NovelToon NovelToon
Takhta Terakhir Endalast Ganfera

Takhta Terakhir Endalast Ganfera

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nabilla Apriditha

— END 30 BAB —

Endalast Ganfera duduk di depan cermin besar di kamarnya, memandangi bayangannya sendiri. Usianya baru menginjak 15 tahun, tetapi di balik mata dan rambut merahnya, ada kedewasaan yang tumbuh terlalu cepat. Malam ini adalah ulang tahunnya, dan istana penuh dengan sorak-sorai perayaan.

Endalast tersenyum, tetapi matanya masih mengamati kerumunan. Di sudut ruangan, dia melihat pamannya, Lurian. Ada sesuatu dalam sikap dan tatapan Lurian yang membuat Endalast tidak nyaman. Lurian selalu tampak ambisius, dan ada desas-desus tentang ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Thalion.

Lurian berpaling dan berbicara dengan bangsawan lain, meninggalkan Endalast dengan perasaan tidak enak. Dia mencoba menikmati perayaan, tetapi kecemasan terus mengganggunya. Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dari luar, oh tidak apa yang akan terjadi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabilla Apriditha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24: Sisi Lain Jatra

.......

.......

.......

...——————————...

Malam semakin larut, dan bintang-bintang menghiasi langit dengan indah. Endalast dan Jatra berjalan perlahan kembali ke istana, menikmati momen kebersamaan yang langka. Di tengah keheningan itu, Endalast merasa ingin tahu lebih banyak tentang temannya.

"Jatra," panggil Endalast pelan, "Aku selalu penasaran, bagaimana kau bisa begitu asik dan santai ketika berbicara dengan orang-orang. Tapi saat situasi menjadi serius, kau berubah seperti orang yang berbeda. Apakah kau pernah merasa seperti harus menjadi dua orang yang berbeda?"

Jatra tersenyum tipis, menunduk sejenak sebelum menjawab. "Kau sangat jeli, Endalast. Memang benar, aku sering merasa seperti harus menjadi dua orang yang berbeda. Di depan orang banyak, aku berusaha terlihat santai dan ramah. Aku ingin semua orang merasa nyaman di sekitarku."

Endalast mengangguk, mendengarkan dengan seksama. "Aku bisa merasakan itu, Jatra. Tapi, aku juga merasa bahwa sikapmu yang humble itu mungkin hanya untuk menutupi sesuatu. Apakah kau menyembunyikan beban berat yang kau tanggung?"

Jatra terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. "Kau benar, Endalast. Sejak kecil, aku dituntut untuk menjadi sempurna. Sebagai satu-satunya pangeran, ekspektasi terhadapku sangat tinggi. Orang-orang berharap aku menjadi pemimpin yang sempurna, tanpa celah."

Endalast menatap Jatra dengan penuh empati. "Aku mengerti beban yang kau rasakan. Tuntutan untuk menjadi sempurna bisa sangat memberatkan. Bagaimana kau menghadapinya?"

Jatra menatap Endalast, matanya menunjukkan kelelahan yang tersembunyi di balik senyumannya. "Awalnya, aku mencoba untuk selalu memenuhi ekspektasi itu. Tapi, semakin lama, aku merasa lelah. Aku menyadari bahwa aku tidak bisa selalu menjadi sempurna. Jadi, aku berusaha menutupi kelelahanku dengan sikap yang lebih santai dan ramah."

Endalast mengangguk, merasa semakin memahami temannya. "Aku bisa melihat itu, Jatra. Tapi kau harus tahu bahwa tidak ada yang benar-benar sempurna. Kita semua punya kelemahan dan beban yang kita tanggung."

Jatra tersenyum lelah. "Aku tahu itu sekarang, Endalast. Tapi, sulit untuk mengubah kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil. Aku selalu merasa harus membuktikan diri bahwa aku layak menjadi pangeran."

Endalast menepuk bahu Jatra dengan penuh pengertian. "Kau sudah melakukan yang terbaik, Jatra. Dan itu sudah lebih dari cukup. Kau tidak harus selalu menjadi sempurna. Kita semua ada di sini untuk saling mendukung."

Jatra menatap Endalast dengan rasa terima kasih. "Terima kasih, Endalast. Kata-katamu sangat berarti bagiku. Aku akan mencoba untuk lebih menerima diriku apa adanya."

Endalast tersenyum hangat. "Aku senang bisa membantu, Jatra. Ingatlah, kau tidak sendiri. Kita bisa saling mendukung dan menguatkan."

Mereka melanjutkan perjalanan dengan perasaan yang lebih ringan, mengetahui bahwa mereka memiliki dukungan satu sama lain. 

Setibanya di istana, mereka berdua duduk di teras, menikmati pemandangan malam yang tenang. Jatra mulai menceritakan lebih banyak tentang masa kecilnya, mencoba membuka diri lebih dalam kepada Endalast.

"Sejak kecil, aku selalu berada di bawah pengawasan ketat," Jatra memulai, suaranya terdengar sedikit getir. "Ayahku selalu menekankan bahwa aku harus menjadi yang terbaik dalam segala hal. Tidak ada ruang untuk kesalahan."

Endalast mendengarkan dengan penuh perhatian. "Itu pasti sangat berat, Jatra. Bagaimana kau bisa bertahan?"

Jatra menghela napas. "Aku belajar untuk menekan perasaanku sendiri dan fokus pada apa yang diharapkan dariku. Aku mencoba menemukan pelarian dalam hobiku, seperti anggar dan seni. Tapi, selalu ada tekanan untuk sempurna, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya membuatku bahagia."

Endalast mengangguk, memahami betapa sulitnya situasi Jatra. "Tidak mudah hidup dengan ekspektasi seperti itu. Kau sudah sangat kuat, Jatra."

Jatra tersenyum lemah. "Kadang aku merasa seperti memakai topeng, menyembunyikan siapa diriku sebenarnya. Aku takut jika orang tahu betapa lemahnya aku, mereka akan kecewa."

Endalast menatap Jatra dengan tegas. "Kau tidak perlu merasa seperti itu, Jatra. Kau adalah pemimpin yang hebat, dan kelemahan bukan sesuatu yang harus disembunyikan. Justru dengan menunjukkan siapa dirimu sebenarnya, kau akan lebih dihargai."

Jatra terdiam, merenungkan kata-kata Endalast. "Kau benar, Endalast. Mungkin sudah saatnya aku mulai menerima diriku sepenuhnya dan berhenti berusaha menjadi sempurna."

Endalast tersenyum. "Itu langkah pertama yang baik, Jatra. Kita semua memiliki kelemahan, dan itu bagian dari apa yang membuat kita manusia."

Mereka duduk dalam keheningan sejenak, menikmati keindahan malam yang damai. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga dari taman istana.

Jatra kemudian berbicara lagi, suaranya lebih tenang. "Endalast, bagaimana denganmu? Apakah kau pernah merasa seperti harus menyembunyikan perasaanmu atau berusaha menjadi seseorang yang bukan dirimu?"

Endalast terdiam, memikirkan pertanyaan Jatra. "Kadang-kadang, ya. Menjadi raja membawa banyak tanggung jawab, dan aku harus selalu terlihat kuat dan tegas di depan orang lain. Tapi, aku juga belajar bahwa menunjukkan kelemahan tidak selalu berarti lemah. Justru itu bisa membuat kita lebih manusiawi dan dekat dengan orang-orang."

Jatra mengangguk, merasa semakin terhubung dengan Endalast. "Kau benar, Endalast. Mungkin itulah yang harus kita pelajari: menjadi pemimpin bukan berarti harus selalu sempurna. Kadang-kadang, menunjukkan kelemahan kita bisa membuat orang lain merasa lebih dekat dan terhubung dengan kita."

Endalast tersenyum, merasakan kedamaian dalam kata-kata mereka. "Benar, Jatra. Kita harus terus belajar dan tumbuh bersama. Dengan begitu, kita bisa menjadi pemimpin yang lebih baik dan manusia yang lebih baik."

Mereka berdua menikmati momen kebersamaan ini, merasakan kedamaian dan kehangatan dari persahabatan mereka. Dalam keheningan malam, mereka menemukan kekuatan dan inspirasi untuk terus maju, mengetahui bahwa mereka tidak sendiri dalam perjalanan mereka.

Waktu berlalu, dan malam semakin larut. Endalast dan Jatra akhirnya memutuskan untuk beristirahat, membawa kenangan indah dan pelajaran berharga dari percakapan mereka. 

Saat mereka berjalan menuju kamar masing-masing, Jatra berhenti sejenak dan menatap Endalast dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Endalast. Percakapan ini sangat berarti bagiku."

Endalast tersenyum hangat. "Sama-sama, Jatra. Aku juga merasa lebih kuat setelah berbicara denganmu. Ingat, kita selalu bisa saling mendukung."

Jatra mengangguk, merasa lebih ringan dan penuh semangat. "Aku akan ingat itu. Selamat malam, Endalast."

"Selamat malam, Jatra," jawab Endalast, melanjutkan perjalanannya dengan hati yang penuh kedamaian.

Malam itu, mereka berdua tidur dengan tenang, membawa harapan dan semangat baru untuk menghadapi hari-hari yang akan datang. Persahabatan mereka adalah sumber kekuatan yang tak tergantikan, memberikan mereka keberanian untuk terus maju dan menjadi pemimpin yang lebih baik. 

Dan di bawah langit malam yang penuh bintang, mereka tahu bahwa dengan saling mendukung, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk dihadapi.

...——————————...

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah beberapa hari yang penuh dengan kegiatan dan persahabatan di Kerajaan Verqeon, tiba saatnya bagi Endalast untuk kembali ke kerajaannya. 

Pagi itu, suasana di halaman istana Verqeon dipenuhi dengan kesibukan. Para pelayan dan prajurit mempersiapkan kereta kuda dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk perjalanan panjang Endalast.

Raja Reon dan Pangeran Jatra berdiri di depan istana, menunggu kedatangan Endalast. Ketika Endalast akhirnya muncul, mereka menyambutnya dengan senyum hangat. Raja Reon, dengan wajah penuh kebanggaan, mendekati Endalast.

"Endalast, kunjunganmu ke Verqeon adalah kehormatan besar bagi kami. Kami berharap hubungan kita semakin erat dan saling menguntungkan," kata Raja Reon dengan suara tegas namun ramah.

Endalast membungkukkan badan dengan hormat. "Terima kasih, Yang Mulia. Saya juga sangat menikmati waktu saya di sini. Persahabatan antara kita dan hubungan diplomatik yang kuat akan menjadi fondasi yang baik untuk masa depan kedua kerajaan kita."

Pangeran Jatra, yang berdiri di samping ayahnya, menatap Endalast dengan mata penuh emosi. Persahabatan mereka telah tumbuh semakin kuat selama kunjungan ini, dan perpisahan ini terasa berat. Dengan langkah mantap, Endalast mendekati Jatra dan memberikan pelukan hangat.

"Sampai jumpa lagi, Jatra. Aku akan merindukan saat-saat kita bersama. Jangan ragu untuk mengunjungi kerajaanku kapan saja," kata Endalast dengan suara pelan namun penuh makna.

Jatra membalas pelukan itu dengan erat. "Aku juga akan merindukanmu, Endalast. Terima kasih atas semuanya. Persahabatan kita adalah hal yang sangat berharga bagiku."

Setelah beberapa saat, mereka melepaskan pelukan dan tersenyum satu sama lain. Raja Reon mengangguk dengan penuh penghargaan, melihat hubungan yang erat antara putranya dan Endalast. Dia tahu bahwa persahabatan ini membawa banyak keuntungan bagi kerajaannya, baik dari segi politik maupun pribadi.

"Selamat jalan, Endalast. Semoga perjalananmu lancar dan aman," kata Raja Reon, memberikan salam perpisahan terakhir.

Endalast mengangguk dan naik ke kereta kuda yang sudah dipersiapkan. Dengan kibasan tangan, kereta mulai bergerak, membawa Endalast kembali ke kerajaannya. Selama perjalanan, pikiran Endalast dipenuhi dengan rencana-rencana untuk masa depan. Dia merasa terinspirasi oleh kunjungannya ke Verqeon dan semangat persahabatan yang baru terjalin.

Setibanya di kerajaannya, Endalast langsung melanjutkan tugas-tugasnya dengan semangat baru. Dia berencana untuk melanjutkan beberapa proyek penting yang sudah direncanakan sebelumnya. 

Salah satunya adalah memperkuat sistem pendidikan di kerajaannya dengan membuka lebih banyak sekolah dan memperbaiki kurikulum. Dia ingin memastikan bahwa generasi mendatang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memajukan kerajaannya.

Selain itu, Endalast juga berencana untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain. Dia ingin menjadikan kerajaannya sebagai pusat perdamaian dan kerjasama di wilayah tersebut. 

Untuk itu, dia akan mengundang perwakilan dari berbagai kerajaan untuk menghadiri pertemuan diplomatik di Ganfera, membahas cara-cara untuk memperkuat aliansi dan mengatasi tantangan bersama.

Di sisi lain, Endalast tidak melupakan kesejahteraan rakyatnya. Dia ingin memastikan bahwa semua warga mendapat akses yang adil terhadap sumber daya dan pelayanan publik. Untuk itu, dia akan meluncurkan program-program kesejahteraan yang fokus pada kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. 

Endalast juga berencana untuk meningkatkan infrastruktur di wilayah-wilayah terpencil, sehingga semua rakyat dapat merasakan manfaat dari kemajuan yang dicapai oleh kerajaan.

Tidak hanya itu, Endalast juga bertekad untuk menjaga keseimbangan antara tugas-tugas kenegaraan dan kehidupan pribadinya. Dia sadar bahwa kesejahteraan dirinya juga penting untuk menjaga kestabilan dan efektivitas kepemimpinannya. 

Untuk itu, dia akan mengatur waktu istirahat yang cukup dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-teman dekatnya, seperti Sir Alven, Sir Cedric, Sir Arlon, dan Jenderal Eron.

Hari-hari berlalu, dan Endalast semakin sibuk dengan berbagai kegiatan. Namun, dia selalu ingat akan persahabatannya dengan Jatra. Mereka sering bertukar surat, berbagi kabar dan cerita tentang perkembangan di masing-masing kerajaan. 

Persahabatan mereka terus tumbuh, menjadi fondasi yang kuat bagi hubungan antara Kerajaan Ganfera dan Kerajaan Verqeon.

Suatu hari, ketika Endalast sedang memimpin rapat dengan para penasihatnya, dia menerima surat dari Jatra. Surat itu berisi undangan untuk menghadiri perayaan ulang tahun Raja Reon di Verqeon. 

Jatra menulis bahwa acara itu akan menjadi kesempatan yang baik untuk mempererat hubungan diplomatik dan merayakan persahabatan mereka.

Endalast tersenyum saat membaca surat itu. Dia tahu bahwa undangan itu adalah kesempatan yang baik untuk melanjutkan upaya perdamaian dan kerjasama yang telah mereka mulai. Dengan semangat baru, Endalast mulai mempersiapkan perjalanan berikutnya ke Verqeon, membawa harapan dan semangat untuk masa depan yang lebih baik.

Dengan segala persiapan yang dilakukan, Endalast merasa semakin yakin bahwa dia dan Jatra dapat membawa perubahan positif bagi kedua kerajaan mereka. Persahabatan mereka adalah bukti bahwa dengan kerja sama dan saling pengertian, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk dihadapi.

1
Carletta
keren
RenJana
lagi lagi
Lyon
next episode
Candramawa
up
NymEnjurA
lagi lagi
Ewanasa
up up
Alde.naro
next update
Sta v ros
keren bener
! Nykemoe
cakep up up
Kaelanero
bagus banget
AnGeorge
cakep
Nykelius
bagus top
Milesandre``
lagi thor
Thea Swesia
up kakak
Zho Wenxio
kece up
Shane Argantara
bagus
☕️ . . Maureen
bagus banget ceritanya
Kiara Serena
bagus pol
Veverly
cakep
Nezzy Meisya
waw keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!