Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 29 - Tuntutan
Keesokan harinya, Ara menghindari Zester, gadis itu pergi ke kampus di pagi buta untuk menghindari berpapasan di lift seperti sebelumnya.
Hari ini dia membawa mobil sendiri supaya asisten Mike tidak menjemputnya lagi.
Ara akan memendam kebenaran sendirian karena masih gamang.
"Kenapa dia membuat janji seperti itu, belum tentu orang yang menolongnya bersedia menikah dengannya," gerutu Ara.
Tapi, kalau dia diam saja, Zester akan menikahi gadis yang salah. Apalagi lelaki itu tampak tidak menyukai Riri.
"Aaaa... aku bingung!" Ara jadi uring-uringan sendiri.
Melupakan masalah itu sejenak, Ara bergegas pergi ke kampusnya.
Sementara Zester sendiri baru terbangun dan senyum-senyum tidak jelas ketika mengingat waktu yang dia habiskan dengan Ara semalam.
Sebelum bersiap-siap ke kantor, dia memeriksa keadaan ularnya.
Nihil, ularnya tetap tidak mau berdiri.
"Kenapa harus Ara?" Zester sekarang bertanya-tanya.
Rasanya bukan hanya karena dia yang mengintip gadis itu di telaga, pasti ada sesuatu.
"Aku harus mandi dan mengajak Ara sarapan," ucap Zester kemudian.
Tapi sayang, gadis itu ternyata sudah berangkat ke kampus. Jadi, Zester langsung menuju kantornya dan meminta asisten Mike membeli sarapan untuknya.
Saat sampai di kantor, memang benar Zester mendapatkan sarapan tapi bukan dari asistennya melainkan calon istrinya.
"Zee..." Riri mendekati lelaki itu dan langsung memeluknya. "Aku semalaman menunggumu di apartemen tapi kau tidak pulang!"
"Apa kau tidur di hotel?"
Tidak ada respon apapun dari Zester.
"Kau pasti masih marah padaku, ya?" tanya Riri lagi.
"Biarkan aku duduk dulu," tanggap Zester akhirnya.
Riri pun melepas pelukan dan menuntun calon suaminya untuk duduk di sofa.
"Aku memasak sendiri," ucap Riri sambil membuka kotak makan yang dia bawa.
Gadis itu melayani Zester seperti sudah menjadi suaminya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Riri.
"Seperti biasa, masakanmu enak," jawab Zester. Dia ingin menghargai kerja keras calon istrinya padahal lebih enak masakan Ara dan bu kades.
Ah, kenapa Zester selalu memikirkan gadis lain padahal tengah bersama Riri.
Selesai makan, Zester ingin berbicara serius dengan Riri perihal pernikahan mereka.
"Bagaimana kalau menundanya sebulan lagi?" tanya Zester.
Riri terkekeh pelan, dia tahu akan begini lagi. Dari dulu Zester terus menunda pernikahan mereka padahal lelaki itu sendiri yang berjanji akan menikahinya.
"Kau tahu kenapa aku melakukan pesta lajang bersama teman-temanku ke Eropa tanpa izin darimu?" tanya Riri.
"Karena aku tahu akan menjadi seperti ini, aku malu karena pernikahan terus diundur, semua temanku terus menyindirku ditambah wedding organizer yang selalu mengeluh karena terus mengganti jadwal, aku sudah cukup sabar, Zee!"
Zester sebenarnya juga kasihan pada Riri, waktu dia tinggal ke luar negeri, gadis itu setia menunggunya.
Saat dia kembali, Zester memboyong Riri yang tinggal di Bali untuk pergi ke ibukota. Dia memfasilitasi semua keperluan gadis itu bahkan memberikan black card pada Riri.
Zester berharap mereka akan semakin dekat dan bisa saling jatuh cinta. Tapi, nyatanya Riri sibuk dengan dunianya sendiri begitupun dirinya.
"Kau jahat, Zee," Riri mulai menangis dan menuntut Zester untuk menepati janjinya.
"Maafkan aku, lanjutkan persiapan pernikahannya," Zester akhirnya memeluk Riri dan pasrah. Ini semua terjadi juga karena dia yang membuat janji disaat berada di hidup dan mati.
Waktu itu Zester merasa akan ditelan lautan padahal kenyataannya tidak seperti itu.
"Kalau begitu, kau harus menandatangani perjanjian pra nikah kita. Aku tidak mau saat kita baru menikah kau langsung menceraikan aku," tuntut Riri.
Gadis itu tidak mau pernikahannya dengan Zester hanya sebatas penggugur janji.