Bara harus bernasib sial, dia terus diikuti oleh arwah cantik karena hanya Bara yang bisa melihat dan menyentuhnya. Tubuh Gadis itu sedang terbaring koma di rumah sakit.
Bara adalah seorang ahli waris Neo Grup, dia bisa mendapatkan warisan jika dia sudah menikah, sementara dia orangnya tertutup karena itu dia terpaksa menikahi gadis koma itu, Karin Juliana. Gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Karin akan memiliki kesempatan untuk bangun jika ada pria yang mencintainya dengan tulus.
Apakah Karin akan mengenalinya jika dia bangun atau dia akan tetap mencintai kekasihnya, Revan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Dihargai
Pak Tian ingin menelpon asistennya mengenai jabatan direktur di perusahaan, dia sudah tidak kuat untuk bekerja terlalu lama lagi.
Namun begitu asistennya mengangkat telepon, ada rasa tidak enak hati jika dia menyerahkan jabatan itu untuk Elsa, walaupun hanya jabatan sementara tapi entah mengapa hatinya mengatakan tidak. Dia masih berharap Karin bisa secepatnya bangun dari komanya.
"Hallo, ada apa, Tuan?" tanya sang asisten. Karena Pak Tian tidak berbicara juga.
"Oh tidak apa-apa, tadinya saya ingin mengatakan sesuatu padamu tapi nanti saja."
Pak Tian menutup panggilan telepon. Dia menemui sang istri yang sedang duduk di meja makan menunggunya.
Makanan sudah banyak terhidangkan disana, tentu saja para pelayan yang menyediakan itu semua.
"Ayo sarapan, pa." ucap Bu Zora. Dia begitu sangat terlihat perhatian pada suaminya.
"Bagaimana, pa? Apa papa menyetujui Elsa menjadi direktur di K Grup?" Tanya Bu Zora pada suaminya yang sedang sarapan pagi.
"Papa masih kuat bekerja, nanti saja kita lihat perkembangan Karin dulu." Pak Tian terbatuk-batuk memegang dadanya yang terasa sangat sesak. "Ohok! Ohok!"
Bu Zora segera memberikan obat pada sang suami, "Diminum obatnya, biar cepat sembuh!"
"Terimakasih, Ma." Pak Tian mengambil obat itu dan meminumnya.
"Bukannya semalam papa bilang akan membicarakan masalah jabatan direktur ini dengan asisten papa?" Bu Zora tidak mengerti mengapa Pajak Tian berubah pikiran.
"Iya, kalau selama satu bulan Karin tidak ada perkembangan sama sekali. Papa sangat berharap Karin bisa cepat bangun dan berkumpul lagi dengan kita."
Bu Zora sangat kecewa sekali dengan keputusan suaminya, dia berharap Elsa secepatnya menjadi direktur disana.
****************
Revan datang ke rumah sakit untuk menemui Karin, dia hanya melihat Elsa disana.
"Mau apa kamu kesini, Van? Kalau papa melihat kamu bagaimana?" Elsa sangat panik saat melihat Revan yang masuk ke ruang tempat Karin dirawat.
"Tidak apa-apa aku akan menghadapinya." jawab Revan dengan santai, dia berjalan mendekati Karin.
Revan mengusap dengan lembut wajah Karin, "Aku akan secepatnya menikahimu, karena itu ayo cepat bangun sayang. Aku sangat merindukanmu. Bukan kah kau ingin hidup denganku dan memiliki anak suatu saat nanti? Karena itu ayo cepat bangun, aku sangat mencintaimu Karin!"
Mata Elsa berkaca-kaca melihatnya, seakan dia tidak dianggap sama sekali oleh Revan, padahal dia selalu ada untuk pria itu. "Kau yakin mau menikahinya? Aku akan membocorkan hubungan kita pada semuanya jika kamu menikahi Karin!"
Revan menghela nafas, "Silahkan, paling juga kamu di usir dari rumahmu."
"Apa sehina itu aku dimatamu? Padahal aku selalu ada buat kamu, Van!" Elsa terisak.
"Aku hanya ingin mencoba untuk setia pada Karin, Sa. Apa aku salah? Kau tau kan aku mendapatkan hatinya itu sangat susah, karena itu aku tidak akan pernah melepaskannya. Mulai sekarang lupakan tentang kita!"
"Tapi aku mencintaimu, Van!"
"Aku tau, tapi tolong hargai keputusan aku, Sa!"
Elsa tak mengatakan apa-apa lagi, dia terus mengusap air matanya yang keluar. Sementara Revan memilih untuk pergi , dia tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Elsa.
Elsa menghampiri Karin yang sedang terbaring koma, "Mengapa kamu tidak cepat mati ,Karin!"
Dia ingin mencabut ventiltor yang menutupi hidung Karin, tapi dia menghentikan niatnya karena dia tidak boleh gegabah , pihak rumah sakit akan mencurigainya jika dia mencabut ventiltor itu.
"Ah sial!" Elsa sangat emosi.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...