Hai ini novel keduaku..
Bercerita tentang wanita bernama Starlett In Sahara..
Seorang wanita yang dingin dan cuek dengan sekitarnya yang hanya fokus dengan pekerjaannya sebagai asisten CEO bernama Ken Adelard Volkov...
kenapa covernya seorang ballerina? karena Starlet atau yang dipanggil dengan nama Ara merupakan seorang mantan balerina...
ikutin kisah mereka ya..
Novel yang kubuat tidak terlalu panjang dan tidak terlalu banyak konflik.. soalnya aku suka cerita yang enteng dan happy ending.. hehe..
(proses revisi puebi dll)
ig author @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman hiburan
Star 5
Ara membuka tas yang ternyata berisi dress-dress cantik dengan warna-warna ceria.
"Kenapa harus baju seperti ini yang dibeli Pak Andi?" Ara bermonolog.
Tapi tidak ada yang bisa Ara lakukan selain memakainya. Lagipula ini termasuk bagian dari tugasnya, dan dia hanya akan berada di mansion dan tidak kemana-mana.
Ara memakai dress berwarna putih yang panjangnya di atas lutut. Itu membuat kaki jenjang dan putih mulusnya terekspose. Selama ini Ara selalu memakai celana dan tidak pernah memakai Dress. Dan mengikat rambutnya ke belakang membuatnya semakin cantik.
Lalu Ara turun ke bawah yang ternyata sudah menunggu Si kembar dan sang bos.
"Maaf, membuat kalian menunggu," ucap Ara datar seperti biasanya.
"Aunty Ara cantik sekali, ya kan uncle?" ucap Anna.
"Hmm," ucap Ken singkat.
Ara merasa sedikit tidak nyaman ketika Ken memandangnya agak lama.
Lalu mereka berempat pun makan bersama.
"Uncle, apakah kami boleh jalan-jalan ke taman hiburan? Kami sangat bosan hanya main di dalam mansion," pinta Alen.
"Ya, uncle, boleh ya ya ya???" rengek Anna manja.
"Mommy kalian tidak akan mengizinkannya," jawab Ken dengan tetap menyantap makanannya.
"No, mommy pasti mengizinkan jika uncle ikut bersama kami," mohon Anna.
"Ya Tuhan, kenapa kalian merepotkan sekali. Uncle sangat sibuk dan harus ke kantor jadi tidak bisa," tegas Ken.
Sebenarnya Ken tidak tega melihat keponakannya sedih. Tapi Ken tidak akan mau melakukan hal-hal yang dianggapnya tidak berguna itu.
Hal yang berguna menurutnya adalah menghasilkan uang triliunan. Bukan bermain di taman bermain.
"Uncle jahat, huaaaa, huaaaa," teriak Alen dan Anna bersahut-sahutan dengan tangis yang semakin nyaring.
"Ooooh kakaaakk, kapan kau akan membawa anak-anakmu kembali kerumah kalian?" ucap Ken frustasi yang melihat tingkah si kembar.
Ara hanya bisa melihat karena dia tidak mempunyai kuasa untuk ikut campur dalam pembicaraan ini. Ara tahu batasan dirinya.
"Ara, siapkan semuanya, kita akan pergi ke taman hiburan," ucap Ken pada Akhirnya.
"Baik Tuan," jawab Ara.
"Horrrayyyyyyy, uncle, we love you sooooo much," ucap si kembar bersamaan yang langsung memeluk dan mencium sang paman.
Lalu mereka berempat pergi ke taman hiburan.
Ken menyetir mobilnya sendiri. Ara duduk bangku depan di sebelah Ken. Sedangkan si kembar ada di bangku belakang.
"Halo Pak Andi, kau urus semua pekerjaanku hari ini di kantor. Jika ada dokumen yang harus kutandatangani, kau antarkan ke mansionku. Aku sedang mengajak keponakanku berjalan-jalan. Hmm, baiklah," ucap Ken yang sedang melakukan panggilan telepon dengan sang asisten utamanya.
Mereka akhirnya tiba di taman hiburan. Suasananya tidak terlalu ramai karena ini weekdays.
Mereka tampak seperti sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia.
Si kembar dan Ara berjalan di depan. Sedangkan Ken mengikuti mereka dari belakang.
Ara sebenarnya merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dikenakannya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada pilihan pakaian yang lain selain dress-dress.
Ken melihat interaksi antara si kembar dan Ara. Ara terlihat bahagia dan sering tertawa mendengar ocehan si kembar.
Melihat hal itu membuatnya melihat hal baru tentang Ara.
Ara, wanita yang dikenalnya 2 tahun lalu. Wanita yang sangat cerdas dan disiplin. Selalu berwajah datar dan jarang tersenyum. Sangat cuek dengan sekitarnya. Tidak pernah mempunyai teman sesama pegawai. Hidupnya seakan dihabiskan untuk kerja dan kerja. Dan berpenampilan kaku dengan seragam kerja yang selalu menggunakan blazer dan celana berwarna abu dan hitam.
Itulah deskripsi Ken tentang Ara. Benar-benar wanita tipe kaku dan membosankan menurutnya. Tapi dia merasa cocok dalam hal pekerjaan. Ara mempunyai loyalitas yang tinggi dalam pekerjaannya.
"Ayo kita makan siang dulu. Mommy kalian akan mengamuk seperti singa betina jika uncle membuat kalian kelaparan dan kurus kering," ucap Ken datar.
"Aku ingin makan ayam McDonald, uncle," ucap Anna.
"Hmm baiklah. Disana sepertinya ada, ayo," jawab Ken dengan tangan menunjuk ke arah foodcourt.