penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 (Kekacauan Kota Tian-xu)
...༻𓆉༺...
Malam kini telah tiba, Bai Yi-Chen, Bai-Cuan, dan Bai Qing-He turun dari kamar mereka di lantai dua untuk memesan makanan. Mereka duduk bersama di depan meja makan sembari berbincang.
Namun tak berselang lama, dua remaja pria menghampiri mereka yang tidak lain adalah Jiang-Yin dan Su Rong-Jing. Mereka kemudian ikut duduk bersama di meja makan yang panjang.
Untuk posisinya Bai Yi-Chen, Jiang-Yin, dan Su Rong-Jing ada di bagian kiri. Sementara Bai-Cuan dan Bai Qing-He di sebelah kiri.
“tuan muda Bai....., tak kami sangka kita benar-benar berjodoh hingga bisa menginap di penginapan yang sama....” ujar Jiang-Yin membuka pembicaraan dengan senyum menggantung di sudut bibirnya.
Su Rong-Jing kemudian menambahkan. “tuan muda Bai...., aku harap kau menerima tawaran kami. Kami akan menunggumu kapanpun itu sebelum ujian masuk....” tambahnya yang menggesekkan telapak tangan dan menatap Bai Yi-Chen dengan riang.
Bai-Cuan dan Bai Qing-He saling menatap sementara Bai Yi-Chen tengah fokus memakan hidangannya. Kemudian pelayan di penginapan itu membawa beberapa hidangan tambahan yang di bawa untuk Jiang-Yin dan Su Rong-Jing.
Bai Yi-Chen kemudian mengambil air dan meminumnya lalu menatap dua orang munafik di sampingnya. “aku sudah mengatakan pada kalian sebelumnya...., sikap kalian yang seperti ini bukankah adalah pemaksaan....?” balas Bai Yi-Chen dengan wajah dingin dan nada datar.
Su Rong-Jing tersenyum dan memakan hidangan di depannya sembari berkata. “ini namanya bukan pemaksaan tapi penawaran..., lagipula jika kau mau bergabung dengan kami maka kau akan mendapat banyak harta yang dapat membantumu berkultivasi.....” ujarnya dengan mulut berisi makanan.
Bai Yi-Chen menghiraukan perkataan Su Rong-Jing lalu kemudian meraih teko berisi teh yang terletak di samping teko air. Bai Qing-He yang sedar tadi duduk dengan rasa bingung kemudian memberikan sindiran pada Jiang-Yin dan Su Rong-Jing.
“kakak...., siapa dua anjing bodoh ini....? kelihatannya mereka sangat bersikeras ingin menambahkan mu dalam kelompok mereka....” ucap sarkas Bai Qing-He yang melirik Jiang-Yin dan Su Rong-Jing sembari menyipitkan mata.
“uhuuk...uhukk....!!!” suara batuk terdengar dari Jiang-Yin dan Su Rong-Jing yang kaget akan perkataan Bai Qing-He.
“diam kau dasar bocah tengik....!!! akan ku habisi kau....!!!” tekan Su Rong-Jing yang langsung berdiri dan membulatkan mata serta semua tamu dan pelayan di penginapan yang melirik ke arah meja mereka. Para pelayan dan tamu pun mengeluarkan suara karena membahas mereka.
Bai Yi-Chen yang melihat adiknya duduk ketakutan dan memegang lengan hanfu Bai-Cuan kemudian menaruh gelasnya di meja dan berkata. “lancang.....!!!, aku mau lihat siapa yang berani menyakiti orang-orang ku......!!!” tekan Bai Yi-Chen yang mengeluarkan aura penindasan yang begitu kuat sehingga membuat Su Rong-Jing berlutut ketakutan.
“a....aku tidak bermaksud....!!!” balas Su Rong-Jing yang berlutut di lantai dan dengan ekspresi wajah yang ketakutan.
Jiang-Yin kemudian membulatkan mata dengan pupil yang menyusut dan langsung menatap ke arah Bai Yi-Chen. “tu...tuan muda...., anda tenangkan diri dulu. Tolong maafkan atas kelancangan kami....” ucapnya yang berdiri dan menyatukan tangan lalu membungkuk.
Bai-Cuan yang mendengarnya kemudian berkata. “sangat lancang sekali...., tuan muda kami bukanlah orang mudah merubah pendirian. Tuan muda kami sangat ketat akan prinsipnya..., orang yang menyakiti keluarganya bahkan bisa di bunuh di tempat...” balas Bai-Cuan dengan nada datar yang menatap tajam dengan ekspresi geram ke arah Su Rong-Jing.
Tak berselang lama kemudian datanglah seorang wanita dengan hanfu merah dan kain hitam di pundak dan roknya serta mengikat rambutnya menjadi satu toncang yang memakai mahkota pengikat berbentuk sayap, wanita itu tidak lain adalah Huo-Yao yang menghadap pada Bai Yi-Chen.
“tuan muda Bai......, nona muda kami ingin bertemu dengan dirimu...” ujar Huo-Yao menyampaikan maksud kedatangannya unttuk memanggil Bai Yi-Chen sembari menyatukan tangan dan membungkuk.
Bai Yi-Chen yang tadinya memberi tekanan pada Su Rong-Jing kemudian melepaskannya dan menatap ke arah Huo-Yao. “siapa namamu dan nona mu itu....?” tanyanya dengan nada datar sementara tatapannya tertuju pada Su Rong-Jing yang berdiri dan duduk ke tempat duduknya dengan ekspresi ketakutan.
Huo-Yao kemudian menjawab. “menjawab tuan muda...., aku adalah Huo-Yao pelayan pribadi dari tuan putri pertama kekaisaran..., dan tentu tuan muda sudah tahu siapa nonaku itu....” jawabnya menatap ke bawah dan tersenyum ramah dan masih tetap dengan posisi membungkuk.
Bai Yi-Chen berfikir sesaat sebelum akhirnya ia menyebut sebuah nama sembari tersenyum miring di sudut bibirnya. “tuan putri pertama kekaisaran api..., terlahir dengan tubuh roh phoenix murni. Huo-Yin'er....” ucapnya dengan ekspresi senang serta matanya yang seolah kembali bersinar.
“benar tuan muda..., aku harap tuan muda dapat menemui putri pertama kami secara langsung ruangannya kamar nomer dua puluh....” tambah Huo-Yao yang memberitahukan dimana sang putri berada.
Bai Yi-Chen kemudian berdiri lalu melirik ke arah sur rong-jing dengan tatapan sinis dan berkata. “hari ini aku mengampuni mu tuan muda su...., dan kau Bai-Cuan jagalah Bai Qing-He dan selesaikan makanan kalian....” ujarnya yang kemudian melirik ke arah Bai Qing-He.
Bai cuan kemudian menjawab. “Baik tuan muda pertama...” balasnya dengan raut wajah yang serius.
“kakak..., kau cepat kembali. Aku takut.....” lirih Bai Qing-he ketakutan yang melirik ke arah Su Rong-Jing.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. “aku akan segera kembali....” jawabnya singkat yang menatap adiknya dengan senyum.
Bai Yi-Chen kemudian berjalan menjauh dari ke empat orang di meja makan itu dan berjalan ke atas melewati tangga untuk pergi ke kamar nomer dua puluh dengan di ikuti oleh Huo-Yao.
Kini Bai Yi-Chen sampai di kamar sang putri dari kekaisaran api itu dan mengetuk pintu.
“tok...!!!”
“tok...!!!”
“tok...!!!”
“masuklah.....!!!” titah dari suara seorang wanita dari dalam.
Bai Yi-Chen membuka pintu dan melihat Huo-Yin'er yang memakai cadar duduk di kursi menunggunya.
“ada masalah apa tuan putri pertama memanggilku.....?” tanya Bai Yi-Chen yang berjalan mendekat dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Huo-Yin'er.
Huo-Yin'er tersenyum namun tidak langsung menjawab, dirinya menatap Huo-Yao dan berkata.”Huo-Yao..., kau jagalah di luar. Jangan sampai ada yang menguping pembicaraan kami....” titahnya.
Huo-Yao membungkuk dan berkata. “Baik tuan putri...., aku pergi....” pamit Huo-Yao yang langsung pergi dan menutup pintu kamar Huo-Yin'er dan menjaganya dari luar.
Bai Yi-Chen dengan senyum tampannya kemudian berkata. “kau belum menjawab pertanyaanku yang mulia...” ujarnya.
Huo-Yao tersenyum dan menuangkan teh pada dua gelas yang satunya kemudian di berikan pada Bai Yi-Chen. “aku hanya sedang bosan dan sekedar mengundangmu untuk berbincang..., terlebih lagi kau menyelamatkanku dari panah ling-shu tadi siang....” jawabnya.
Bai Yi-Chen dengan heran kemudian bertanya. “berbincang......? tentang apa.....?” tanyanya.
Huo-Yin'er meminum tehnya dan lalu menjawab dengan wajah serius. “aku ingin kita membuat kesepakatan....., kau pernah mendengar bukan tentang prestasi ku di bidang kemiliteran...? kultivasiku adalah yang terkuat di kekaisaran api...., banyak sekali kultivator jahat yang mengincar tulang kultivatorku....” jawabnya yang tidak langsung pada inti pembicaraan.
Bai Yi-Chen kemudian kembali bertanya. “lalu apa hubungannya denganku...?” tanyanya.
Huo-Yin'er kemudian berkata. “aku ingin kita bekerja sama dan saling membantu dan melindungi..., aku juga tahu jika dirimu sendiri kini sedang di incar kultivator jahat. Dan dalam ujian masuk sekte kita akan di beri pilihan antara memilih kelompok dengan beranggotakan tiga orang atau enam orang....., aku ingin kita berdua bekerja sama dan mengambil kelompok yang menampung enam orang....” jelasnya panjang lebar.
Bai Yi-Chen kemudian meminum seteguk tehnya dan berkata. “aku sudah membawa dua orang bersamaku..., lalu bagaimana denganmu.....? bukankah kau hanya datang bersama Huo-Yao pelayanmu.....?” tanyanya dengan pandangan menggoda.
Huo-Yin'er tersenyum tipis dengan mata melirik ke arah Bai Yi-Chen. “tentu saja tidak..., aku punya teman dari kekaisaran elang biru...., dia juga adalah putri pertama di kekaisarannya tentunya juga bermusuhan dengan ling-shu karena keangkuhan kekaisaran merak langit yang mengajukan perang pada kekaisaran elang biru......” jelasnya.
Bai Yi-Chen mengangguk mengerti dan berkata. “Baiklah...., kita sepakat....” balas Bai Yi-Chen
Kini sepasang pria dan wanita itu bertatapan dengan senyum yang akrab dan hangat. Namun beberapa saat setelahnya Huo-Yao membuka pintu dengan tergesa-gesa.
“putri...!!! gawat...!!! para kultivator jahat tengah menyerang kota...!!!” pekik Huo-Yao dengan rasa cemas.
Kultivator jahat menerobos kota? Apa mereka mengincar Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er? Jawabannya adalah tidak. Kota Tian-xu adalah kota yang terkenal dengan kultivator yang hebat dan sangat banyak, mereka tak jarang menyerang kota Tian-xu bahkan setiap bulannya mereka terus mengincar dan menerobos kota untuk membunuh para kultivator jalan dewa untuk mencongkel tulang kultivatornya.
Kembali ke cerita, Bai Qing-He dan Bai-Cuan datang ke kamar Huo-Yin'er untuk melaporkan serangan tentang kultivator jahat.
“kakak....!!!”
“tuan muda..., para kultivator jahat menyerang kota. Mereka sudah masuk ke penginapan...., para kultivator lainnya kini sedang bertarung di bawah begitu pula Su Rong-Jing dan Jiang-Yin.......” lapor Bai-Cuan.
Bai Qing-He mengernyitkan dahinya lalu ke arah jendela di kamar Huo-Yin'er dan berjalan membuka nya. “semuanya...., cepat lari dari sini...!!!” tekan Bai Yi-Chen.
Kini semua orang di ruangan itu pergi dengan ilmu peringan tubuh. Mereka mendarat di depan penginapan namun mereka kini juga terkepung oleh kultivator jahat yang menghadang jalan.
“kalian kultivator jahat benar-benar sangat rendahan....!!! menghabisi nyawa yang tak berdosa hanya untuk mengejar kultivasi merupakan sebuah dosa besar.....!!!” tekan Bai Yi-Chen.
Huo-Yin'er dengan marah kemudian berkata. “sudah sangat lama aku tidak menghajar orang jahat seperti kalian......!!! hari ini kalian tidak akan lepas....!!!” tekannya.
Salah satu kultivator jahat itu kemudian mengumandangkan sebuah perintah. “Serang......!!!” titahnya yang membuat gerombolan kultivator jahat itu berlari ingin menyerang mereka.
Huo-Yin'er, Bai Yi-Chen, Huo-Yao, Bai-Cuan, dan Bai Qing-He mengeluarkan pedang mereka dan turut maju memberi perlawanan. Kali ini Bai Qing-He tidaklah bersembunyi lagi, dirinya kini bertarung dengan mengangkat senjatanya.
Semua kultivator jahat yang menyerang mereka ada di ranah pejuang tingkat tujuh. Dan kini melawan Huo-Yin'er di ranah prajurit spiritual tingkat satu, Huo-Yao dengan ranah pejuang tingkat sembilan, Bai-Cuan di tingkat ranah pejuang tingkat sepuluh, Bai Yi-Chen dengan ranah prajurit spiritual tingkat dua, dan Bai Qing-He yang sudah masuk dalam ranah pejuang tingkat empat.
Mereka kini bertarung bersama melawan segerombolan kultivator rendahan itu.
“teknik kultivasi........!!! tebasan bulan beku es ekstrim....!!!”tekan Bai Yi-Chen, Bai-Cuan, dan Bai Qing-He yang membekukan lima kultivator jahat dalam sekali serangan es runcing.
“teknik kultivasi.....!!! tarian bulu api phoenix.....!!!” tekan Huo-Yin'er dan Huo-Yao yang berada di udara dan memunculkan formal yang mengeluarkan bulu berwarna merah dan setiap orang yang terkena bulu itu pastinya langsung terbakar.
Namun, serangan tiap kultivator jahat itu begitu besar, kekuatan mereka selangkah lebih maju dengan ranah serendah itu. Mereka kemudian mengeluarkan serangan mereka yang membuat Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er sempat panik.
“teknik kultivasi......!!! api dendam jiwa....!!! tekan mereka yang menembakkan bola api berwarna ungu ke arah Bai Yi-Chen, huo-Yin'er, Bai-Cuan, Bai Qing-He, dan Huo-Yao.
“sialan.....!!!” tekan Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er serempak.
“gawat.....!!!” tekan Bai-Cuan dan Huo-Yao.
“ibu....!!! aku mau pulang saja.....!!!” tekan Bai Qing-He.
Tepat di saat serangan bola api itu mendekat, turunlah seorang wanita berhanfu biru dengan rok putihnya. “teknik kultivasi......!!! pembatas sayap biru...!!!” tekan wanita itu yang kemudian memunculkan penghalang berwarna biru dengan corak bergambarkan segerombolan elang yang sedang terbang.
“itu...., Han Fei-Yun...” ujar Huo-Yin'er yang langsung turun dan berpijak pada tanah di ikuti yang lainnya.
Wanita bernama Han Fei-Yun itu menatap Huo-Yin'er dengan cemas dan berjalan ke arah Huo-Yin'er. “Yin'er.....!!! apa kau terluka...?!!” tanyanya.
Huo-Yin'er kemudian tersenyum dan berkata. “kau datang tepat waktu fei-yun...” ujarnya tak mau temannya khawatir.
keren!