Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Perkenalan
Hari demi hari mulai berlalu, tak terasa Naura telah mulai masuk ke jenjang SMA. Masa dimana anak remaja beranjak menjadi dewasa. Masa dimana anak muda mulai tertarik satu sama lain.
Naura anak yang sangat polos, berpenampilan apa adanya dan juga tak mengerti berdandan. Tak sedikitpun bedak ia pakai untuk pergi ke sekolah. Hanya bermodalkan sabun cuci muka saja dia sudah merasa oke. Padahal, teman-teman Naura berdandan begitu cantik. Menggunakan pensil alis tipis, sedikit eyeliner dan mascara, tak lupa dengan sentuhan sedikit blush on dan lipstik.
Anak seusia Naura memang sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Ada yang sudah mulai berpacaran, ada juga yang hanya berteman. Dengan penampilan yang sederhana, banyak pula teman laki-laki Naura yang mencoba mendekatinya. Tetapi, dengan cueknya Naura hanya merasa bahwa semua adalah temannya.
Suatu hari, ada tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Naura mengerjakan tugas dirumah salah satu temannya bernama Ana. Naura meminta izin ayah bahwa besok ia akan pulang terlambat karena sepulang sekolah ia akan langsung kerumah Ana bersama teman-temannya yang lain.
"Ayah, besok Naura tidak usah dijemput saja karena pulang sekolah Naura akan ke rumah Ana untuk mengerjakan tugas kelompok" ucap Naura pada ayahnya.
"Rumah Ana dimana sayang? biar nanti pulangnya ayah yang jemput ya" kata ayah.
"Rumah Ana di Jl. Mangga no.10 yah, ayah tidak usah jemput soalnya Naura tidak tahu selesainya jam berapa. Nanti biar Naura naik angkutan umum saja atau nanti bisa pulang bersama teman-teman yang lain" ucap Naura.
"Oh ya sudah kalau begitu" kata ayah.
Walaupun Naura sudah berusia belasan tahun, namun ayahnya selalu mengatarkan kemanapun Naura pergi. Disaat ada acara sekolah atau acara bersama teman-temannya Naura tak malu jika dia masih harus di antar jemput oleh ayahnya.
Saat Naura mulai belajar kelompok di rumah Ana, ada beberapa teman Ana yang main kerumah. Salah satu dari teman Ana menaruh hati pada Naura.Namanya Roni, teman Ana yang selalu melihat ke arah Naura tanpa berkedip. Padahal Naura benar-benar berpenampilan polos tanpa make up. Saat pulang, Roni menawarkan Naura untuk mengantarnya pulang. Tapi, Naura menolaknya karena ia tak mengenal laki-laki itu dan baru pertama kali melihatnya.
Karena cueknya Naura, Roni semakin tertantang untuk mendekati Naura. Ia meminta nomor HP Naura kepada Ana. Mencoba menghubungi Naura dengan kata-kata manis, namun Naura tak menggubris. Sampai Roni meminta bantuan Ana untuk mempertemukannya lagi dengan Naura supaya mereka dapat mengenal satu sama lain.
"Naura, besok main kerumahku lagi ya. Aku besok ulang tahun. Aku akan mengadakan pesta kecil-kecilan dirumah. Jangan lupa datang ya sepulang sekolah" ucap Ana.
"Besok ???? insyaallah nanti aku usahakan datang ya" jawab Naura.
Sepulang sekolah, Naura mencari kado untuk Ana. Dia tak mau Ana kecewa karena dia tak hadir dalam ulang tahunnya. Setelah dapat kado, Naura menuju rumah Ana. Disana ada beberapa teman Ana uang sudah duduk di depan kue ulang tahun dan beberapa makanan.
Naura duduk di salah satu kursi, Roni yang mengetahui kedatangan Naura seketika langsung duduk disamping Naura.
"Hai, namaku Roni. Boleh kenalan gak ?" tanya Roni.
"Namaku Naura (senyum tipis)" jawab Naura.
"Naura kesini sama siapa ?" tanya Roni ingin tahu.
"Sendiri" jawab Naura singkat.
"Kok gak datang sama pacarnya?" tanya Roni semakin ingin tahu.
"Enggak" jawab Naura.
Jawaban Naura yang hanya satu kata itu membuat Roni bingung. Apakah dia sudah punya pacar tapi tidak datang bersama pacarnya? ataukah Naura benar-benar tidak punya pacar ?
Tiba-tiba Naura teringat, bahwa dia belum meminta izin ayah untuk pulang terlambat. Pasti sekarang ayah dan ibunya sangat khawatir. Saat mencoba untuk menghubungi ayah, ternyata HP Naura habis batrainya. Naura segera mencari Ana dan menyampaikan bahwa ia akan pulang duluan.
Ana mengizinkan Naura untuk pulang dulu. Roni yang tau, segera membuntuti Naura untuk menawarkan bantuan supaya Naura bisa segera sampai dirumah dari pada menunggu angkutan umum yang jalannya begitu lama.
"Naura, ayo aku antar pulang saja. Angkutan umum disini lama banget jalannya. Nanti bisa -bisa kamu sampai dirumah sudah sore" rayu Roni.
"(bingung) Iya deh....."jawab Naura dengan bimbang.
Akhirnya Naura diantar pulang oleh Roni. Naura yang belum pernah sama sekali mengajak laki-laki pulang kerumahnya khawatir jika ayah atau ibu marah padanya. Naura memutuskan agar Roni menurunkannya diujung gang saja. Naura tidak tau harus berkata apa jika ayah tau Naura pulang terlambat diantar laki-laki.
"Nanti aku diturunkan di gang depan saja ya" ucap Naura.
"Loh kenapa? kenapa gak sampai rumah kamu saja ? tanya Roni.
"Lain kali kamu boleh main kerumahku, tapi jangan sekarang ya. Please!!!" ucap Naura memohon.
"Yasudah deh" jawab Roni sedikit kecewa, namun dia tetap bersyukur karena hari ini dia bisa mengantar Naura pulang.
"Aku nanti chat kamu dibalas ya Naura" ucap Roni.
"Iya.....Terimakasih ya" jawab Naura sambil berlari pulang.
Saat sampai dirumah, ayah dan ibu Naura menghampiri Naura. Naura yang sedang melepas sepatunya takut bagaimana jika ayah dan ibu marah padanya?
"Naura, kok pulangnya terlambat ? ada apa sayang ?'' tanya ayah dan ibu Naura.
"Tadi Naura kerumah Ana sebentar yah, kasih kado karena Ana ulang tahun. Naura lupa minta izin sama ayah ibu. Maaf yaa..." ucap Naura.
"Tidak apa-apa sayang, kami hanya khawatir dengan Naura. Lain kali kalau pulang terlambat kasih kabar ya nak" ucap ayah Naura.
"Iyaa yah, maaf tadi HP Naura batrainya habis jadi tidak bisa kasih kabar ayah" jawab Naura.
"Iya sayang tidak apa-apa" jawab ayah kepada Naura.
Saat malam sebelum tidur, tiba-tiba Roni menghubungi Naura. Naura yang telah janji akan membalasnya akhirnya menepati janjinya. Satu per satu chat mulai ada balasan dari Naura. Namun, saat ditanya punya pacar atau tidak Naura menjawab sudah punya. Padahal ia berbohong karena belum berniat menjalin hubungan dengan siapapun.
Tak berhenti sampai disitu, Roni selalu menghubungi Naura setiap harinya. Roni berusaha untuk menjadi teman yang baik untuk Naura, supaya Naura merasa nyaman saat ada di dekatnya. Selalu menjadi pendengar yang baik disaat Naura membutuhkan teman.
Seperti kata pepatah witing tresno jalaran soko kulino. Karena terbiasa chat dengan Roni, Naura mulai muncul rasa nyaman. Belum ada hubungan resmi diantara mereka. Semua masih hanya sebatas teman. Sambil berjalan alami seperti air mengalir. Apakah Roni akan mengungkapkan cintanya? Apakah Naura akan berpacaran dengan Roni ????????