Menikah Dengan Psikopat

"Reva...! Haaa...!"

Nur berteriak melihat dan memanggil sahabatnya yang sudah lama tak berjumpa,lari merenggangkan tangannya ingin memeluk, begitupun Reva yang menyambut pelukan Nur.

Andre,dari kejauhan melihat Reva dan Nur berpelukan layak nya teletabis tersenyum.

"Sepertinya mereka sangat dekat." "Baguslah kalau memang benar temennya..."

Andre pun melanjutkan perjalanannya untuk menyelesaikan tugas.

Nur mengajak Reva menuju restoran yang ada di dekat kantor,karna kebetulan sudah jam makan siang

Reva dan Nur masuk restoran dan memesan makanan ,mereka berbincang bincang seru mengingat masalalu,melepas kerinduan.

"Nur lo inget nggak waktu kita sekolah,yang waktu habis lepas maghrib itu....Waktu lo dikira kuntilanak."Ucap Reva tertawa geli mengingat kejadian itu.

Nur terkekeh kemudian tertawa lepas mengingat kejadian yang lalu.

"Kamu masih inget aja,iya yah lucu baget." Ucap Nur tertawa.

"Waktu itukan aku nggak sengaja Rev..." Ucapnya lagi.

"Lagian lo tu yah iseng bener, sumpah...!"Seru Reva menggelengkan kepala sambil terus tertawa.

"Waktu itu gimana sih Nur ceritanya, gue masih bingung deh."Sambung Reva lagi.

"Waktu itu,yang lain kan pergi solat maghribkan," Nur menahan tawanya.

"Karna aku baru bersih dari M aku nggak ikut jamaah dong, aku mandi besar dong keramaskan."Nur menjelaskan dengan tawa yang tertahan.

"Terus...Terus...Terus...?" Ucap Reva yang semakin penasaran.

Nur melanjutkan, "terus,abis selesai mandi,aku liat tuh ,ada gamis putih yang akan di pake buat pentas."

"Jadi aku cobain pas dicobain kegedean,jadi tangan kaki nggak kelihatan,rambutnya masih basah lagi abis keramas,udah gitu panjang sampe lutut."

"Tiba tiba, jamaah solat pada pulang kaget liat aku dari belakang pula, yang pake gamis putih rambut panjang basah"

"Mereka sampe bertabrakan lari kuntilanak...!!Kutilanakkk...!! gitu,hahaha..."

"hahahaha...!!! Uhuk uhkkk...Reva tertawa hampir tersedak minumannya.

"Gempar loh Nur satu sekolahan, Itu yang liat lo duluan 3 orang sampe sakit demam satu minggu."Ucap Reva terus terkekeh.

"Iya kasian banget,padahal aku nggak sengaja loh..."Ucap Nur menyesal.

"Untungnya aku nggak di hukum, karna emang aku nggak sengaja." Sambung Nur lagi.

"Siapa yang tega hukum lo Nur."Ucap Reva tersenyum."Jangan kan guru siswa satu sekolahan aje sayang lo semua.

"Gue heran deh sama lo,ko bisa gitu. Sampe yang tadinya benci ama lu aja jadi sahabat lu."Reva menggeleng.

" Iyah yah...?Aku juga baru nyadar."

"Lu punya pelet ya...?" Reva menggoda Nur.

"Sialan lu." Ucap Nur memukul tangan Reva..

"Awww...!! Sakit..." Reva tertawa lagi.

"Lo inget juga nggak waktu lo selamatin gue saat di keroyok preman...?" Sambung Reva lagi.

"Iya aku inget." Nur tersenyum.

"Saat itu kamu udah ga bisa berkutik di keroyok, aku bawa orang idiot yang biasa aku bantu untuk selamatin kamu."Nur terkekeh.

" Bukan hanya idiot Nur..." Reva dengan wajah jijik. "Si idiot itu juga jorok banget,beraknya jatuh berceceran di kaki ama tangannya udah gitu,ileran lagi,ide lu jorok banget bener dah. Uwwllleekkk...Jijik gua ingetnya."

"Tapi efektif banget sih tuh preman pada bubar,walaupun ahirnya gue muntah muntah."Ucap Reva menggosok gosok perutnya mual.

"hahaha..." Nur tertawa lepas melihat ekspresi sahabatnya. "Itu kotoran bo'ongan tau aku yang rias dia begitu.

"Oooo...Gitu yah...Hahaha...Reva yang terkejut tertawa lagi.

Eh ,oh iya Nur,gue ikut prihatin ya, gue denger berita tentang Agus dan lo.." Reva menatap Nur sedih.

"Iya,makasih Rev,tapi masalahnya belum selesai sepertinya..."

Nur menyentuh dagunya dengan tangan sambil berfikir.

"lo, kenapa...? Bukannya Agus udah ketangkap dan di penjara yah...?"Reva menatap Nur terheran heran.

"Iya sih, tapi tadi pagi ada yang ngasih aku paket aneh Rev..." Jelas Nur.

"Hah..!! Siapa...? Ada namanya kagak....?" Reva melipat tangannya serius memandang Nur.

"Nggak ada, tapi filing aku sih masih ada hubungannya sama kasus Agus Rev." Ucap Nur

"Emmmm..Reva mengangguk,tenang aja besty,gue ada disini untuk lo." Reva menenangkan.

"Aku lega banget kamu dateng.." Ucap Nur memegang tangan sahabatnya itu.

"O iya nanti aku mau ada acara liburan kantor,, lo mau ikut nggak...? " Nur mengajak Reva.

"Emang boleh yah...?" Reva memanyunkan bibirnya.

"Entar aku ngomong ama pak Joni biar kamu ikut,pasti boleh,jawab Nur merasa yakin.

"Eh Nur, ada mamang itu nggak...?"