GELORA CINTA SIENA

Meskipun Henry bukanlah dari bidang bisnis, dia akrab dengan wajah Abhie. Banyak perselisihan terjadi di kalangan keluarga-keluarga kaya. Dia hanya seorang dokter, jadi ada beberapa hal yang tidak perlu dia tanyakan. Namun sedikit banyaknya, dia bisa memahami situasi seperti apa yang dihadapi Abhie.

Mengetahui bahwa mereka tidak sengaja menunda pengobatannya, sikap Henry pun meningkat pesat. Dia dengan sabar meresepkan obat dan mengingatkannya tentang hal-hal yang perlu dia perhatikan selama operasi. Setelah Siena bertanya beberapa hal dan mendapatkan penjelasan selengkapnya, mereka pun segera meninggalkan rumah sakit.

“Tuan, Nyonya.” Begitu mereka tiba kembali di vila, Calvin datang dengan membawa undangan berlapis emas. “Tuan tua keluarga Zuard berkata bahwa dia mendapatkan sebuah tanaman langka yang berharga. Jadi dia akan mengadakan acara jamuan makan. Dia mengirimimu undangan.”

Siena dan Abhie saling berpandangan. Bukankah ini seperti memberikan bantal kepada seseorang yang sedang tertidur? Dia menerima undangan itu dan tersenyum. "Tn. Abhie sedang tidak enak badan, jadi aku akan membawa saudara-saudaramu dan menghadiri jamuan makan ini atas namamu.”

Saat Abhie berkuasa, keluarga Zuard, keluarga Yilmaz dan keluarga Wlauya berdiri di peringkat atas, menjadi keluarga paling top di kota S. Tuan tua keluarga Zuard memiliki status tinggi dan kekuasaan yang besar, jadi tidak ada yang akan menolak ajakannya. Namun, Abhie saat ini sedang dalam keadaan tidak sehat.

Jjadi masuk akal jika Nyonya Yilmaz yang baru menikah ke keluarga Yilmaz yang datang mewakilinya bersama saudara-saudaranya. Abhie juga bisa menggunakan perjamuan ini sebagai kedok dan menjalani operasi untuk kakinya.

Calvin, “……..” dia merasa agak bingung. Mengapa dia merasa pasangan suami istri ini semakin seiring sejalan? Satu pandangan saja dari pasangannya sudah cukup untuk mengetahui apa yang dipikirkan pihak lain?

"Tuan." Calvin memperhatikan interaksi ini dan kemudian berkata, “Dr. Livius datang hari ini dan mengajukan beberapa pertanyaan tentang kaki Anda. Dia bahkan mengatakan bahwa dia akan datang malam ini untuk melakukan pengobatan lanjut.”

Setelah terdiam sejenak, dia menambahkan, “Ketika Dr. Livius mendengar kabar bahwa Anda pergi berkencan dengan istri Anda, ekspresinya langsung berubah. Dia bahkan mengingatkan saya untuk meminta Anda minum obat secara teratur.”

Tatapan Abhie berubah menjadi dingin. “Minum obatku? Kupikir dia ingin aku mati lebih cepat.”

“Sepertinya orang-orang di balik layar memperhatikan perubahan terbaru TuanAbhie. Dia menjadi tidak sabar.” Siena tersenyum tipis. “Namun, ketika seekor anjing menjadi cemas, ia akan melompati tembok dan menyerahkan diri…”

Tidak lama kemudian, Livius segera datang ke vila untuk melakukan pengobatan lanjutan. Setelah pemeriksaan, dia mengeluarkan botolnya lagi dan mengingatkan pada Abhie untuk meminum obat tepat waktu. Abhie hanya mengangguk dalam diam, menuangkan beberapa pil, lalu menelannya dengan air.

Melihat Abhie sudah meminum obat dengan matanya sendiri, Livius pun akhirnya menghela nafas lega. Setelah berulang kali mengingatkan Abhie untuk meminum obat tepat waktu untuk menghilangkan rasa sakitnya, dia membawa kotak obatnya dan bergegas pergi. Tujuannya datang ke villa ini sudah tercapai.

Tiga hari kemudian.

Pagi-pagi sekali, vila keluarga Yilmaz ramai dengan aktivitas. Tim penata gaya terbaik yang bekerja untuk Yilmaz Corporation datang untuk merias Siena dan yang lainnya. Siena mendengar bahwa master biola terkenal Tommi Crest akan tampil pada perjamuan ini dan bahkan dikabarkan bahwa dia bermaksud untuk mengambil seorang murid.

Saat pikirannya melayang, Valerie menjulurkan kepalanya dari balik pintu. Matanya yang seperti rusa dipenuhi dengan ekspresi keheranan. “Kakak ipar, kamu cantik sekali!”

Siena tersenyum tipis dan menarik putri kecil pemalu yang bersembunyi di balik pintu ke dalam kamar. “Valerie kami juga sangat cantik, seperti putri kecil dalam dongeng.”

Valerie mengenakan gaun putih pendek. Penata gaya menyisir poninya, yang biasanya menutupi dahinya, memperlihatkan dahinya yang halus dan penuh. Tatapan matanya yang malu-malu membuatnya tampak seperti seorang putri kecil yang tidak mengetahui urusan dunia. Itu membuat orang merasa memujanya.

Mendengar pujian Siena, wajah kecil Valerie memerah. Tangannya mencengkeram ujung roknya erat-erat, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah menghadiri jamuan makan.

Valerie terlalu takut dengan keramaian. Dulu, saat ada jamuan makan di rumah, dia akan mengunci diri di kamar dan tidak keluar dari kamar sampai acara selesai.

Tapi kali ini, karena kakak iparnya akan ada di sana, dia tiba-tiba ingin hadir di perjamuan itu...Selama kakak iparnya ada di sana, dia akan memiliki keberanian yang tiada habisnya. Siena membawanya ke bawah. Abhie sedang duduk di sofa di ruang tamu ketika dia mendengar langkah kaki mereka. Dia mendongakkan wajahnya.

Gaun berbentuk buntut ikan berkilau membungkus sosok indah Siena. Pinggangnya sangat ramping sehingga dia bisa meraihnya dengan satu tangan. Garis leher istrinya memperlihatkan tulang selangkanya yang indah. Bahu dan lehernya sangat menarik sehingga orang tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Saat dia berjalan, ekor gaunnya bergoyang, seperti putri duyung yang melompat keluar dari laut. Setiap gerakannya romantis dan mudah memikat hati orang lain. Abhie menatap lurus ke arahnya, dan yang terpikir olehnya hanyalah, ‘Aku ingin menyembunyikannya, aku tidak ingin orang lain melihat istriku begitu cantik dan mempesona.’

Saat dia merasakan pikiran di benaknya, Abhie melengkungkan jari-jarinya seolah-olah dia tersiram air panas. Sedangkan mata Jimmy membelalak karena terkejut. “Kakak ipar, kamu terlihat sangat cantik hari ini!” Setelah mengatakan itu, dia kembali menggerutu dengan sedih, “Orang-orang yang menghadiri perjamuan beruntung bisa melihat kecantikan langka sepertimu.”

Kabar kakak laki-lakinya menikah dengan istri yang berasal dari daerah miskin tersebar ke kalangan masyarakat kelas atas. Mereka mengejek kakak laki-lakinya dan memandang rendah kakak iparnya. Sayangnya mata mereka dibutakan oleh uang dan tidak bisa melihat betapa baiknya kakak iparnya.

Kakak iparnya seribu kali lebih baik daripada mereka yang disebut sosialita!

“Kak Jimmy dan Kak Valerie, jangan terlalu bersemangat.” Morris, yang masih harus bersekolah hari ini, memandang mereka dengan tidak senang. Kenapa kakak dan adiknya pergi ke perjamuan, sedangkan dia tidak? Apakah dia boleh pergi ke jamuan makan bersama kakak iparnya, tapi dia terpaksa pergi ke sekolah?

Emosi memenuhi hatinya, tapi dia tersenyum patuh. “Ini pertama kalinya kakak ipar menghadiri jamuan makan seperti itu. Pasti banyak orang yang menunggu untuk menertawakannya. Kamu harus melindunginya.” Jika memungkinkan, dia ingin pergi bersamanya.

Dia tidak mempercayai saudara laki-lakinya yang kedua yang selalu sinis, yang tidak peduli pada apa pun, dia juga tidak mempercayai saudara laki-laki ketiganya yang naif, yang terlalu suka bermain-main.

“Aku tidak perlu kamu mengingatkanku.” Jimmy mengerucutkan bibirnya dengan tidak senang.

Lindungi kakak iparnya? Morris belum pernah melihat wajah asli kakak iparnya. Dia menyebalkan ketika dia memukuli orang! Wanita itu sama sekali tidak membutuhkan perlindungan mereka.

Zihan, yang berdiri di samping, juga mencibir. Semua wanita di masyarakat kelas atas bukanlah tandingan Siena. Bagaimanapun, wanita ini tidak peduli dengan hidupnya ketika dia berubah menjadi gila. Orang-orang di masyarakat kelas atas tidak seceroboh dia.

Zihan menundukkan kepalanya dan memainkan korek api ditangannya, tapi tatapannya melirik kearah sosok indah yang berada tak jauh darinya berkali-kali. Sebelum dia pergi, Siena dan Abhie saling berpandangan, dan keduanya mengangguk seolah-olah saling berbicara satu sama lain melalui gerakan tubuh mereka.