Vivian Lian di hidupkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari suaminya dan adik tirinya. Di kehidupan lalu, dia mempercayai ibu tirinya dan adik tirinya hingga berakhir mengenaskan. Dia pun melakukan cinta semalam dengan calon tunangan adik tirinya hingga mengandung anak sang CEO demi membalaskan rasa sakit hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Semua Ini?!
Aaa
Vivian langsung menutup mulutnya saat menyadari suara nyaringnya itu mengundang perhatian orang di meja makan.
"Vivian kenapa?" tanya Daddy Elmar.
"Tidak ada Dad, hanya ada sesuatu yang menyangkut di tenggorkan." Vivian berpura-pura sakit, ia mengamb segelas air minum di sampingnya. Air putih itu ia teguk pelan sambil melirik Anderson. Pria mesum itu, ia ingin menyantapnya hidup-hidup. Bisa-bisanya dia mencubit pahanya.
Tanpa merasa bersalah, Anderson memakan sarapannya dengan nikmat.
"Diane, dimana Alena? Aku tidak melihatnya?" tanya Nenek Amel. Sekian menit dia duduk tapi tidak melihat batang hidung Alena.
Karena fokus pada Vivian, ia lupa belum mengajak putrinya. "Alena mungkin masih bersiap-siap Nek, aku akan memanggilnya."
Selesai sarapan, nenek Amel dan Anderson menuju ruang keluarga. Sedangkan Vivian berpamitan untuk ke belakang sebentar, tanpa dia sadari, Anderson mengikutinya.
"Vivian," Anderson menarik pergelangan tangan Vivian hingga tubuh Vivian membentur dada bidang Anderson.
"Apa yang kau lakukan Anderson? Cepat lepaskan aku." Vivian menatap tajam dan menekan perkatannya. Ia tidak boleh dekat-dekat dengan Anderson, apa lagi ia baru meyakinkan ayahnya kalau ia tidak salah.
Anderson menyeringai, enak saja ia di buang begitu saja oleh Vivian. "Kau ingin aku membongkar semuanya, maka turuti aku."
"Apa mau mu?" tanya Vivian.
"Nanti malam aku ingin kita bertemu di Apartement ku. Kau harus datang," Anderson mendekati telinga Vivian. "Kalau tidak, aku akan membongkar semuanya." Anderson melepaskan tangannya dari Vivian dan berlalu dengan berwibawa.
Vivian mengusap wajahnya dengan kasar, ia benci dengan Anderson yang seenaknya saja memaksanya.
....
Alena merasa menjadi wanita yang paling bahagia. Dia melihat kalung berlian yang di berikan nenek Amel sebagai permintaan maafnya, tentu saja ia menerimanya dan tak menolaknya.
"Terimakasih Nek."
"Maaf Alena, nenek tidak mengajak mu. Sebenarnya nenek menyiapkan hadiah ini bersama dengan kakak mu, ya sebagai suprise."
Mommy Diane tersenyum hambar, perkataan nenek Amel sama saja membawanya ke dalam masalah lagi. Ia melirik Daddy Elmar yang sama sekali tak melihatnya bahkan meliriknya sekali pun.
Sial! Nyonya Amel mengatakan seperti itu sama saja dia meyakinkan aku dengan Alena kalau aku bersalah batin Nyonya Diane.
Alena merasa ada yang kurang, ia tidak melihat keberadaan Vivian dan Anderson.
"Mom, dimana kakak?" tanya Alena. Ia tidak rela Vivian meluangkan waktu bersama Anderson.
"Kakak mu ke belakang, biar Mommy panggil."
Anderson berderhem, dia duduk di samping nenek Amel tanpa melihat ke arah Alena. Ia tidak ingin mengejeknya atau memuji Alena.
Anderson, dia semakin tampan saj batin Alena.
Ibunya tidak salah mencarikan jodoh untuknya. Sangat mudah sekali menaklukkan nenek Amel. Anderson lebih segala-galanya di bandingkan Feng Yan. Pria biasa yang tidak sebanding dengan Anderson. Kalau bukan karena kebaikan ibu, Feng Yan sudah pasti jadi gelandangan.
"Anderson bagaimana kalau kau dan Alena keluar bersama, sekalian kalian mengakrapkan diri," ujar Mommy Diane.
Anderson ingin angkat bicara. Namun nenek Amel mendahuluinya. "Benar, Anderson bawalah Alena keluar."
Kalau kau ingin mendapatkan Vivian, turuti saja perkataan ku.
Anderson yang mengingat ucapan nenek Amel pun mengiyakan. Dia membawa Alena jalan-jalan seperti kemauan wanita itu, shoping dan makan di luar.
Tak terasa waktu yang telah di lalui, kini sampailah pernikahan Alena dan Anderson. Sedangkan pernikahan Vivian dan Feng Yan akan di lakukan setelah pernikahan mereka.
Terlihat wajah mommy Diane dan Alena yang berseri. Seakan mereka memenangkan sebuah lotre. Kedua menatap sinis kearah Vivian. Vivian pun tersenyum menyeringai, ia ingin melihat seberapa tebal wajah mereka.
Anderson terlihat sangat tampan, wajahnya putih itu seakan memancarkan cahaya. Pandangannya tertuju pada Vivian. Sebelum sumpah perjanjian pernikahan, Anderson mengambil kesempatan untuk berbicara. Di belakangnya ada sebuah layar lebar, layar itu pun menampilkan sebuah foto. Foto masa kecilnya. Bayi yang baru merangkak itu tersenyum memperlihatkan gusinya.
"Sebelum aku menempuh hidup baru, aku ingin memperkenalkan masa kecil ku."
Anderson tersenyum, dia memeluk nenek Amel. "Masa kecil ku, aku kehilangan kedua orang tua ku. Mereka meninggalkan aku yang aku belum tau apa itu Dunia?" Mengingat masa kecilnya, ia ingin sekali merasakan kehadiran kedua orang tuanya. Layar itu pun berubah, terlihat kedua orang tua Anderson. "Mereka meninggalkan aku tepat aku berumur 1 tahun. Aku beruntung, aku memiliki seorang nenek, dia wanita tercantik di dunia. Dia melengkapi sosok kekurangan dalam hidup ku, sebagai seorang ibu, ayah dan nenek."
Anderson jiwanya, ia sangat menyayangi cucunya ini. "Nenek sangat menyayangi mu."
Namun beberapa menit kemudian, suara riuh terdengar. Layar itu tiba-tiba berubah menjadi Foto Feng Yan dan Alena yang tidur bersama dalam keadaan tanpa busana, berganti lagi saat Alena memejamkan kedua matanya merasakan cumbuan Feng Yan.
Vivian mengubah ekspresinya, ia pura-pura marah dan merasa di khianati. "Apa maksud semua ini Feng Yan?!"