas perbuatan dari Tiffany, tapi sebelum mereka bertindak Genia sudah terlebih dahulu memberi kode agar tidak mengganggunya.

“Apa kau tidak sadar dengan kesalahanmu! Cepat segera minta maaffff!!!” teriak supervisor kembali karena Tiffany yang tak kunjung bersuara.

“Tidak mau! Untuk apa aku minta maaf pada jala*ng ini” sahut Tiffany menunjuk Genia tepat didepan wajahnya.

Plakkkk…

Tamparan yang sangat nyaring menggema didalam ruangan kedap suara itu, mulut Tiffany menganga karena mendapat tamparan tiba-tiba dari Genia, bahkan supervisor yang ingin kembali berbicara pun langsung dibuat bungkam.

“Kauuu!!! Berani sekali kau menamparku!” Teriak Tiffany tidak terima.

Plakkkk..

Belum sempat Tiffany membalas tamparannya Genia kembali menampar pipi kanan Tiffany yang bahkan lebih kencang dari sebelumnya.

“Sebelum kau berbuat sesuatu kenalilah dulu siapa lawanmu” marah Genia sembari menendang kepala Tiffany hingga membentur meja makan dengan keras.

“Nona Muda, biar saya saja yang memberi pelajaran kepada wanita ini” ucap supervisor berusaha mendekat, ia tidak ingin Genia mengotori tangannya hanya karena seorang benalu seperti Tiffany.

Mendengar hal itu Genia langsung menatap kearahnya tajam dan kembali merapihkan bajunya.

“Singkirkan orang ini dari restoran anda jika anda ingin saya kembali berkunjung kesini lagi” dingin Genia kembali duduk dikursinya.

“Baik Nona Muda, terima kasih atas kebaikan yang sudah anda berikan” bungkuk supervisor.

“Kalian cepat keluar dan bawa wanita itu, untuk minuman yang tertumpah segeralah ganti dan jangan lupa untuk membersihkan lantai yang kotor” perintahnya yang segera dijalankan oleh para pelayan.

\~

Plakkk…

Tiffany kembali mendapat tamparan dipipi sebelah kirinya oleh supervisor tadi, ia berusaha menggapai pipinya yang terkena tamparan dengan tangan yang bergetar, apakah kesalahannya sepatal itu sehingga ia harus mendapat tamparan sebanyak 3 kali.

Dulu saja ketika ia masih belum berkerja, ketika ia menampar wajah Genia atau yang dulunya Abel sebanyak apapun tidak pernah ada satupun orang yang marah, bahkan justru mendukung perbuatannya. Tapi sekarang ia justru sangat dihakimi oleh atasannya, bahkan Genia pun berani menamparnya sebanyak 2 kali.

“Sudah cukup kau selalu berbuat ulah direstoran ini, sekarang segeralah kau angkat kaki dan jangan pernah kembali kesini lagi!! Dan untuk gajihmu, jangan harap kau akan mendapatkannya, itu akan ku anggap sebagai ganti rugi dari perbuatanmu hari ini” ucap supervisor sinis.

“Memangnya kenapa anda sampai semarah ini hanya karena saya menampar gadis itu” tanya Tiffany dengan sisa tenaganya.

“Cihhh, tentu saja karena orang yang telah kau singgung adalah orang terkaya didunia ini!!! Apakah matamu itu tidak melihat muka dari tiga pria yang ada disampingnya itu hah”

Mendengar hal itu Tiffany langsung tersadar dan sangat terkejut, pantas saja ia seperti pernah melihat ketiga orang itu, dan ternyata benar saja, orang-orang itu adalah orang yang selalu memenuhi majalah terkenal yang menampilkan para pengusaha-pengusaha kaya raya. Akan tetapi ia tetap saja masih berfikir jika Genia hanyalah jala*ng yang menjadi simpanan salah satu dari ketiga pria itu.