NovelToon NovelToon
Mantan Prajurit

Mantan Prajurit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:300.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Eka Magisna

“Gun ... namamu memang berarti senjata, tapi kau adalah seni.”

Jonas Lee, anggota pasukan khusus di negara J. Dia adalah prajurit emas yang memiliki segudang prestasi dan apresiasi di kesatuan---dulunya.
Kariernya hancur setelah dijebak dan dituduh membunuh rekan satu profesi.
Melarikan diri ke negara K dan memulai kehidupan baru sebagai Lee Gun. Dia menjadi seorang pelukis karena bakat alami yang dimiliki, namun sisi lainnya, dia juga seorang kurir malam yang menerima pekerjaan gelap.
Dia memiliki kekasih, Hyena. Namun wanita itu terbunuh saat bekerja sebagai wartawan berita. Perjalanan balas dendam Lee Gun untuk kematian Hyena mempertemukannya dengan Kim Suzi, putri penguasa negara sekaligus pendiri Phantom Security.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fragmen 24

Pada akhirnya tidak ada rencana apa pun yang direalisasikan. Suzi telah salah memercayai seorang Gun yang tampangnya cukup meyakinkan beberapa saat lalu.

Tidak menyangka hidup mereka akan jadi sekonyol ini, Gun dan Suzi sama-sama sedang berpikir apa yang akan mereka putuskan untuk ke depannya.

Upacara pernikahan itu telah selesai sejak lima jam lalu, demikian berarti mereka telah sah dan resmi jadi pasangan suami istri menurut kepercayaan Gaepyoung dan Tetua Munjong yang dianggap agung.

Kini keduanya berada di dalam sebuah ruangan yang khusus diperuntukkan mengurung orang-orang yang baru saja selesai disucikan, sebelum akhirnya nanti mereka diizinkan meninggalkan Gaepyoung.

"Kita tidak ada kepercayaan terhadap kaum yang konyol itu, jadi aku pikir ke depannya kita tidak perlu menganggap serius pernikahan ini. Kita jalani saja hidup kita bagaimana biasa dan sebelumnya."

Wajah Suzi terangkat mendongak, melihat wajah Gun dengan sedikit rasa terkejut, tapi kemudian merunduk menatap ubin berserat kasar yang dia pijak.

“Ternyata ini rencana yang dia maksud, menganggap seolah tak terjadi apa pun. Bisakah semudah itu?”

Untuk sekian waktu Suzi diam, tenggelam dalam pikiran dan pertimbangan yang mungkin ada hal lebih baik selain apa yang baru saja diutarakan lelaki itu.

Orang-orang Gaepyoung melakukan pensucian sampai sedemikian repot. Mereka memaknai semua dengan kepercayaan tinggi. Jadi bisakah sesederhana seperti apa yang dikatakan Gun barusan?

Namun untuk bertanya pada Tetua Munjong tentang perceraian, rasanya terlalu takut. Pria tua itu pasti akan tak setuju atau mungkin marah, karena bahkan pernikahan ini belum genap berjalan 24 jam.

Kim Suzi berpikir serumit itu.

"Apakah kau keberatan?" Gun memicingkan mata, menelisik sikap Suzi yang tiba-tiba seperti hewan yang di-taksidermi.

Dari berdiri di dekat perapian, dia bergerak ke dekat Suzi lalu duduk di sampingnya. "Kim Suzi!"

Setelah ditegur dengan namanya, barulah Suzi mengangkat pandangan langsung pada wajah Gun. "Ya."

Gun semakin merasa ada yang aneh, raut wajah Suzi terlihat kusut dengan tatapan seperti tak ada isi.

"Suzi ...," tegurnya kedua kali. "Apa kau tak menyetujui apa yang aku gagaskan? Atau kau punya cara lain? Atau ...," Dia memiringkan kepala dengan mata makin menyipit. "... Atau kau benar-benar ingin kita jadi suami istri ... sungguhan?"

Seperti terkena setrum, Suzi langsung menegang. Bunyi pertanyaan akhir Gun ... dia sungguh terkejut dengan itu.

"Ti-tidak, tidak seperti itu!" sangkalnya, berusaha tegas, namun yang terdengar justru sekaku kanebo kering. Terpaksa membanting arah pandangan karena air mukanya tiba-tiba memanas.

"Aku ... aku rasa, aku setuju dengan apa yang kau bilang tadi. I-itu ... itu bukan ide yang buruk."

****

Walaupun sempat takut dengan kalimat Tetua Munjong saat pelepasan tadi ....

"Jangan berpikir untuk mempermainkan pernikahan ini, karena semua tak sesederhana apa yang ada dalam pikiran kalian. Semua dilakukan secara sakral dan kalian tak diizinkan berbuat rusak, atau alam akan menghukum lebih parah dari sekedar direndam di air selama dua hari di kolam goa."

Pada akhir keduanya memutuskan untuk sama-sama tak merumitkan itu.

Pernikahan tinggal pernikahan, jika tak bisa dirubah dengan perpisahan, cara lain mungkin bisa diikutsertakan---poligami poliandri misalnya.

Itu ide Lee Gun, bukan Kim Suzi. Tugas gadis itu hanya mengangguk pasrah tanpa sanggup mengeluarkan pendapat di kepalanya.

Dan saat ini keduanya berada di dalam sebuah bus yang berangkat menuju ibukota. Mereka dipulangkan setelah sentuhan upacara akhir berupa sesi dimandikan dengan segala jenis bunga dan bunyi-bunyian do'a dari seorang penyair perempuan milik Gaepyoung yang wajahnya horor 'tak ada obat.

Bus yang membawa mereka berhenti di sebuah halte, Gun menyarankan Suzi untuk ikut bersamanya dulu sebelum besok pagi sama-sama menghadap Kim Suho di istananya.

Suzi kembali patuh.

Taksi melaju menuju sebuah tempat.

Beberapa saat kemudian ....

"GUN!" Ryuji memekik saat melihat kemunculan Gun di ambang pintu, sekaligus menarik cepat pandangan Archie dari layar komputer yang dipacarinya setiap saat.

"Bedebah!" dengus Archie.

"Kau baik-baik saja, 'kan?!" tanya Ryuji dengan nada semangat, meneruskan dengan meraba wajah hingga lengan Gun untuk memastikan tak ada yang salah dengan rekannya itu.

"Lepas!" Gun menepis tangan Ryuji lalu mendorongnya sedikit menjauh.

"Dia tak akan mati semudah itu, Ryu," kata Daichi. Headphone di kepalanya ia turunkan ke leher, menghentikan aktifitas layarnya lalu berbalik lurus menghadap teman-temannya. "Dia ...." Ucapannya terpotong karena sebuah pemandangan luar biasa tiba-tiba muncul ke permukaan.

Archie dan Ryuji, tatapan mereka terpaku ke titik yang sama.

"Ha-hai." Jemari lentik Suzi melambai kaku pada dua pria yang entah siapanya Gun, diiring senyum sapaan tak kalah kaku.

"Aku terpaksa membawanya kemari," celetuk Gun. Bagian kanan tangannya naik merangkul pundak Suzi, kemudian membawanya maju menuju sofa panjang berbalut kain rajut berwarna ungu di dekat kulkas berukuran sedang.

Archie dan Ryuji mengikuti gerak mereka sembari masih terpelongo tanpa beranjak dari tempatnya.

"Isi kepalaku masih kosong untuk membuat cerita panjang tentang apa yang terjadi pada kami di hadapan presiden, karena itu aku membawanya kemari." Gun menjabarkan alasan sembari menatap Suzi yang saat ini sudah duduk dengan tak nyaman di sofa tadi, sedang dia sendiri masih berdiri.

Setelah itu kembali dia berbalik. "Ryu, bisa kau buatkan kami sesuatu untuk dimakan?"

Mendengar perintah [anggap saja] seniornya, walaupun dirinya masih dalam mode terkesima oleh Suzi, Ryuji langsung patuh dan mengiyakan. "Segera aku buatkan." Kemudian melanting pergi menuju dapur.

Tempat aneh dengan suasana tak kalah aneh, Suzi mulai sibuk mengamati sekitar. Isi kepalanya tak jauh berbeda dengan Ryuji saat mula pria muda itu bergabung dengan markas Archie ini tiga tahun lalu.

Orang macam apa yang sudi tinggal di dalam bangunan usang dengan bau lumut dan angker seperti yang digosipkan banyak orang seperti ini? Hanya ada Archie Less yang kemudian diikuti Ryuji. Sedari awal bergabung di asosiasi, Gun memilih tinggal terpisah di galerinya.

Tapi seiring berjalannya waktu, mereka terbiasa dan lupa tentang bau lumut dan aroma amis dari hantu-hantu penunggu gedung. Lalu Kim Suzi ....

Archie dengan cepat mematikan seluruh sistem yang menyala di beberapa komputernya, saat melihat pandangan Suzi melahap bagian penting tersebut. "Kami hanya senang bermain game." Bunyi kilah yang paling mudah diterima siapa pun, semoga berlaku juga untuk seorang Suzi yang terbilang kritis dalam banyak hal.

"Ah, ya. Maaf atas kelancanganku." Suzi langsung tak enak, tentu setelah sekian detik terpana dengan apa yang didapat penglihatannya dari layar-layar milik lelaki berwajah kebaratan itu.

Gambar-gambar rute jalan, gedung dan isi-isinya---hasil peretasan ajaib.

"Dia Archie, dan lelaki imut yang tadi--Ryuji." Segera Gun mengalihkan sebelum pembahasan tema itu memanjang hingga sulit untuk dielak.

Tak siapa pun boleh tahu apa yang dia, Archie dan dua lainnya kerjakan di sana, termasuk Suzi sementara ini.

"Oh ya. Aku Suzi."

Suara sungkan wanita itu ditanggap Archie dengan senyuman. "Salam kenal, Nona Suzi, senang berkenalan denganmu." Dalam hati sebenarnya dia sedikit menyesalkan keputusan Gun membawa gadis itu ke kediamannya. Ada kecemasan menyergap, dia takut keberadaannya akan diketahui orang selain mereka setelah ini.

Suzi mungkin perlu disumpah sama seperti Nam Cha dan Ryuji. Ada ancaman hukuman yang melibatkan fisik jika berkhianat. Dipijat dengan besi panas misalnya.

1
sitanggang
terjemahan sja ...pelit kelamaan update hadehhhh parah
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Bikin karya jelek dihujat, bagus dikit dikata translate. Emang pembaca suka sekate-kate 😌
Kaga tau ape author nulis ngorbanin waktu sama kewarasan. Dapet duit kaga, otak diperas setiap hari, dibebani mental pula sama pembaca. Yang enak lah komennya!
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐓𝐮𝐝𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐡𝐨𝐫𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.
𝐃𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐫𝐭𝐢 𝐭𝐞𝐤𝐧𝐢𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐬𝐤𝐫𝐢𝐩𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮.
𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚 𝐢𝐧𝐢, 𝐊𝐚𝐤𝐚𝐤.😇
total 2 replies
Neng Saripah
ku rasa itu nenek lampir sasaran amarah gun selanjutnya🤭
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐁𝐢𝐬𝐚 𝐣𝐨𝐠𝐞𝐝, 𝐊𝐚𝐤🤣
total 1 replies
mery harwati
Ow ow itu nenek lampir berbulu ayam, menjual cucunya demi kekuasaan & harta, aih aih nenek Kim Joong hee sepertinya udah minum ramuan pancasona /anti mati dari langit, jadi merasa tak kan bisa mati selamanya 🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐖𝐤𝐰𝐤𝐰𝐤
𝐏𝐚𝐧𝐜𝐚𝐬𝐨𝐧𝐚 𝐬𝐢𝐧𝐨𝐧𝐢𝐦 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐑𝐚𝐰𝐚 𝐫𝐨𝐧𝐭𝐞𝐤 𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐤... 🤣
total 1 replies
mery harwati
Hiiihh aq kok curiga Kim Suho bukan anak kandung Kim Joong hee 🙄 secara memaksakan kehendak dengan segala cara demi tercapai harta, tahta & kekuasaan 🫣
Adri Pratama
innalilahi wa innailaihi roji'un.
semoga diterima amal ibadahnya
diberi ketabahan buat keluarga yg ditinggalkan.
turut berdukacita thor /Pray//Pray//Pray/
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐚𝐦𝐢𝐧.
𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐨'𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐊𝐚𝐤🙏❤
total 1 replies
Sry Handayani
turut berdukacita y thor
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤🙏❤
total 1 replies
MasWan
apakah masih menjadi pasukan khusus?
sepertinya malah agen rahasia
MasWan
menarik
Dina Dina
Turut Berdukacita Thor,
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤🙏❤
total 1 replies
Yuda Rifki
mantap 🖒🖒
lnjutkan
Kevin Maulana
yang sabar kak🙂
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐈𝐲𝐚, 𝐊𝐚𝐤.
𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡❤
total 1 replies
Neng Saripah
turut berduka cita thor
semoga keluarga kalian d berikan kesabaran yg luas
meski ikhlas tidaklah mudah
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐚𝐚 𝐚𝐦𝐢𝐧.
𝐢𝐧𝐬𝐲𝐚𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡.

𝐦𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐨'𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐊𝐚𝐤.
total 1 replies
zizi 😉
turut berduka cita thor.semoga ayahanda tenang di surgaNya.aamiin

semangat Up
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐦𝐢𝐧!

𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤❤
total 1 replies
Ahmad Abid
baru ngeh dg kalimat author paling bawah...
turut berdukacita thor... smogaauthor sekeluarga diberi ketabahan n kesabaran/Rose//Rose//Rose/
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐀𝐦𝐢𝐧 ...
𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤❤
total 1 replies
mery harwati
Hadeuh cape aq ngetik panjang² di kolom komentar, jawabnya NT pemuatan gagal, coba lagi ☹️
mery harwati: Haaiiyyaa 😥 tar aja komen klo update lagi dirimu thor 😍, sehat selalu ya thor & lancar rejeki juga ya
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐜𝐨𝐛𝐚 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐊𝐚𝐤🤣
total 2 replies
mery harwati
Aq kasih kopi ya thor, musim hujan gini enak minum kopi & berinspirasi yang lebih menantang dalam novel mantan prajurit 💪❤️
mery harwati
Good job 👍 Lee Gun telah berhasil mengembalikan indentitas aslinya Jonas Lee & pasti mendapat dukungan dari negara J karena Jonas Lee berhasil membongkar kudeta Aston, so dengan nama Jonas Lee, Gun bisa berkeliaran bebas tanpa terdeteksi oleh Phantom pimpinan Kim Suho, cuma kasihan Suho dengan mudahnya dipencundangi Yohan karena carmuknya Yohan 🙄
Ahmad Abid
double up lagi thor...
semangat/Determined//Determined//Determined/
Dina Dina
Thor Keman nich blm up ...??
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐁𝐚𝐛 𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐞𝐯𝐢𝐞𝐰 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐦, 𝐊𝐚𝐤.
𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐨𝐥𝐨𝐬.🙏
total 1 replies
mery harwati
Gara? Haiyya apa yang dia lakukan? Sampe harus dikejar kejar para berandalan? Haish jangan bilang kalah balapan mobil & kalah taruhan 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!