13
Kesibukan dalam mengejar karier, membuat Sefty hampir tidak mengenal hubungan dengan laki-laki. Menyikapi hal itu, akhirnya Mamanya berinisiatif menjodohkan Sefty dengan anak temannya. Awalnya Sefty merasa enggan, tapi setelah melihat rupa laki-laki yang akan dijodohkan dengannya, membuat Sefty menjadi tertarik. Namun siapa sangka, baru satu minggu dijodohkan, Sefty justru mendapat kenyataan pahit bahwa laki-laki yang dijodohkan dengannya ternyata sudah memiliki kekasih.
Prahara karier, perjodohan dan cinta terus melingkupi kehidupan Sefty, membuat ia bingung menjalani semuanya. Hingga akhirnya, ia dipertemukan dengan Rahm, laki-laki yang terus mengganggu harinya dengan segala tingkah usilnya.
Penasaran? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membacakan dongeng
"Kau akan pulang setelah ini?" tanya Rahm pada Sefty. Saat ini mereka sudah berada di lobi dan bersiap untuk pulang.
"Tidak, aku akan ada urusan sebentar."
"Urusan apa?" tanya Rahm.
"Apakah kau benar-benar harus tahu?"
"Mm, tidak juga. Ya sudah kalau begitu hati-hati di jalan. Kami pulang duluan, bye."
"Dadah Kakak cantik," pekik Paul dari dalam mobil.
"Dah..."
Setelah mobil Rahm meninggalkan pelataran mall, seseorang muncul dari balik tembok dan berjalan mendekati Sefty. Ia mengeluarkan ponsel dan berpura-pura fokus pada ponsel, hingga tanpa sengaja menabrak Sefty dan membuat paper bag di tangan Sefty terjatuh.
"Maaf, aku tidak sengaja." Seseorang itu mengambil paper bag yang terjatuh dan mengembalikannya pada Sefty. "Ngomong-ngomong, perkenalkan, aku Aldo."
Sefty menatap wajah laki-laki itu dengan kening mengerut karena merasa familiar, tapi Sefty lupa siapa dan di mana ia bertemu laki-laki itu. Akhirnya, Sefty menerima uluran tangan laki-laki tersebut dan mengucapkan namanya. "Sefty."
"Nama yang cantik, secantik wajahnya."
Anehnya, saat dipuji cantik oleh orang lain, Sefty tidak menunjukkan ekspresi berlebih seperti saat dipuji oleh Rahm. Justru, ia merasa tidak nyaman. Apalagi, laki-laki ini adalah laki-laki asing untuknya.
"Maaf, saya ada keperluan mendadak, saya permisi."
"Sefty tunggu, bisakah kita bertukar nomor?" tanya Aldo.
"Maaf aku buru-buru." Tanpa menengok lagi, Sefty segera melajukan mobilnya pergi.
"Sombong sekali wanita Rahm itu. Lihat saja, hanya dengan beberapa pertemuan lagi, dia pasti akan terpesona dan bertekuk lutut padaku."
*
Ting!
Dengan malas, Sefty meraih ponselnya dan mendapati nama kontak mine❤ berada di notif teratas.
"Selamat malam, apakah aku mengganggu?" tanya Rahm melalui pesan singkatnya.
"Tidak juga, kenapa?"
Tring... Tring...
Jika tadi hanya sebuah pesan, maka kini Rahm justru menghubunginya melalui video call. Sefty sedikit bingung saat melihat telepon dari Rahm, pasalnya selama mereka saling menyimpan kontak, tidak pernah Rahm meneleponnya, laki-laki itu biasanya hanya akan menghubunginya melalui pesan saja, tapi kali ini justru berbeda. Karena takut ada yang penting, Sefty lekas mengangkat panggilan Rahm.
"Kakak cantik..."
"Hai," Sefty melambaikan tangannya di depan kamera saat melihat wajah Paul memenuhi layar ponselnya.
"Kakak cantik kenapa lama sekali mengangkat teleponnya, tidak suka ya kalau Abang yang menghubungi?" tanya Paul. Terlihat anak itu sedang berbaring di ranjang bersama Rahm.
"Heh!" Rahm yang berbaring di samping Paul tentu saja menjadi tersulut saat mendengar adiknya menyudutkan dirinya. Sedangkan Sefty yang melihat adik kakak di seberang telepon sana hanya tersenyum.
"Paul kenapa belum tidur, hm?" tanya Sefty.
"Belum mengantuk." jawab Paul seadanya. "Kakak cantik kenapa belum tidur?"
"Dia pasti sedang memikirkan Abang," timpal Rahm narsis.
"Memang iya?"
"Coba saja kau tanya."
Paul memiringkan badannya, hingga layar ponsel hanya menampakkan wajahnya saja. "Kakak cantik memang benar sedang memikirkan Abang?" tanya Paul.
"Pasti iya," Wajah Rahm kembali nampak di layar ponsel.
"Sebenarnya tidak."
"Hahahaha..." Paul tertawa puas sekali mendengar jawaban Sefty. Di seberang sana, Sefty juga ikut tertawa saat melihat wajah kusut Rahm karena diledek adiknya sendiri.
"Oh iya, ini sudah malam, kenapa Paul bisa belum mengantuk?" tanya Sefty.
"Dia ingin dibacakan dongeng olehmu," Suara Rahm kembali terdengar.
"Dibacakan dongeng? Ya sudah, tunggu sebentar." Sefty mengambil buku dongeng miliknya di rak buku. Biasanya, ia akan membaca dongeng untuk keponakannya saat Kak Agam dan keluarganya menginap di sini. Malam ini, ia justru akan membacakan dongeng itu untuk Paul. "Oke, sekarang ponselnya berikan pada Abang, lalu Paul berbaring nyaman ya." perintah Sefty.
"Siap Kakak cantik."
Gambar di video call menjadi tidak beraturan, dan Sefty yakin kalau saat ini Paul sedang menyerahkan ponsel itu ke tangan Rahm dan sibuk membenarkan cara tidurnya. Tidak lama, layar ponsel kembali dipenuhi oleh wajah Paul yang kini sudah berbaring dengan selimut di tubuhnya.
"Ini adalah cerita kancil yang menyeberang sungai yang dihuni oleh sepuluh buaya." ucap Sefty mengawali ceritanya. "Ada berapa buayanya?" tanya Sefty pada Paul.
"Sepuluh."
"Eh, kenapa kalian malah tanya jawab?" Seketika Rahm muncul di layar ponsel dengan wajah bingung.
"Hahaha baiklah, maaf. Oke Paul, tidak perlu menjawab ucapan Kakak ya. Sekarang Paul pejamkan mata dan dengarkan Kakak bercerita."
Sefty memulai ceritanya dengan kancil, si binatang kecil yang cerdik yang akan menyeberang sungai, lalu dihadang oleh buaya dan akan dijadikan santapan. Dengan kecerdikannya, si kancil akhirnya bisa membodohi buaya dengan mengatakan bahwa ia akan menghitung jumlah buaya terlebih dahulu agar pembagian tubuhnya nanti bisa pas dengan jumlah buaya yang ada. Sefty terus bercerita panjang lebar sembari memperhatikan wajah Paul dan sesekali membaca buku dongeng di tangannya.
Di seberang sana, Rahm tak hentinya tersenyum melihat wajah Sefty yang begitu ceria saat menceritakan dongeng untuk adiknya. Ya, Rahm memegang ponsel dengan mengatur kamera agar menjadi kamera belakang dan adiknya bisa terlihat sepenuhnya di layar ponsel. Tanpa sepengetahuan Sefty, Rahm tersenyum sepanjang mendengarkan cerita karena ia bisa menatap wajah Sefty sangat lama.
"Dan akhirnya, si kancil 'pun berhasil menyeberangi sungai dengan bantuan para buaya yang bodoh, selesai." ucap Sefty mengakhiri ceritanya.
Rahm membenarkan selimut adiknya agar sang adik bisa lebih nyaman dalam tidurnya. Setelah itu, Rahm kembali membalik kamera dan kini menampakkan wajahnya sendiri.
"Terima kasih atas bantuanmu malam ini," ucap Rahm.
"Hm, tidak perlu sungkan, aku juga menyayangi adikmu."
"Kalau Abangnya?"
"Ha?"
"Kau juga menyayangi Abangnya tidak?" goda Rahm.
"Sudahlah, jangan menggombal terus, ini sudah malam."
"Hahaha baiklah, kalau begitu aku matikan teleponnya. Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu, good night and have a nice dream."
"Thank you."
mari saling mendukung
udh end aja kk....tp ga pa2 deh,d tnggu crta slnjtnya y....
Smngttt.....
Srius aldo nkah sm arneta???dr slingkuhn,jd suami istri sah.....
ni pgi2 udh d ksih yg mnis2....kl yg pnas2,biar reader yg halu aja....
🤭🤭🤭
jd iri sm kluarga mreka,sweettt.....
Saingnmu trnyta ankmu y sefty????
nasib....nasib....
pdhl udh pke saringn tahu,ggal deehhh.....🙈🙈🙈
rahm udh blah duren dooonngggg.....
Gmn rsanya rahm??????pst nagih kn????🙈🙈🙈....
Tuuuhh....udh d ksh ksmptn sm aira y dave,aws aja kl smp nyktin aira....
Gni nih kl pngntn baru msh ting2,mlm prtma bknnya blah duren mlsh ngedongeng....brsa jd bocah yg d bcain bku crta ga sih,lma2 jd ngntuk jg....😂😂😂