FAKE MARRIED

"Halo Ed, sebaiknya kau cepat ke ruang direksi sekarang juga!"

Ed segera keluar dari ruangannya menunju ruang direksi. Ia begitu terkejut saat mendapati ayahnya sedang menggunakan selang oksigen.

"Apa yang terjadi??" tanyanya begitu panik

Seorang pria segera memberikan ponselnya kepada Ed.

Ed begitu terkejut saat mengetahui berita tentang baby Al.

"Siapa yang melakukan semua ini?" gumamnya

"Tidak mungkin Rendi, apalagi Dev??"

Tidak lama Rendy juga memasuki ruangan itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Rendy dengan suara yang tersengal-sengal

Seketika Tuan Abimana segera bangun dan menghampiri Rendy.

*Plaakkk!

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Rendy.

"Dasar anak tak tahu diri, kenapa kau selalu saja membuat masalah di keluarga ini!" pekiknya

Rendy hanya bisa diam sambil memegangi pipinya.

"Sebenarnya ada apa ini ayah, tolong beritahu aku!" ucap Rendy

Tuan Abimana kemudian memberikan sinyal kepada asistennya untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Rendy.

Rendy tampak begitu terkejut saat mengetahui tentang menyebarnya berita tentang dirinya yang memiliki anak dari Devi.

"Siapa yang menyebarkan berita ini!" serunya tak percaya

"Ed!" Rendy segera menghampiri AD dan menghajarnya

*Buugghh!!

"Jangan bilang kalau kau yang menyebarkan berita ini!" ujarnya

"Apa kau bodoh, mana mungkin aku menyebarkan berita ini itu sama saja aku membunuh ayah," jawab Ed

"Kalau kalau bukan kau lalu siapa, apa mungkin Devi yang melakukannya??"

"jangan bawa-bawa Dev, dia tidak mungkin melakukan semua ini!" Tutur Ed membela Dev

"Kalau bukan dia lalu siapa??"

Tiba-tiba Rendy teringat dengan Mila. kini ia mulai yakin jika Mila lah yang sudah menyebar berita itu.

"Aku tahu siapa pelakunya, tidak salah lagi aku yakin pasti dia. Lihat saja apa yang akan kamu dapatkan atas perbuatan mu ini!" pekik Rendy

Saat ia hendak pergi untuk menemui Mila, tiba-tiba saja Tuan Abimana langsung bangkit dan menariknya.

"Mau kemana kau, apa kau ingin lari dari tanggung jawab. Siapapun yang menyebar berita itu aku tak peduli, aku justru harus berterima kasih kepada dia karena telah memberitahu kebusukan dari putra tunggalku," tandas Abimana

Semua orang tampak terdiam. Tak satupun dari mereka yang berani berbicara. Hanya Pak Hendro asisten pribadi Tuan Abimana yang tampak sibuk memperhatikan pergerakan saham perusahaan di pasar modal.

"Tuan!"

Pak Hendro segera menghampiri Tuan Abimana dan memberitahukan tentang pergerakan saham yang mulai mengalami penurunan drastis.

Tuan Abimana tanpa soft dan memegang dadanya. tiba-tiba lelaki itu limbung dan jatuh ke lantai. Semua orang tampak panik saat melihat orang nomor satu di Abimana Group itu jatuh pingsan .

Tidak lama terdengar suara mobil ambulance.

beberapa orang tenaga Medan segera berlari dan membawa Tuan api mana menuju ke rumah sakit.

Rendy dan Ed terlihat begitu panik, pria itu segera melesatkan mobil masing-masing setelah ambulance pergi.

Keduanya segera menuju ke rumah sakit tempat dimana sang ayah di rawat.

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Rendy

"Saat ini pasien masih belum sadar dan kondisinya masih kritis. Sebaiknya kalian berdoa saja semoga ia bisa segera siuman," jawab sang dokter

"Semua ini gara-gara dia, aku harus membuat perhitungan dengannya,"

Rendy kemudian menghubungi asisten, dan memintanya untuk mengurus Mila.

" Cari dia sampai dapat dan bawa dia ke apartemenku!" seru Rendy

#Apartemen Ed

*Pov Devi

Aku tak tahu kenapa perasaanku jadi tidak enak. Al bahkan seharian ini rewel. Ia terus menangis setelah bertemu dengan Mas Rendy.

Ya Tuhan mudah-mudahan saja tidak terjadi apa-apa.

Tidak lama aku mendengar suara bel rumah berbunyi. Aku buru-buru bergegas untuk melihat siapa yang datang.

Aku pikir Ed yang datang, namun siapa sangka aku dibuat terkejut saat melihat siapa yang datang menjengukku.

"Darius??"

Rasanya aku tak percaya saat melihat pria itu di depanku.

"Devi??"

Darius terlihat berkaca-kaca saat melihat ku. Ia begitu canggung saat hendak memeluk ku, karena aku sengaja menghindar.

"Apa kabar?" sapanya dengan seulas senyum diwajahnya

"Baik,"

"Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?" tanyaku

Kenapa pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut ku. Sudah jelas Mas Rendy pasti yang memberitahukannya. Secara Darius itu adalah kekasih Mas Rendy dan aku yakin mereka pasti tinggal bersama seperti dulu.

"Aku tahu dari berita di televisi," jawab Darius

"Berita di televisi??" Aku sedikit penasaran dengan ucapan Darius

Seolah tahu apa yang aku pikirkan, Darius segera mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah berita dari media online.

Aku benar-benar terkejut saat mengetahui aku menjadi headline news di hampir semua pemberitaan media online.

"Siapa yang menyebarkan berita ini??" Aku benar-benar tidak menyangka jika semuanya akan jadi seperti ini.

Aku benar-benar tak punya muka lagi untuk menampakkan wajahku di depan umum.

Pemberitaan itu begitu menyudutkan aku. Mereka mengatakan jika aku sengaja memanfaatkan pernikahan palsuku dengan Mas Rendy untuk mendapatkan kekayaannya. Aku juga sengaja menjebaknya hingga hamil dan melahirkan putra semata wayangnya.

Mereka juga mengatakan jika aku sengaja muncul kembali saat ia sudah menikah lagi, karena aku tidak mau ada orang lain yang akan mengusai harta keluarga Abimana.

"Kenapa mereka jahat sekali, kenapa aku malah yang jadi penjahatnya," aku benar-benar tak bisa menahan rasa sedihku.

Air mataku pun jatuh berderai membasahi pipiku, membuat Darius langsung memelukku.

"Harusnya kau tidak perlu menemuinya Dev, harusnya kau menjauh darinya, karena ia hanya akan membuat mu terluka," ucap Darius kemudian mengusap air mataku

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanyaku

"Pergilah dari kota ini, selamatkan putramu. Jangan biarkan keluarga Abimana mengambil putramu dan memisahkan kalian," jawab Darius

"Tapi aku harus kemana, aku tidak punya tujuan. Kau tahu kan kalau aku hanya seorang yatim piatu yang tidak punya saudara?"

Darius kemudian mengeluarkan sebuah tiket pesawat dan memberikannya kepadaku.

"Pergilah dan temui pria ini. Dia adalah temanku dan aku sudah minta tolong padanya untuk menjagamu dan memberimu tempat tinggal selama ada di sana," jawab Darius

Darius memberiku sebuah tiket pesawat untuk pergi ke luar negeri. Ia bahkan sudah mempersiapkan semuanya untukku termasuk rumah tinggal bahkan ia memberikan tabungannya kepada ku untuk biaya hidup ku selama tinggal di sana.

"Bila ada waktu aku pasti akan mengunjungi mu," imbuhnya

Tanpa berpikir panjang akupun setuju dan segera mengemasi barang-barang ku. Dengan bantuan Darius akupun berhasil meninggalkan Jakarta tanpa seorangpun tahu kemana aku pergi, termasuk Ed

Sebenarnya aku merasa bersalah karena tidak memberitahunya. Apalagi selama ini Ed adalah orang yang paling baik padaku.

"Maafkan aku Ed, semoga kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti?"