Bayu tanpa sengaja melakukan nikah kontrak dengan seorang CEO perusahan BOF beauty of fashion, perusahaan terbesar di Negaranya. Awal kehidupan Bayu yang rumit saat memasuki keluarga Naya Tungga Dewi, yang kekayaannya masuk daftar 10 besar di Asia.
Bayu yang hanya seorang tenaga tehnisi perusahaan, tamatan SMA swasta menjadikan dia terhina di hadapan keluarga Naya.
"Dasar tidak berguna, lelaki gembel. Apa yang bisa kau andalkan selain tampangmu itu, atau jangan-jangan kau mengguna gunai anakku ya?! Kalian harus bercerai, aku tidak sudi memiliki menantu sampah sepertimu".
Apakah Bayu bisa membuktikan kepada keluarga Naya, bahwa dia bukan lelaki yang tidak berguna???
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. MSSM
Di tempat lain Naya sedang merayu Bram untuk dia kembali bekerja karena Naya merasa bosan berada dalam rumah tanpa melakukan apapun, Bram telah melakukan banyak cara untuk membuat Naya selama ini mengurungkan niatnya untuk bekerja tapi tidak mempan, walau di iming-imingi liburan tiga kali seminggu, untuk Naya dunia bekerja sudah menjadi hobi yang sulit untuk di ubah.
"Baiklah, tapi jangan kerja yang berat karena kau sedang hamil sayang"
"Iya sayang, aku berencana ingin bekerja di salah satu perusahaan milik desainer ternama di Negara ini, kami kenal dan sedikit dekat" jelas Naya
"Dia Pria?"
"Tidak, dia wanita
"Deal! kapan kau akan ke perusahaan itu, aku akan mengantarmu"
"Aku bisa sendiri menggunakan taksi"
"Jangan membantah Nay,"
"Hmmm Yes My KIng!"
Esok hari di kediaman Harun, semua tengah berkumpul untuk sarapan, mereka membahas banyak hal, termasuk masalah Naya. Harus memberitahu semua kejadian yang menimpa Naya dan tentunya itu hanya sebuah opini dari pihak Harun saja dan dia tidak menceritakan secara keseluruhan. Semua kata yang terlontar dari mulut Harun dan istrinya hanya kebencian untuk anak sulungnya itu, bukan kebanggan yang selama ini mereka tonjolkan di hadapan keluarga besar mereka dan publik.
Mendengar penjelasan Harun dan Melanie, Alea menyunggingkan senyum karena sebenarnya dari dulu Alea selalu iri dengan kehidupan Naya yang menurutnya nyaris sempurna; kecantikan,kekayaan,kecerdasan dan terlebih lagi banyak lelaki yang mengejarnya,lelaki yang pun sukai, hanya satu kekurangan Naya, dia memilih lelaki gembel untuk menjadi suaminya di banding menikah dengan lelaki yang sederajat dengannya, jika itu terjadi, Alea sepertinya akan lebih sangat membencinya.
Pernikahan Naya yang tercium sampai ke telinga Alea, membuat Alea mengadakan party besar-besaran di Inggris membuat temna-teman Alea keheranan karena Alea hampir menghabiska semua tabungannya.
Harun dan Melani juga menjelaskan rencana mereka untuk membantu Alea membangun perusahaannya sendiri, tapi untuk sementara Alea harus bergabung dengan perusahaan miik Melanie yang masih menjadi perusahaan anak cabang. Harun menginginkan Alea menjadi CEO tersebut dan mengembangkannya sebagai bukti seberapa berkualitasnya dia untuk membangun sebuah perusahaan dan menjadikannya perusahaan raksasa seperti Naya yang dulu dia lakukan.
Mendengar itu, Alea kembali menyunggkan senyumnya yang entah makna apa yang tersirat didalamnya,
"Tapi aku bukan Naya yang bisa menjadis api peras kalian" batinnya.
Sebulan berlalu, Naya telah bekerja sebagai salah satu desainer pemula di perusahaan tersebut dengan gaji yang lumayan untuk Naya dan Bram memiliki sebuah mobil pribadi, walaupun hanya mampu membeli mobil bekas di tambah dengan tabungan Bram yang saat itu masih berpura-pura menjadi seorang pelayan Restauran.
Begitupun dengan Alea yang telah menjadi CEO di perusahaan Melanie, dia sibuk mengembangkan sebuah produk untuk dengan mencari donatur untuk bekerja sama dengan perusahaan yang di pimpinnya, Alea mencari cara membagi keuntungan untuk meningkatkan kualitas dan mengangkat nama perusahaan agar bisa berkembang dengan pesat sesuai yang Harun inginkan.
...***...
Harun sedang berada di sebuah perusahaan dengan Farah untuk membahas rancangan dan kerja sama dengan CEO perusahaan tempat Naya bekerja, tanpa sengaja melihat Naya yang sedang mengelus perutnya dengan sesekali tersenyum menatap kertas yang berada di hadpaannya, Naya sedang berusaha mencari ide membuat desain baju untuk keluarga, ayah, ibu dan anak.
Harun mendekati Naya yang suaranya memecahkan keheningan, "Aku pikir kau sudah menjadi gembel juga, ternyata otakmu masih terpakai untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama" ucap Harun dengan menyilangkan tangannya di dada,
Naya mendongakkan kepalanya dan melihat sosok lelaki yang selama ini di panggilnya ayah berdiri tepat di hadapnnya dengan angkuh.
"Papa? Sedang apa Papa di sini dan Papa cuma sendiri?"
"Panggil aku tuan Harun, karena sejak kau memilih lelaki miskin itu dan meninggalkan rumah kau bukan lagi salah satu anggota keluargaku, kau beruntung karena aku menyekolahkanmu dulu di tempat terbaik sehingga kepintaranmu untuk kau bisa bertahan hidup!" jelas Harun sinis.
Naya merasa sesak di dadanya mendengar ucapan Harun yang tidak menganggapnya lagi, bagaimana tuduhan Harun yang sebenarnya salah, karena alasan Naya meninggalkan rumah karena Harun ingin melenyapkan bayinya. Air mata Naya mengalir karena walau bagaimanapun dia adalah lelaki yang dipanggil ayah, cinta pertamany, lelaki yang dengan tangannya menuntun langkah pertama Naya untuk melangkah dalam kehidupan.
Naya pulang ke rumah dengan mata yang sembab, wajah yang kusam dengan masih sesegukan, Bram yang melihat itu khawatir dan berusaha mencari tahu apa yang terjadi padanya dan berusaha menghibur Naya tapi usaha Bram tidak berhasil akhirnya Bram mendudukan Naya di pangkuannya dan sesekali menghapus air mata yang mengalir di pipi Naya.
Wajah Naya di taburi sebuah kecupan untuk membuat Naya mengehentikan kesedihannya, Bram telah berulang kali memberi pertanyaan tentang apa yang terjadi, apa yang membuat Naya sepulang kerja sesegukan, tapi Naya tetap diam dan memeluk Bram. Bram ingin mendapatkan sebuah pertanyaan dengan cepat melalui Rey tapi Brammengurungkan niatnya, Bram berpikir kalau mungkin saja Naya sensitif karena faktor hormon kehamilan membuat Naya sangat mudah mengeluarkan air matanya.
Bram yang tidak mendapatkan respon dari Naya melihat Naya sudah terlelap dalam pelukan Bram karena perlakuan Bram yang nyaman mampu memberi kenyamanan untuk Naya dan hanya Bram yang mampu mengubah sudut pandang Naya lebih baik.
Malam menjelang, senja telah terbenam tapi Naya masih terlelap dengan nyenyak, Bram menuju dapur dan berkutat dengan peralatan dapur untuk menyiapkan makan malam untuk Naya, sedangkan tempat lain Rey sedang berada di sebuah diskotik meneguk beberapa wine untuk menghilangkan masalah yang sedang dihadapinya, mengingat kekasih yang sangat di cintainya memutuskan hubungan mereka secara sepihak.
Bram memasuki kamar tidur mereka, melihat Naya masih terlelap. Bram berjalan mendekat kemudian mengelus pipi Naya dan membangunkan Naya dengan lembut,
"Sayang, bangun. Waktunya makan malam, anak kita pasti sudah lapar"
Naya menggeliat dan merengangkan tubuhnya, mengusap wajah dan mengucek matanya, melihat dengan jelas lelaki di hadapannya sudah terlihat sangat segar dan beraroma sangat wangi,
"Sayang, I love you" ucap Naya dengan tersenyum
Bram yang melihat itu memberi kecupan di kening Naya dan memberi ciuman yang lembut di bibir Naya, kemudian menggendong Naya ala bride style menuju kamar mandi. Bram meletakkan Naya dengan pelan di wastefel kamar mandinya, kemudian membasahi handuk dan mengusap wajah Naya lembut, setelah itu Bram menggendong Naya kembali dan membawanya ke dining room mereka, meletakkannya di salah satu kursi yang letaknya berada di hadapan Bram.
...****...
Tetap stay ya 🌻
Author usahain update tiap hari minimal 1 bab di tengah beberapa kesibukan🌻🌻 makasih
pesawat tempur bisa... bukan jet pribadi