Karena lamarannya di tolak dan dihina oleh calon mertuanya.
Samsul harus menelan kekecewaan, dan memutuskan untuk menjadi kaya.
Namun jalan yang ia pilih salah, ia malah bersekutu dengan setan untuk mendapatkan secara instan. Agar bisa melamar kekasih tercinta.
"Kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya sang dukun.
"Yakin Mbah, aku ingin cepat kaya agar tidak dihina dan diterima oleh calon mertua," jawab Samsul.
"Tapi syaratnya, kamu harus menikahi gadis perawan. Dan persembahan di malam pertama untuk Jagira. Dalam satu tahun kamu harus bisa mendapatkan 7 gadis untuk di persembahkan. Kamu sanggup? Setelah itu kamu bisa bebas dan kekayaanmu akan kekal."
"Sanggup Mbah!"
Akhirnya Samsul pun menjadi orang terkaya hanya dalam waktu singkat. Namun janji setan tidak bisa dipercaya.
Setelah Samsul mendapatkan semuanya, setan itu tidak juga melepaskan Samsul.
Bahkan setan itu juga menginginkan istri Samsul yang ke 8 yaitu kekasih tercinta nya Samsul.
Apa yang terjadi selanjutnya? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Bulan demi bulan berlalu, Samsul sudah mendapatkan 7 korban tumbal untuk Jagira atau lebih di kenal Mbah Sukmo.
Samsul merasa dirinya sudah terbebas dari jeratan setan yang membuat nya terjerumus lebih dalam.
Dan kekayaan yang Samsul miliki pun semakin berlimpah. Samsul merasakan enaknya menjadi orang kaya.
Namun ia tidak tahu jika bencana besar akan menimpa dirinya. Dalam beberapa bulan ini, Samsul sudah memperkerjakan puluhan pelayan.
Namun tidak ada satupun diantara mereka yang betah bekerja disini. Karena selama mereka bekerja, mereka selalu mendapatkan gangguan.
Bahkan ada yang baru dua hari bekerja sudah minta berhenti. Karena mereka tidak kuat menerima gangguan dari makhluk astral tersebut.
"Sekarang aku semakin kaya, dan aku sudah terbebas dari Mbah Sukmo. Saatnya untuk aku pulang ke desa. Suri, aku akan menikahi mu sesuai janjiku," gumam Samsul.
Tanpa membuang waktu lagi, Samsul pun segera bersiap-siap. Dengan beberapa tas yang ia bawa.
Dan ada empat tas, semuanya berisi uang tunai. Dan untuk satu tas berisi pakaian. Belum lagi uang yang Samsul simpan di bank.
Samsul masuk kedalam mobil setelah mengunci pintu rumahnya. Samsul pun segera pergi dari rumah itu.
Saat baru keluar dari pintu gerbang, Samsul menghentikan mobilnya karena mendengar suara seperti ledakan dari dalam ruang bawah tanah.
Tidak berapa lama api pun menjalar ke bagian-bagian rumah lainnya. Dalam sekejap api sudah semakin membesar.
Samsul memperhatikan rumah tersebut yang terbakar oleh api. Samsul pun heran, darimana api itu datang?
"Aneh, padahal tidak ada sumber api yang memicu terjadinya kebakaran. Semua aliran listrik dan gas sudah ku matikan," gumam Samsul.
Kemudian ia melanjutkan perjalanan nya tanpa menghiraukan api yang terus membakar rumahnya.
Samsul tiba dipinggir kota menuju ke desanya. Samsul berhenti disebuah warung yang menjual makanan.
"Makan Mas?" tanya pemilik warung tersebut.
"Apa yang ada Bu?" tanya Samsul balik.
"Ayam bakar, ayam goreng, pecel lele," jawab wanita itu.
"Ayam bakar saja Bu, pakai nasi ya Bu," pinta Samsul.
"Iya Mas."
Samsul melihat sekitar ada beberapa orang yang juga berhenti untuk makan. Sepertinya mereka pekerja buruh dan supir truk.
Karena ada beberapa buah truk yang terparkir didepan warung makan tersebut. Tidak berapa lama, anak pemilik warung mengantar pesanan tersebut.
Gadis itu tak berkedip melihat ketampanan Samsul yang beda dari kebanyakan orang yang datang kemari.
Ya, selama Samsul tinggal di kota, tubuh dan wajahnya bersih dan putih. Berbeda dengan Samsul yang dulu.
"Silahkan Mas," ucap gadis itu sambil mengedipkan matanya.
Namun Samsul tidak tergoda sama sekali. Karena ia sudah mendapat semua korban, jadi ia tidak perlu mencari korban lagi.
Fokus nya sekarang hanyalah ingin kembali ke desa dan menikahi Suriani, gadis yang ia cintai hingga saat ini.
Karena tidak mendapat respon dari Samsul, gadis itu yang tadinya manis berubah masam. Dan mengumpat dalam hati mengatakan Samsul sombong.
Setelah selesai makan, Samsul memberikan uang dua lembar warna merah. Kemudian ia segera pergi dari tempat itu.
"Mas, ini kebanyakan," kata pemilik warung sambil berlari kecil menghampiri Samsul.
"Gak apa-apa Bu, ambil aja kembalian nya," ujar Samsul.
"Terima kasih Mas."
Wanita itu memperhatikan mobil yang di kendarai Samsul. Ia dapat menyimpulkan jika Samsul adalah orang kaya.
Saat Samsul tiba di desanya, para warga berkerumun melihat mobil mewah Samsul terparkir didepan rumah Suriani.
"Assalamualaikum," ucap Samsul. Sura keluar dari dalam rumah. Dan tidak mengenali Samsul.
"Wa'allaikum sallam, cari siapa ya?" tanya Sura.
"Bu, aku Samsul ingin bertemu dengan Suri," jawabnya.
Sura memperhatikan wajah Samsul serta penampilan nya yang berbeda dari dulu. Ia seakan tidak percaya dalam satu tahun lebih Samsul sudah berubah drastis.
"Kamu bukan Samsul, Samsul tidak seperti ini, Samsul orangnya dekil dan miskin," ucap Sura.
Samsul tidak tersinggung, ia malah tersenyum. "Suri ada Bu?"
"Siapa Bu?" tanya Suriani pada ibunya. Ia belum melihat jika yang datang adalah Samsul.
"Bang Samsul? Itu kamu?" tanya Suriani saat melihat Samsul masih berdiri didekat mobilnya.
"Iya Suri, aku datang, aku sudah sukses sekarang dan kembali untuk melamarmu."
Para warga berbisik-bisik, mereka juga tidak percaya akan perubahan Samsul. 180 derajat perubahan Samsul yang dulu dan sekarang.
"Aku rasanya tidak percaya jika Samsul bisa sesukses itu? Apa pekerjaannya?" tanya salah satu warga.
"Gak ada yang tau, tiba-tiba ia pergi dari desa ini setelah di tolak lamaran nya oleh Sarkan," jawab warga yang lain.
"Mari semua mendekat, aku akan bagi-bagi rezeki untuk kalian semua," ucap Samsul dengan lantang pada warga.
Samsul kemudian memberikan beberapa lembar uang merah kepada setiap warga. masing-masing mendapatkan bagian.
Tua, muda, besar dan kecil semuanya dapat. Mereka sangat senang, apalagi para warga kekurangan uang.
Mendengar Samsul datang, Bodang segera pergi menemuinya. Bodang berdiri mematung saat melihat Samsul yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya.
Bodang pun tidak jadi menemui Samsul, karena ia merasa insecure dengan penampilan Bodang saat ini.
Samsul tidak menyadari kehadiran Bodang, karena ia sibuk membagikan uang kepada warga.
Hanya Suriani yang melihat Bodang pergi, entah mengapa hatinya terasa sakit. Dan perasaannya pada Samsul pun tidak seperti dulu.
Walaupun ia senang dengan kepulangan Samsul, namun hatinya tidak berdebar seperti dulu.
Ia merasa jika Samsul yang sekarang sudah jauh berbeda. Suriani mencoba memastikan perasaannya. Namun tidak ada getaran sama sekali.
"Kamu kenapa? Apa tidak senang dengan kepulangan ku? Aku sekarang sudah kaya sesuai dengan keinginan ayahmu," tanya Samsul.
Kemudian ia memberikan uang satu tas kepada Sura. Sura tercengang saat membuka tas tersebut, matanya membesar saat melihat banyaknya uang.
"Aku ingin ketemu ayahmu untuk kembali melamarmu, ayahmu pasti senang karena aku sudah kaya dan sesuai keinginannya," ucap Samsul.
Suriani terdiam, hanya airmata nya yang menetes ke pipinya. "Ayah sudah meninggal beberapa bulan yang lalu, ayah sakit dan dokter tidak tahu apa penyakitnya. Karena dokter tidak bisa mendeteksi penyakit ayah."
Samsul terkesiap, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Namun ia cukup terkejut dengan kabar ini.
"Maafkan aku, aku sungguh tidak mengetahui jika ayah sudah meninggal."
Kemudian Samsul meminta Suriani untuk mengantar nya ke makam Sarkan. Suriani pun mengantar nya.
Samsul menuntun Suriani masuk kedalam mobil, Samsul juga menghapus airmata Suriani yang terus mengalir.
"Sesuai janjiku, aku akan meminta restu untuk menikah denganmu. Maukah kau menikah denganku?" tanya Samsul.
Suriani menatap dalam wajah Samsul, dan melihat ketulusan dari mata Samsul. Tidak ada yang berubah dari pancaran mata tersebut.
Semuanya masih seperti dulu, masih ada cinta yang dilihat oleh Suriani. Kemudian Suriani pun mengangguk.
di tunggu karya terbaru nya thor
klu bisa dari keluarga Henderson tho🥰🥰🥰🥰
emang penyakit yang paling susah di sembuhkan ya penyakit hati
duh duh mana tenang kalo kerja kayak gtu
menang banyak tu