akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menuju hari esok
Sebenar nya, Ustadz Firman adalah seorang pria yang penyayang, dan pengertian.
dia telah menikah dengan Rania sudah beberapa tahun,
dan keduanya menjalani kehidupan yang harmonis. Walau pun ada nya kontak fisik,
Firman selalu berusaha untuk menjadi suami yang baik dan mendukung istrinya dalam segala hal.
Namun, semalam, Firman bertemu dengan mantan kekasih istri nya ya itu Roby, yang ternyata masih mengantuk mencintai istrinya.
Sebagai seorang ustadz, Firman mengutamakan kebahagiaan Rania di atas segalanya. Ia merasa bahwa jika Rania masih memiliki perasaan terhadap roby, ia harus bersedia mengorbankan pernikahannya demi kebahagiaan sang istri.
Firman pun mencari cara untuk menyatukan kembali Rania dengan Roby meskipun itu berarti akan kehilangan cinta sejatinya.
Firman ingin berbicara dengan Rania mengenai perasaan nya,
"Ustad sudah pulang?" ucap rania ketika pintu kamar hotel nya di buka,
ntapi firman malah mengurungkan niat nya untuk berbicara dengan istrinya, ketika mendapati istrinya menyambut nya dengan senyum indah di bibir nya.
"Iya, kamu belum tidur,? Jawab balik firman.
" kebangun,! Saat ustadz datang,ujar Rania.
"Mm,, maaf sudah membuat mu bangun,
"Tidurlah lagi. Ini masih larut, kata firman meminta Rania kembali tidur,
" firman mematikan kembali lampu utama nya dan dia juga ikut merebah kan tubuh nya di samping istri nya, dengan menghadap kesamping membelakangi Rania
Malam itu, Firman tak bisa tidur. Pikirannya melayang-layang membayangkan bagaimana suasana pertemuan antara rania dan Roby besok.
Firman merasa cemas, apakah ia akan kuat melihat istrinya bersama pria lain, Hati kecilnya berbisik, mungkin rania akan lebih bahagia bersama Roby.
Tanpa terasa firman pun mulai terlelap dalam mimpinya,
Di dalam lelap nya tidur (Firman melihat rania yang sedang duduk di ruang tamu dengan Roby.
Wajah mereka tampak ceria, membuat hati Firman semakin pedih. Ia berusaha mengendalikan emosinya dan mendekati mereka dengan tenang.
"Rania, kita perlu bicara," ujar Firman dengan suara yang bergetar. Ia berusaha menatap istrinya dengan tegas, meski sebenarnya hatinya hancur melihat rania begitu bahagia bersama Roby.
Rani menatap Firman dengan wajah bingung, namun akhirnya mengangguk. "Baiklah, kita bicara di kamar," jawabnya.
Firman mengikuti rania ke kamar mereka. Di sana, ia mengungkapkan perasaannya,
betapa kecewa dan sedihnya diri nya, mengetahui perselingkuhan rania. firman mencoba mengerti apa yang membuat rania merasa tidak bahagia dalam pernikahan mereka, dan bersedia melakukan apa saja demi memperbaiki hubungan mereka.
Rania menangis, merasa bersalah atas perbuatannya. Ia berjanji akan mengakhiri hubungannya dengan Roby dan memperbaiki pernikahannya dengan Firman.
Firman berharap, keputusan rania kali ini adalah keputusan yang tepat untuk kebahagiaan mereka berdua.)
tiba tiba
"Astagfirullah firman terperanjat dari tidur nya saat azan subuh terdengar berkumandang dari masjid dekat hotel itu,
Firman mengusap wajah nya, karna mengalami mimpi yang sangat buruk,, bisa bisanya dia bermimpi tentang kejadian hari esok yang sudah pasti,
Istrinya tidak akan seperti itu. "Syukurlah hanya mimpi, gumam nya.
Di tatap nya rania yang ternyata masih tertidur di samping nya,
Malam ini firman tidak lagi mencuri ciuman dari rania, karna dia tertidur dan bangun sudah waktu subuh seperti ini,
Karna tak lama biasa nya rania juga akan terbangun.
"mm, "ustadz sudah bangun?" suara rania yang serak khas bagun tidur mengaget kan firman,
"Iya, ini sudah subuh, sebaik nya kita sholat dulu, ya!"
"Baik ustadz, jawab rania diapun bangkit dan menuju kamar mandi,
usai sholat subuh,
hari ini Rania bingung mau ngapain di hotel tersebut soalnya firman sudah pergi sejak tadi pagi-pagi sekali,
Firman pergi ke tempat peluncuran produk barunya yang memang menjadi tujuan utamanya datang ke sini sebenarnya firman sudah mengajak Rania namun Rania menolaknya karena merasa tidak biasa berada di lingkungan seperti itu,
Karena merasa bingung mau harus apa,
akhirnya Rania memutuskan untuk video call an bersama sahabatnya yaitu Ayana.
Rania memutuskan tetap berada di dalam kamarnya karena dia males untuk keluar hotel walaupun suaminya telah memberi izin untuk Rania berjalan-jalan di sekitaran hotel,
Rania memilih rebahan di dalam kamar hotel alias mager,
Saat sambungan video sudah tersambung.
"Pagi Rania tumben video call pagi-pagi begini,
"Iya nih males malesan ay ujarannya,
"Lo Kok males?" memangnya kamu nggak masak biasanya kan sudah berkutat di dapur kata ayana dari seberang sana.
"Aku lagi ada di Bandung ay, ikut ustad firman.
Ini lagi ada di hotel jadi aku bete mau ngapain dari tadi,
"Masya Alla jadi kalian ceritanya lagi bulan madu kata Ayana sok kaget dari seberang sana.
"Bulan madu apaan orang ustad firman ke sini nya urusan kerja, balas Rania.
Kirain udah berubah haluan gitu canda Ayana
"Heh" Rania menghela nafas, sebenarnya ustad firman mengajak kesini karena ingin mempertemukan aku dengan Roby ujar Rania pada ayana,
"Hah,, kamu serius ran, ustad firman yang sengaja ingin mempertemukan kalian?" Ayana terlihat terkejut,
Rania pun mengangguk karena setahunya begitu.
"Terus apa keputusan kamu,! "kamu jadi, ingin bercerai dengannya?.
"Sebenar nya aku ingin tetap bersama ustad firman saja, ucap rania terlihat malu,
"Astaga,, ya tinggal bilang biar gak usah repot repot di pertemukan dengan roby, ujar ayana,
"Tapi ay, aku masih ingin bertemu dengan Robby dan didampingi ustaz firman Aku ingi semuanya jelas dan aku tidak akan lagi punya hutang janji pada Robi kata Rania,
"Iya sih ran, sebaiknya kamu jelaskan sama Robi dan langsung kasih tahu ustad firman jika kamu tidak ingin bercerai darinya,
Rania mengangguk dengan usul sahabatnya memang itu yang tengah dipikirkannya sekarang.
Saat siang harinya firman,baru kembali ke hotel,
"Dek, bersiaplah sore nanti aku sudah membuat janji bersama Robi.
"kamu bisa bertemu dengannya dan berbicara juga kepadanya tapi aku akan memantau kalian dari tempat yang masih bisa melihat kalian berdua.
Rania tak menjawab dia bingung mau merespon seperti apa,
Sampai sore menjelang, firman dan rania ke luar dari kamar hotel, menuju sebuah taman yang ada di dekat hotel tersebut,
Rania nampak gugup, karna ini akan jadi pertemuan yang pertama lagi untuk nya dan robi setelah sekian tahun tak berjumpa,
Firman mempersilahkan rania duduk di sebuah bangku yang ada atap nya, seperti saung.
"Kamu haus?" firman masih sempat bertanya, tapi jujur hatinya tidak setegar itu,
Mengantar kan istri nya sendiri untuk bertemu dengan kekasih nya, itu adalah sebuah hal yang tak patut firman lakukan namun firman juga, harus menepati janjinya pada rania
Sebelum dia benar benar merelakan dan melepas rania ke pada robi,
Firman juga ingin tau sebesar apa robi juga mencintai istrinya itu,
Karena firman baru akan merasa lega jika Rania benar-benar ada yang mencintai seperti dirinya mencintai nya.
firman juga ingin memastikan Kalau pria yang bernama Robi itu adalah lelaki baik-baik dan pantas untuk Rania yang seorang putri dari kyai,
Setelah beberapa saat nampak lah sesosok Robi yang datang menghampiri firman dan Rania,
"Assalamualaikum,
Suara itu,
seketika Rani yang menolehkan pandangannya karena sangat mengenal suara tersebut,
"Waalaikumsalam firman menjawab salam dari robi,
"Rania" ini benar-benar kamu ucap Robi yang tidak bisa menahan rasa bahagianya bisa bertemu dengan kekasih hatinya.
"Baiklah kalian bisa mengobrol dulu aku akan duduk di sebelah sana ucap firman sebelum Rania menjawab ucapan dari Robi,
karena dia tidak mau mendengar saat istrinya membalas kata kata dari lelaki lain,
tentu saja hatinya sakit namun firman sebisa mungkin tidak menampak kan nya,
Rania kembali menoleh ke arah firman yang sudah beranjak dari tempatnya dan menjauh dari Robby dan dirinya,
"Assalamualaikum ran! sekali lagi Robby mengucapkan salam karena tadi Rania tidak menjawab,
"Dengan sedikit tertunduk Rania pun menjawab "waalaikumsalam.
Namun desiran-desiran yang biasa Rania rasakan saat berjumpa dengan Robby dahulu, kini tidak lagi dia rasakan,
Bahkan dirinya merasa bersalah karena telah menemui laki-laki lain bahkan di depan suaminya sendiri.