NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:266.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masuk Aula Informasi

Lei Nan merasakan ketegangan yang semakin mencekam. Satu per satu kandidat memasuki ruangan penyiksaan. Suara jeritan dan rintihan dari dalam ruangan semakin menggetarkan hati para kandidat yang menunggu giliran mereka. Waktu terasa berjalan sangat lambat, setiap menit berlalu dengan penuh ketegangan.

Akhirnya, tiba giliran Lei Nan. Ia menatap pria paruh baya itu sejenak sebelum menundukkan kepala dan membiarkan penjaga menutup matanya dan mengikat tangan serta kakinya. Gelap pekat menyelimuti pandangannya, dan tubuhnya terasa semakin berat dengan ikatan di sekujur tubuhnya. Ia didorong masuk ke dalam ruangan yang dingin dan suram, pintu tertutup rapat di belakangnya.

Di dalam kegelapan, Lei Nan berusaha menjaga ketenangan. Ia merasakan dinginnya udara dan bau logam dari darah yang sudah menetes di lantai. Pikiran Lei Nan kembali kepada ibunya. Keinginannya untuk menemukan ibunya memberinya kekuatan untuk bertahan. Ia tahu bahwa tidak ada jalan lain selain melewati ujian ini.

Tiba-tiba, rasa sakit yang luar biasa menghantam tubuhnya. Sebuah cambuk tajam mencabik kulitnya, membuatnya tersentak dan hampir kehilangan keseimbangan. Lei Nan mengertakkan gigi, menahan jeritan yang hampir keluar dari mulutnya. Rasa sakit semakin intens, setiap pukulan seperti petir yang menyambar tubuhnya. Namun, ia tetap diam, menahan kata-kata yang ada di pikirannya.

"Cepat katakan!"

Lei Nan ingat kata-kata di kertas itu, "aku tidak mau mati." Kata-kata itu terus berputar di pikirannya, menjadi mantra yang harus ia hindari. Rasa sakit semakin menyiksa, dan tubuhnya mulai bergetar hebat. Darah mulai mengalir dari luka-lukanya, tetapi Lei Nan tetap bertahan. Ia tidak boleh mengucapkan kata-kata itu, tidak peduli seberapa besar rasa sakit yang dirasakannya.

Tiba-tiba dirinya merasakan sebuah benda tajam di bahunya perlahan benda itu mulai bergerak, benar saja Lei Nan bisa yakin jika ini merupakan sebuah benda tajam.

"Sial...., aku harus bertahan."batin Lei Nan mengertakan giginya.

Detik demi detik berlalu seperti abadi. Lei Nan mulai merasa kehilangan kesadaran, tetapi ia terus menggigit bibirnya untuk tetap sadar. Pikiran tentang ibunya, tentang tujuan hidupnya, memberikan kekuatan tambahan untuk bertahan.

Akhirnya, suara gong yang dinantikan berbunyi. Lei Nan merasa lega yang luar biasa, tetapi tubuhnya begitu lemah sehingga ia hampir jatuh. Pintu ruangan terbuka, dan penjaga segera membawanya keluar. Mata Lei Nan masih tertutup, tetapi ia bisa merasakan udara segar yang masuk dan mengakhiri penderitaannya.

Pria paruh baya itu berdiri di depan pintu, menatap Lei Nan dengan tatapan penuh penghargaan. "Selamat, kau berhasil melewati tes terakhir," ucapnya dengan suara tegas. Lei Nan hanya bisa mengangguk pelan, napasnya berat dan tubuhnya terasa sangat lelah. Namun, ada rasa bangga di dalam hatinya karena telah berhasil melewati ujian yang begitu berat.

Setelah semua kandidat yang tersisa selesai menjalani ujian, pria paruh baya itu mengumpulkan mereka di satu tempat. "Kalian semua yang berhasil melewati tiga tes ini telah membuktikan diri kalian layak untuk masuk ke Aula Informasi. Selamat," ucapnya dengan suara lantang. "Namun, ingatlah, ini baru awal dari perjalanan kalian. Kalian akan menghadapi banyak tantangan lagi di masa depan."

Lei Nan merasakan campuran antara lega dan cemas. Ia telah melewati ujian yang berat, tetapi ia tahu bahwa ini baru permulaan. Dengan tubuh yang masih lemah dan penuh luka, ia memutuskan untuk terus maju. Ia akan mencari informasi tentang ibunya dan mencapai tujuannya.

Setelah diberi waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri, Lei Nan dan kandidat lainnya diarahkan ke sebuah aula besar di dalam Aula Informasi. Aula itu penuh dengan energi dan aura yang kuat, membuat semua orang merasa kecil dan tak berarti. Di depan aula, seorang pria tua dengan jubah panjang berdiri, menatap mereka dengan mata tajam.

Kandidat di sana hanya tersisa sembilan puluh orang, termasuk Lei Nan. Menurutnya, angka ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah orang yang mengikuti tes, yang hampir mencapai tiga ribu orang. Sekarang dirinya tahu mengapa Aula Informasi sangat sedikit anggotanya.

"Selamat datang di Aula Informasi," ucap pria tua itu dengan suara berat. "Kalian telah melewati ujian awal, tetapi perjalanan kalian baru dimulai. Kalian akan belajar banyak hal di sini, tetapi juga akan menghadapi bahaya dan tantangan yang tidak pernah kalian bayangkan. Perkenalkan, aku Peng Li, yang akan bertugas sebagai pengawas kalian."

Seluruh orang terdiam. Mereka tahu seorang pengawas minimal memiliki kekuatan di tingkat inti emas. Namun, Lei Nan sama sekali tidak mengerti mengenai hal itu karena kandidat lainnya kebanyakan mengetahuinya dari saat mereka dijemput perwakilan Aula Informasi.

"Baiklah, masing-masing dari kalian akan menjadi sebuah tim, dan setiap tim terdiri dari tiga orang," ucap Peng Li.

Suasana menjadi riuh. Mereka disuruh untuk membuat tim, dan mereka tidak tahu untuk apa tim itu sendiri. Yang mereka tahu sekarang, mereka harus memilih anggota mereka secara hati-hati.

Lei Nan melihat sekeliling, mencoba mencari orang yang bisa dipercaya untuk menjadi rekannya. Ada beberapa kandidat yang terlihat kuat dan berpengalaman, tetapi ia juga tahu bahwa kekuatan fisik bukan satu-satunya faktor yang penting. Lei Nan harus menemukan orang-orang yang bisa bekerja sama dengannya, orang-orang yang bisa diandalkan dalam situasi yang sulit.

Ia melihat seorang pemuda dengan mata tajam dan sikap tenang. Pemuda itu terlihat tangguh, tetapi juga cerdas. Lei Nan mendekatinya dan memperkenalkan diri. " Hei teman namaku Lei Nan. Apa kau tertarik untuk bergabung dalam timku?" tanyanya dengan suara ramah.

Pemuda itu menatap Lei Nan sejenak sebelum mengangguk. "Namaku Zhang Wei. Dan terima kasih sudah menyelamtkanku waktu tes pertama, karena aku ingat betul suaramu, dan aku mau menjadi satu tim denganmu," jawabnya.

Lei Nan terkejut, ternyata pemuda di depanya ini merupakan pemuda yang sebelumnya dirinya peringatkan akan adanya jebakan, dirinya merasa beruntung menyelamatkan pemuda ini karena itu memudahkanya untuk merekrutnya.

Mereka berdua kemudian mencari kandidat ketiga. Setelah beberapa saat, mereka menemukan seorang gadis dengan wajah penuh aura suram. Gadis itu terlihat lesu, dan Lei Nan merasa yakin bahwa dia adalah orang yang tepat untuk melengkapi tim mereka karena hanya dirinya yang tersisa di sana.

"Apa kau mau bergabung dengan tim kami?" tanya Lei Nan kepada gadis itu.

Gadis itu memandang Lei Nan dengan senyum yang samar, seolah-olah tidak percaya dengan tawaran tersebut. "Benarkah aku bisa masuk ke timmu?" tanyanya dengan suara pelan namun penuh harap.

Lei Nan mengangguk dengan penuh keyakinan. "Tentu saja. Aku Lei Nan, dan ini Zhang Wei. Kami butuh seseorang yang bisa bekerja sama dan saling mendukung. Kamu terlihat seperti orang yang bisa diandalkan," jawabnya meyakinkan gadis itu.

Gadis itu tersenyum sedikit lebih lebar. "Namaku Mei Ling. Aku akan bergabung dengan kalian," katanya dengan suara yang mulai terdengar lebih percaya diri.

Dengan demikian, Lei Nan, Zhang Wei, dan Mei Ling membentuk satu tim. Namun mereka tidak tahu jika mereka bertiga akan mengubah tatanan Aula Informasi yang sampai sekarang belum berubah.

Peng Li mengamati mereka dengan tatapan tajam sebelum melanjutkan penjelasannya. "Setiap tim akan diberikan misi yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Misi ini akan menguji kemampuan kalian untuk bekerja sama, berpikir strategis, dan menghadapi bahaya," ucap Peng Li dengan serius.

Lei Nan merasakan adrenalin mulai mengalir dalam tubuhnya. Ini adalah langkah berikutnya dalam perjalanannya, dan ia siap untuk menghadapi segala rintangan yang akan datang.

Setelah pembagian tim selesai, Peng Li mengarahkan mereka ke sebuah ruang peta besar di dalam Aula Informasi. Di sana, terdapat berbagai peta dan dokumen yang tersebar di meja-meja besar. Peng Li memberi isyarat kepada setiap tim untuk mendekati meja mereka masing-masing.

"Setiap tim akan diberi sebuah misi khusus yang hanya dapat diselesaikan dengan kerja sama tim. Baca instruksi kalian dengan hati-hati dan bersiaplah menghadapi apa pun yang akan kalian temui di lapangan," ucap Peng Li dengan tegas.

Lei Nan, Zhang Wei, dan Mei Ling mengambil tempat mereka di salah satu meja. Mereka melihat peta yang terbentang di depan mereka, dan sebuah gulungan instruksi yang tersegel dengan lilin merah. Zhang Wei membuka gulungan itu dengan hati-hati, dan mereka mulai membaca instruksi yang tertulis di sana.

"Misi kita adalah untuk menangkap seorang bandit hidup maupun mati, dan disini juga di jelaskan misi bisa di laporkan kepada walikota yang meminta misi ini jika sudah di konfirmasi kita diyatakan berhasil, dan setiap misi yang berhasil akan mendapatkan poin tim yang nanti bisa di tukar dengan bahan kultivasi maupun senjata."ucap Zhang Wei.

...Ilustrasi Zhang Wei...

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Njoooooost pokok'é ❤️
Asiyah Asiyah
hub mc dg ayahnya krg dkt..ini sdh bbrp episode tp tdk prnh ada pembicaraan diantara ayah anak
Asiyah Asiyah
klo reinkarnasi hrsnya mc sdh menguasai teknik2 n jurus brtarung ,pengalaman yg matang
Asiyah Asiyah
beh aneh sj pelayan tdk ada gunanya dijak mc , cm akan ikt campur ursn sj..
Asiyah Asiyah
hmmm hrs nya meningkatkan kekuatan dl dirumah ,jgn kluyuran tdk guna yg akhirnya cm dpt mslh
Asiyah Asiyah
hah sdh sakti msh bs nabrak org spt org awam sj
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Peri Harianto
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/lanjutkanthorrlanjutkanthorrlanjutkanthorrlanjutkanthorrlanjutkan

/Drool//Drool/
Derajat
Apakah Ada hub dg Aliran hitam yg mulai bergerak
bogel
teyuuuz
bogel
lanjuuuut
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Bocah Nakal... bagaimana tidak Hanton berpakaian seperti Biksu tapi suka Mabuk kepayang
bogel
gasss
bogel
tooop
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!