NovelToon NovelToon
MUSUH TAPI CINTA

MUSUH TAPI CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Teman lama bertemu kembali / Menjadi Pengusaha
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uriii

Bagaimana menderitanya Veronica Han yang harus hidup berdampingan dengan lelaki musuh bebuyutannya semenjak orok. yang sialnya lagi lelaki bernama lengkap Bian Nugroho itu adalah bos di cafe tempat ia bekerja. penderitaan ini akan terus berlanjut sampai akhirnya tumbuh benih cinta di antara kedua manusia paling tidak akur di dunia.

"Selamat pagi bos"

"jangan sok asik sama bos sendiri! mentang mentang saya orang yang kamu kenal jauh malah sksd begitu"

"terserah Lo deh Bian!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uriii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

002 | Stok Kesabaran

"Kayanya gue harus potong rambut lagi deh, ini udah kepanjangan."

Veronica menyisir rambutnya yang sudah mulai memanjang sampai menyentuh bahunya. Ia sedikit tidak suka dengan rambut panjang apalagi sampai ke pinggang. Itu bukan dirinya sekali.

menurutnya terlalu ribet dan sangat susah di rawat. Wajar, Veronica kan gadis jadi jadian. Selebihnya jiwa lelaki semua yang melekat.

"Dah keren kan? Oke Lo selalu keren Ve, Kapan pun."

Ia berkaca dengan mengusap dagunya dan terkadang mengangkat satu alisnya.

"widih iya dong!"

Ia kembali berpose di depan cermin, bicara sendiri dan senyum senyum tidak jelas.

"Tarik nafas dulu Ve, sebelum menghadapi orang gila kaya bos Lo itu."

Ia menarik nafasnya pelan dan menepuk dada kirinya tanda menyemangati. Awal dimana ia diterima di sebuah pekerjaan yang sangat di nanti seorang Veronica. Kerja santai tapi gajinya tidak terlalu santai.

"Semoga gue kerja di cafe ntuh ada lah bisa nongkrong sejaman. Kan kerja santai," Ia terkekeh geli mendengar penuturannya sendiri yang sangat tak mungkin bisa kerja santai. Karna ia memiliki bos yang sangat sangat tidak bisa santai. Emh... Veronica sudah bisa menebak.

"semangat Ve, semangat!"

...****************...

"Pagi bang"

Gadis itu menyapa lelaki yang tengah membersihkan meja pelanggan.

"Yoi, pagi juga Ve"

Veronica lanjut berjalan ke arah dalam. Ia menyapa beberapa karyawan yang sudah lama kerja di cafe ini. Berusaha akrab agar nyaman juga saat bekerja.

"Bos dah dateng mbak?" Tanya Veronica sembari mengusap meja kasir dengan telaten. Ia dapat dibagian kasir soalnya.

"Duh Ve, Kan dah gue bilang. Panggil Chika aja! Nggak usah ada embel-embel mbaknya. Berasa tua gue," Veronica cengengesan mendengar protestan dari teman sepekerjaannya itu.

"Nggak ah! Lebih enakan di panggil mbak, biar gue paling kecil di sini. Kan lucu"

Chika menatap jijik ke arah Veronica yang berpose manyun sembari mengedipkan sebelah matanya menggoda. Alih alih lucu malah terkesan seperti bencong yang ada di lampu merah.

"Bos mana gue tanya lagi mbak! Elah nggak jawab jawab tanyaan gue," Ia menatap jengah ke arah Chika.

"Nyariin bos Mulu baru pagi juga, kenapa? Kesemsem ya? Ya iya lah. Bos kita itu kan definisi. Pebisnis muda yang memiliki ketampanan bak Yunani. Gantengnya nggak ngotak euy!"

Tatapan Veronica kian menghunus membuat Chika cengengesan tak jelas.

"hehe... Maap dulu dong Ve, noh di ruangannya."

Veronica mengangguk sekilas dan berjalan kembali ke arah kasirnya.

"Lo nggak nyapa bos Lo dulu? Nanti di kira karyawan songong lagi," Chika menakut nakuti Veronica yang hanya di balas gelengan kepala seolah itu hanyalah hal kecil biasa.

"Dih di bilangin"

"Ve di suruh ke ruangan bos," Romi datang dari arah belakang membawa sapu dan juga lap kain. Sepertinya lelaki itu habis membersihkan area dalam.

"Kan apa gue bilang? Bos tuh harus selalu di sapa karyawannya dulu. Sesekali carmuk napa Ve, biar gede gajih"

Gadis itu tak mendengarkan omongan Chika, seolah omongannya hanya angin lalu saja. Ia berjalan dengan selengekan membuat Chika dan Romi yang melihatnya keheranan.

"Dia emang jalannya begitu? Perasaan cewek tomboy yang gue temui nggak kaya dia deh jalannya," Romi bertanya pada Chika yang di balas gelengan kepala juga oleh gadis itu.

"Ya itu Lo temui langsung cewek tomboy yang begituan. Dia mah bukan tomboy lagi perasaan, dah laki bener! Jalan aja kaya preman pinggir jalan yang hobinya malak"

Romi tertawa kencang mendengar penuturan Chika. Ia menatap ke arah Veronica yang sudah jauh dari pandangannya. Dan menganggukkan kepalanya sesekali menilai penampilan karyawan baru yang berumur kerja satu Minggu itu.

"Liatin aja, bentar lagi juga motong rambutnya. Orang dari tadi megangin rambut dan kaya megang bom. Nggak betahan," Romi menganggukkan kepala setuju.

Veronica baru bekerja satu Minggu di sini saja karyawan lama sudah hafal dengan seluk beluknya. Wajar, Gadis itu sangat gampang bergaul dan selalu blak blakan dengan apa yang ia suka dan tidak ia suka. Seperti menyinyir bosnya. Uh kalau jangan di tanya lagi, karyawan lain sampai ketar ketir jika Veronica membicarakan sang bos dengan kejelekannya, takut ketahuan cuy!

"Dah buruan kerja lagi! bentar lagi ada pelanggan masuk"

...****************...

"Selamat pagi bos," Veronica tersenyum ramah ke arah bosnya dan menyapa dengan sopan. Ia mendengarkan apa yang di katakan oleh Chika, Harus cari muka!

"Sok anggun, jijik gue liatnya"

Veronica menatap datar ke arah bosnya sebelum kembali tersenyum ramah kepada bosnya yang tak punya adab menurut Veronica.

"Ada apa yah bos memanggil saya?"

Bian menatap datar ke arah karyawan barunya itu, pikiran licik sudah terencana di otak Bian untuk bisa mengerjai gadis tomboy di depannya ini.

"Kamu kenapa tidak membalas pesan saya? Sudah saya bilang untuk datang pagi pagi sekali! Saya punya pekerjaan penting untuk kamu"

Veronica menunduk sekilas. "Maafkan saya bos, saya tidak sempat membuka handphone," Ia masih mempertahankan senyuman ramahnya tanpa tersulut emosi oleh pancingan dari bosnya. Ya walaupun dalam isi pikirannya sudah ingin mencabik-cabik wajah menyebalkan bosnya.

"Oke! Saya memaafkan kamu, Tapi... Kamu saya hukum karna tidak melaksanakan tugas dari bos dengan baik"

Veronica mengernyit heran mendengar celotehan tak berguna dari bosnya. Apa apan itu? tidak melaksanakan tugas? hello... Bosnya bahkan menghubungi Veronica di luar jam kerja.

"Kamu harus merangkum pengeluaran dan pemasukan penjualan bulan ini dengan cepat! Saya tunggu saat makan siang, jangan sampai ada yang salah dalam hiungannya!"

Gadis itu menatap tajam ke arah buku tebal yang ada di meja bosnya itu. Ia meraihnya, kembali menatap bosnya dengan senyum ala ala karyawan teladan, walau isi hati sudah komat Kamit.

"Siap bos, akan saya kerjakan"

Ia keluar begitu saja tanpa berpamitan kepada sang bos yang sudah mengeluarkan senyum ejek.

"Tahan Ve, tahan. Ini masih jam kerja, Kalau udah di luar itu. Gue bawa alat tempur gue dan siap bunuh bos nggak ada adab ntuh! Awas aja!"

Setelah sudah keluar dari ruangan sang bos, ia mencak mencak tidak jelas bahkan decakan sudah terdengar berkali kali. Giginya sesekali menggertak karna menahan kesal yang sudah di ujung tanduk.

"Loh bawa buku apa Ve? Tebel banget," Riska bertanya ke arah Veronica.

"Agenda keuangan, gue di suruh ngerangkum pengeluaran," Veronica menjawab dengan sangat malas. Ia sudah bete! Tapi masih saja di tanya tanya seperti itu.

"Lah? Udah itu mah Ve sama gue, ngapain di rangkum lagi? Apaan yang harus di rangkum?"

"Nggak tau ih! Tanya aja sama bos Lo noh!" Ia menjawab dengan nada sewot.

Chika dan Riska saling tatap keheranan. Melihat wajah tak mengenakan dari Veronica pun mereka sudah bisa menebak, pasti sebentar lagi ada pertempuran. Veronica yang sudah ancang-ancang dan bosnya yang usil selalu menyulut emosi Veronica yang selalu meledak ledak kapan pun itu.

"sini gue bantu, mungkin bos lupa kali"

Chika menatap Riska yang sedang membantu Veronica dengan sabar dan telaten. Sedangkan Veronica dengan ogah ogahan mencatat apa yang di katakan oleh Riska. Sesekali terdengar decakan juga dari mulut Veronica.

"Bos kenapa ya? Kalo sama Veronica tuh kaya ngeliat musuh bebuyutan yang udah dia cari cari gitu," Chika bertanya ke arah Romi yang baru saja duduk setelah menyelesaikan pekerjaannya yaitu bersih bersih cafe sebelum pelanggan datang.

"Suka kali," Jawaban enteng dari Romi itu membuat Veronica mendelik tak terima.

"Enak aja suka, nggak ya anj--"

"Ve!" Riska menegur gadis itu yang bibirnya selalu saja tak punya rem untuk berkata kasar.

"Lagian ngedenger aja lagi, udah kerja aja dulu. Nanti kalau udah selesai baru maki maki dah sepuasnya bos Lo itu"

Chika terkekeh mendengarnya, Veronica yang gampang tersulut emosi dan Romi yang selalu siap nyerocos melawan ucapan Veronica. Yah pas sudah di tambah Riska karyawan paling sabar yang selalu ada di tengah tengah keduanya.

"Ayo buru selesein, biar kaya Romi. Bisa leha leha noh," Riska menginterupsi ke arah Veronica karna gadis itu asih saja menatap tajam ke arah Romi.

memang ya, karyawan baru yang nggak ada takut takutnya.

...****************...

Jam kini sudah menunjukkan tepat di jam dua belas siang, itu artinya pelanggan sudah mulai membeludak masuk ke cafe dan memesan ini itu. Veronica sampai kewalahan karna banyak sekali pesanan walau dia di bagian kasir soal hitung menghitung kadang mumet juga. Apalagi yang memesannya sangat banyak seperti saat ini.

"Terima kasih yah mbak," Ia tersenyum ramah ke arah pelanggan yang baru saja menyelesaikan pembayaran. Ia menghela nafas lelah, ini sudah memasuki jam makan siang. Dan orang kantor sebagian ada yang makan siang di sini.

karna letak cafe ini sangat strategis di dekat perusahaan besar dan juga tidak jauh dari kampus jadi kadang mahasiswa nongkrong di sini entah itu mengerjakan tugas atau hanya sekedar kumpul.

Setelah melewati ke hebohan yang semoga tak berkepanjangan ini ia duduk di atas lantai yang baru saja di pel oleh Romi. Rasanya tuh dingin dingin nyegerin. Apalagi terkena AC, beh sangat sejuk bukan di siang bolong yang sangat terik ini.

"Capek gue," Ia angkat tangan sembari kedua kakinya di selonjorkan. Membuat Chika menatapnya geleng geleng kepala.

"Yuk makan siang, Pelanggan udah tinggal beberapa biji doang ini," Chika mengajak Veronica yang hanya di balas deheman saja.

"Ayo Ve!" Chika menarik narik tangan Veronica yang masih tak mau bergerak itu. Ia berdecak menatap cewek jadi jadian ini.

"Makan siang Ve! Atau Lo mau keruangan bos dulu ngasih tuh agenda?" Tanya Chika yang di balas pelototan dari Veronica.

"Gue lupa! Makasih yah ciciku udah ngasih tau"

Ia berjalan cepat meraih buku tebal itu dan berjalan terburu buru ke ruangan sang bos. Pikirannya meramal sesuatu.

"semoga bos nggak ada adab itu nggak bikin gue kerepotan lagi ya tuhan!"

1
martina melati
hahaha... dibalik ada hulk /Facepalm/
martina melati
pasti vero dikira laki2 krn potongan rambutny yg auper pendek
Diamond
Sempurna! Semua elemen yang aku suka ada di sini.
Mehayo official
Aku udah binge-reading sampe tengah malem gara-gara cerita ini, teruskan ya thor! 💕
Uriii: Terima kasih sudah membaca cerita pertama aku. Nantikan chapter selanjutnya ya🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!