NovelToon NovelToon
Gadis ODGJ & Fotografer Dingin

Gadis ODGJ & Fotografer Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyajenkpankestu_

"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.

"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.


Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.


Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Setelah mendapatkan perintah, joeny pun berjalan perlahan dan terus mengayuh kursi roda. Pada akhirnya, jeony sampai ke tempat bunda diva membersihkan taman belakang. Kemudian, bunda diva menghampiri jeony yang sudah tersenyum lebar sambil meminta tangan bunda diva ingin jeony cium sebagai takzim. Saat itu juga, bunda diva melepas sarung tangan dan memberikan tangannya untuk jeony cium.

"Assalamualaikum bunda"ucap jeony sembari tersenyum.

"Waalaikumsalam anak cantik bunda. Gimana sudah baik luka di wajah heum"tanya bunda diva sembari menoel dagu jeony sesaat.

"Alhamdulillah sudah membaik bunda. Oya jeony mau bertanya, bunda lagi membersihkan beberapa petak taman pot bunga ya"jawab jeony yang balik bertanya.

"Ya nak. Apa kamu mau membantu bunda, merawat dan menyiram tanaman saya yang ada di asrama ini nak? Tapi, jadwal menyiram bunga pot sekitar jam enam pagi dan jam empat sore apa jeony mau?"tanya bunda diva sembari mengibaskan tangan yang sedikit terkena lumpur tanah gambut.

"Mau bunda. Joeny bakal menjaga dan merawat tanaman ini penuh dengan kasih sayang bunda"jawab jeony dengan sangat bersemangat.

"Baik. Mulai besok, jam enam pagi harus sudah ada disini ya nak"titah bunda diva sembari menatap pot yang sedikit keluar dari pangkas jarak yang ditentukan.

"Ya bunda. Sekarang tugas pertama jeony apa?"tanya jeony penuh dengan semangat. Kemudian bunda diva memberikan sebuah kantong plastik,

"Ayo sekarang kamu tuang pasir humus ke dalam kantong yang berukuran lebih kecil setelah itu masukkan bibit pohon buah anggur di dalam pot plastik yang sudah berisi pasir ya nak"ucap bunda diva sambil mempraktekan cara memasukkan pasir humus kedalam kantong plastik, kemudian dimasukkan tunas bibit buah anggur, setelah itu di tumpuk kembali dengan pasir humus dan di letakkan di ruang petak yang sudah disediakan.

"Baik bunda"jawab seadanya sambil mengikuti gerakan bunda diva yang sedang memperbanyak bibit buah anggur di kebun kecilnya.

Tak berselang lama, joeny pun berhasil melakukan tugas berkebun dari bunda diva yang sedang tersenyum melihat ke arahnya.

Matahari terik siang berubah menjadi senja sore yang manis. Bunda diva dan jeony segera menyelesaikan pekerjaan, kemudian mengantarkan jeony kedalam asrama karena adzan magrib akan segera berkumandang.

"Nak joeny"Ucap bunda diva sembari menghampiri jeony yang sibuk membersihkan tangan yang bercampur dengan lumpur.

"Ya bunda"jawab jeony seadanya.

"Sudah bersih tanganmu nak"tanya bunda diva sembari mendorong jeony untuk keluar dari kebun milik bunda diva.

"Sudah bunda"jawab jeony sembari tersenyum.

"Ya sudah. Sekarang sudah sore, besok di lanjut lagi berkebun ya nak"titah bunda diva sambil mendorong kursi roda dengan pelan.

"Baik bunda"sahut jeony dengan senyum merekah hingga kedua lesung pipi jeony tercetak jelas di wajah chubbynya.

Berlanjut keesokan harinya, jeony melakukan hal yang sama, seperti pada saat kemarin sore, yaitu berkebun milik bunda diva. Dengan baju panjang berwarna navy dan hijab instan berwarna senada serta celana plisket warna hitam, saat ini jeony sudah mengayuh kursi roda berjalan ke kebun. Beberapa saat mengayuh kursi roda, akhirnya jeony sampai di kebun. Lalu, jeony menghampiri bunda diva yang sedang menyiram bunga di bagian barat yang terlihat sangat cantik.

"Assalamualaikum bunda diva"ucap jeony sembari mengambil tangan bunda diva untuk joeny cium sebagai takzim.

"Waalaikumsalam ya nak. Sekarang kamu sudah sampai, ayo joeny lanjutkan sisa penanaman bibit yang kemarin joe"titah bunda diva sembari menunjuk balkon kecil, agar jeony lebih mudah membantu dalam proses penanaman bibit buah anggur.

"Baik bunda, siap laksanakan"jawab jeony begitu bersemangat sambil memberikan saat hormat. Hal itu tak luput dari penglihatan bunda diva yang terus tersenyum melihat joeny yang tak murung seperti beberapa hari sebelumnya.

Jeony terus melakukan aktivitas berkebun dengan penuh semangat. Sesekali, jeony mengusap peluh yang ada di wajahnya dengan mengangkat lengan tangan untuk menyapu keringat yang terus bercucuran. Waktu terus berjalan, dua hari sebelumnya jeony berangkat sendiri untuk pergi ke kebun, pada hari ini jeony diberi kepercayaan untuk mengelola kebun bunda diva sendiri tanpa campur tangan dari orang lain.

Setiap hari, joeny melakukan aktivitas dengan riang dan senang. Akan tetapi, tatapan sinis dan cara pandang para santri asrama yang lewat di kebun belakang membuat jeony tak nyaman, serta jeong begitu risih mendengar jika ia selalu di rendahkan di depan santri asrama lain.

"Wahh ada penghuni asrama baru, tetapi kok jalan pakai kursi roda ya"bisik santri bernama wina di telinga kiri gifsya.

"Lha, ya gue baru ngeh. Lha memang kenapa kakinya nggak bisa jalan ya"celetuk gifsya pelan tepat di depan jeony yang saat ini tengah berkebun.

"Hust!!! omongan lo sya"jawab Wina sembari menutup mulut gifsya dengan telapak tangan sehingga membuat gifsya Sulit bernafas.

"Woy, woy ini gue nggak bisa nafas njirr"ketus gifsya sembari terus melepas tangan Wina dari mulutnya. Seketika, Wina melepaskan tangannya dari mulut gifsya sembari tersenyum lebar seolah merasa tak bersalah.

"Maafin gue ya sya. Gue benar-benar minta maaf coba lo lihat arah jam tiga ada siapa itu berdiri disana"sahut Wina sembari menunjuk ke arah gus alfarad dan gus alwi sedang jalan bersama. Sontak, gifsya menutup mulut lalu mengajak Wina pergi sebelum ketahuan.

"Astagfirullah. Ayo Win, kita kabur dulu sebelum kita dipermalukan win"titah gifsya sambil menarik tangan Wina untuk menjauh dari kebun milik bunda diva yang saat ini sedang dibersihkan oleh jeony seorang diri.

"Ayo capcuss…"sahut Wina seraya memberikan lambaian dengan gus alfarad dan alwi yang sedang melihat secara sekilas.

Setelah gifsya dan Wina pergi, joeny tetap masih bisa mendengar sayup suara yang merendahkan dan memakI dari jarak tak terlalu jauh. Hal itu tak menurunkan niat baik joeny ingin melakukan pekerjaan bersih-bersih kebun.

"Wahh siapa itu cewek di kebun bunda diva?"

"Sepertinya Cewek disabilitas bawaan gus alfarad dan gus alwi kayaknya"

"Lha! Seorang gus kok membawa cewek disabilitas sih. Nggak menarik banget"

"Eneg banget mukanya, yuk kita pergi"

"Sudah tahu eneg masih melambaikan tangan"

"Ya tidak apa-apa sih. Sesekali kita menggibah orang lain"

"Beh! Lo kan memang mulut lemes!"

"Hah! Apa lo bilang! Gue lemes? Bukannya kebalik ya?"

"Lha kenapa kebalik? Bener kan, lo yang tukang lemes"

"Sudah jangan banyak bacot. Ayo kita pergi!"

"Ehh tunggu, gue belom selesai menggibah!"

Dengan menahan kesal, para santri terus keluar dari pelan sembari melewati jeony yang sedang membersihkan kebun. Kalimat dan perkataan orang yang terus memaki joeny terus terdengar. Ucapan itu terdengar biasa bagi orang lain. Akan tetapi, bagi joeny itu sangat menyakitkan. Bahkan ia merasa seperti terdakwah di kursi pesakitan. Tatapan sinis dan curiga yang membuat jeony semakin terpuruk dan selalu menjatuhkan harga diri yang selalu mengerutuk diri sendiri.

1
Fiyantin Pangestupp
semangat kak/Drool/
Rarapangestu
/Drool/
Rarapangestu
semangat kak
Rarapangestu
/Smile/
Rarapangestu
/Drool/
Fiyantin Pangestupp
kasihan si jeony, semangat ya dek/Drool//Drool/
Rarapangestu
/Drool//Drool/
Rarapangestu
tetep semangat kak/Drool//Drool/
Fiyantin Pangestupp
keren
Rarapangestu
tetep semangat kak /Drool//Drool/
disya
SAVE DULU AHH, NANTI BALI LAGI KALAU SUDAH END
semangatt thorrr/Drool//Drool/
Rarapangestu
harus masuk rekomendasi🥰🥰👌👌
Rarapangestu
semangat kak
Dyajenkpankestu_
odgj orang gangguan mental sakit jiwa kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!