NovelToon NovelToon
RUNGKAD

RUNGKAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:107.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Kecewa. Satu kata itulah yang mengubah Rukayah menjadi sosok berbeda. Hidup bersama lelaki yang berstatus suami tapi diperlakukan layaknya keset membuat Rukayah jengah dengan kehidupan rumah tangganya.

Bersabar bukan lagi jalan keluar. Dia tidak bisa terus bersama orang yang tidak menghargai dirinya.

Keputusan untuk berpisah sudah bulat meski suaminya, si Raden Manukan itu nantinya akan mengemis meminta untuk terus bersama.. I'm sorry mas, aku wes kadung rungkad!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ru sakit

Kedua perempuan itu berjalan pelan, yang satu menahan sakit di perut. Satunya lagi membantu sahabatnya agar tidak semaput.

"Itu orang berdua kebanyakan akting ya!" Cerca salah seorang emak-emak di sana.

"Iya ih, dikit-dikit sakit. Ijin ini itu, tapi minta bayaran full. Orang kok nggak tau malu banget!" Nah langsung dapet temen ghibah, karena emak-emak yang lain spontan menanggapi cuitan temannya.

Emang kalo urusan menghujat sesama manusia pasti cepet dapet temen. Karena nyeret orang masuk neraka lebih mudah ketimbang ngajak mereka menikmati indahnya surga. Terus aja menilai orang lain lebih buruk dari pada diri sendiri, nggak usah ngaca, introspeksi diri atau sejenisnya. Karena kalau sudah menjadi pribadi seperti itu, dengan senang hati para demit dan besti-bestinya akan menyambut gembira di depan gerbang pintu neraka!

Mereka tidak sadar jika mereka lah yang sering ijin dan ngebon sebelum tanggal gajian. Tapi apa mereka mikir hal itu? Tentu saja nggak! Ingat perumpamaan gajah di pelupuk mata tak nampak tapi upil di hidung tetangga bisa terpampang nyata? Nah.. Itulah yang terjadi di sini. Ru baru ijin sekali akan terlihat manja dan caper di mata mereka.

Baru berjalan beberapa meter meninggalkan gudang tempat mereka bekerja, sebuah mobil milik sang juragan membuat mereka kaget karena dengan sengaja membunyikan klakson dan kepala sang juragan melongok keluar dari pintu mobil yang kacanya sengaja diturunkan.

"Masuk mbak." Perintah dari Maulana kepada kedua mbak-mbak di depannya.

Ru dan Lita saling pandang, tak mengerti dengan maksud juragannya. Tapi karena kepatuhan, mereka memutuskan untuk naik ke mobil itu. Ini kali kedua mereka menikmati kenyamanan yang ada di dalam mobil Maulana.

"Kalau sakit harusnya jangan dipaksakan untuk bekerja mbak. Aku nggak mau tempat kerjaku di tutup karena mempekerjakan orang sakit." Seperti sebuah omelan. Tapi sebenarnya adalah perhatian yang terselubung.

Lita menyenggol pelan bahu Ru "Ciyeeeee diperhatiin mas Maul." Bisik Lita, bisikannya cukup keras sampai terdengar ke telinga juragan Maulana.

Ketiganya diam tanpa kata sampai tiba di tempat dokter. Lita ingin membantu Ru keluar dari mobil tapi gerakannya terhenti oleh kesigapan Maulana. Dia cepat membuka pintu mobil dan berlari ke arah Ru. Di pegang tangan itu, terlihat seperti perhatian suami untuk istrinya yang sedang periksa kandungan.

Di belakangnya berjalan Lita dengan cueknya. Dia bahkan iseng main gonta-ganti nada dering di ponselnya. Emang orang satu itu sungguh ajaib.

Ketika Maulana mengambil nomer antrian untuk memeriksakan keadaan Ru, Lita dan Ru duduk manis seperti seorang ratu di tempat tunggu. Keduanya merasa diistimewakan oleh Maulana.

"Ru, kamu ngerasa nggak sih.. Itu mas Maul perhatian banget sama kamu?" Ucap Lita. Maulana belum kembali bergabung dengan mereka makanya dia berani berkata demikian.

"Nggak.. Yang aku rasain perutku makin sakit Ta, kayak diremes-remes.." Perutnya dicengkeram keras.

"Aduuuh lagian kamu kenapa sih Ru? Sakit perut kenapa? Kayak mau 'M' gitu?"

Ru nggak kuat, dia tekuk kedua kakinya ke perut dengan badan direbahkan asal di bangku. Tangannya diselipkan diantara perut dan kakinya. Jangankan untuk bicara, dia bahkan gemetar saat menggerakkan kakinya. Sakit.. Mata Ru terpejam erat.

"Ya Allah ini kamu kenapa? Ru Ru!!" Lita meletakkan kepala Ru di pangkuannya.

Tak hanya Lita, Maulana ikut cemas melihat keadaan Ru.

"Mbak kita langsung masuk aja. Nggak usah antri. Dokternya temenku. Bisa bangun sebentar? Kalo nggak bisa aku gendong aja, ayo." Sebelum menjawab, Maulana sudah memposisikan diri untuk menggendong Ru dengan melingkarkan tangan di punggung perempuan itu dan di belakang lututnya .

Lita sampai melongo melihat kesigapan Maulana sedari tadi dalam memperlakukan Ru. Wah, ini sih udah melebihi pasangan yang lagi bucin-bucinnya.

"Fatih, tolong periksa temenku. Dia sakit!"

Fatih, dokter muda itu melotot ke arah Maulana yang secara tak sopan melenggang masuk ke ruangannya saat dia sedang meracik obat untuk pasiennya yang lain.

"Antri bro, elah.. Kasihan pasien yang lain." Meski protes, Fatih tetap saja menunjukan ranjang agar Maulana meletakkan Ru di sana.

"Antri antri apa?! Dia udah kesakitan kayak gini! Kalau dia sampai kenapa-napa di tempat praktek mu ini, aku pastikan besok tempatmu ini bakal ditutup! Ijin praktek mu dicabut dan---"

"Oke oke, udah iya aku periksa iya. Jangan ngancam aku dengan mata melotot kayak mau buang hajat gitu!"

Lita yang menyaksikan keduanya pria itu adu argumen hanya bisa diam tak bisa berkata-kata. Selain bingung harus apa, Lita juga terpesona dengan dokter yang bernama Fatih itu. Dia memang tidak setampan Maulana tapi aura yang terpancar dari seorang Fatih mampu membuat Lita tak mengedipkan matanya.

"Mbak Lita dari kapan mbak Ru sakitnya?" Tanya Maulana kepada Lita. Lita diam.

"Mbak? Mbak Ru mengeluh sakit dari kapan?" Diulang lagi pertanyaan yang sama, tapi tanggapan Lita malah membingungkan. Dia tersenyum ke arah dokter Fatih.

"Dari mata turun ke hati.." Ngawur ini orang.

Maulana melihat ke arah Lita. Fatih juga. Kedua lelaki itu saling pandang setelahnya dengan tatapan datar sedatar datarnya.

"Kena sawan?" Ucap Fatih.

"Bukan, dari pada mbak Ru, aku rasa mbak Lita jauh lebih butuh pertolongan." Tegas Maulana.

"Sakit juga?" Tanya Fatih garuk kepala.

"Efek kelamaan jomblo emang mengerikan." Jawaban Maulana membuat Ru terkekeh meski dengan menahan sakit di perutnya.

Mereka tersadar jika ada orang sakit yang butuh pengobatan. Lita bahkan tak henti tersenyum, sebenarnya lebih seperti cengiran ke arah Fatih. Senyum yang dia anggap paling cetar yang dia bisa ciptakan. Sayangnya dia tidak sadar jika ada sisa keluak di gigi depannya setelah tadi pagi dia sarapan dengan rawon. Membuat deretan gigi itu tercemar oleh pemandangan hitam oleh ulah si keluak.

"Dia maag. Aku udah resepin obat buat dia." Kata Fatih.

"Apa perlu di rawat? Apa dia kudu aku bawa ke rumah sakit?" Masih saja cemas, Maulana tak henti memegang tangan Ru, entah lelaki itu sadar atau tidak.

Fatih dan Lita yang melihat hal itu bisa menebak bagaimana perasaan Maulana kepada janda muda itu. Yang dipegang tangannya hanya diam. Bahkan diperlakukan seperti itu saja tak berpengaruh apapun pada Ru, sakit di perutnya lebih dominan dari pada ber baper-baperan!

Ketika akan pulang mengantar Ru pulang, tak sengaja mata Ru bertemu pandang dengan Nimas. Gadis itu nampak diajak masuk ke tempat praktek dokter Fatih oleh mantan suaminya, Raden. Tak ada rasa tertinggal atau apapun ketika mereka beradu pandang. Mungkin yang ada hanya rasa sakit hati dan penyesalan saja, kenapa dulu dia bisa terjerat dengan lelaki seperti Raden hingga mau diajak menikah.

Ru masuk mobil dan Raden yang naik motor bekas punya mantan istrinya, Raden tak henti mengekor dengan matanya sampai mobil milik Maulana menjauh pergi.

"Lihat kan, gimana murahan dan nggak tau malunya mantan bini mu?! Udah untung kemarin aku minta tanda tanganmu mas, jadi kamu bisa tau busuknya Ru sebenarnya. Kamu harus berterimakasih sama aku! Bukannya marah-marah kayak kemarin!"

Setelah tahu dia dijebak adiknya dengan menandatangani surat gugatan cerai yang Ru layangkan padanya, Raden sempat marah dan tidak bertegur sapa dengan Nimas.. Namun hari ini karena desakan dari ibunya, Raden mau mengantar Nimas periksa ke dokter karena sudah dua hari gadis itu sering muntah dan lemas.

'Ru, secepat itu kamu nemu pengganti ku? Atau benar kata ibuk dan Nimas, kalau selama ini kamu emang ada main di belakangku?'

1
Susanty
Author bisa ajah🤭🤣🤣 kasih nama juminten ajah, soalnya kalo nama yang lain takut Kebagusan 🤭🤣🤣
🙃😉
jadi tusuk konde /Slight/ tusuk gigi atw tusuk tusukan /Facepalm/
𝐙⃝🦜尺o
bisa koq asal kamu bisa ikhlas menerima takdirmu dan semangat memperbaiki hidupmu,,tapi akan terasa berat untuk melalui prosesnya
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ 𒈒⃟ʟʙᴄ
yuk lasmi berusaha menjadi lebih baik lagi 🙊dan jangan gampang suudhzonn biar hidup lebih berwarna lagi 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
𝐓𝐎𝐍𝐆 𝐓𝐉𝐈🍵
mamam tuh, senjata makan tuan🤣
𝐓𝐎𝐍𝐆 𝐓𝐉𝐈🍵
kesambet apaan ini otornya 😳
Ezza
kasar wes
Ezza
knp namanya maulana ?? deso bgt
Red Velvet: Sabar mas @Ezza sabar.. Pulang aja mas, ditunggu binikmu di rumah katanya blaraknya mau dipake buat dadek geni😐
total 1 replies
Ezza
pas bgt , bisa jadikan gantungan tas
𝐙⃝🦜尺o
kotange sopo sek wes kucel???
novita setya
kl mrk ber 2 jodo..kadonya obat no 18. udah parah gilanya..
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ 𒈒⃟ʟʙᴄ
🤣🤣🤣🤣🤣author ngapaaain/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Wati Suharni
lagi ngayal...yg jadi ru itu aku 🤣🤣🤣
Erl: Bagus! Lanjutkan mengkhayalnya kak. Halalan toyiban!
Wati Suharni: pas bagian daster gombale 🤣🤣
total 2 replies
🍊 NUuyz Leonal
😣😣😣😣
🍊 NUuyz Leonal
biasanya sih cuma basa basi doang 🤣🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
kamu Squidward nya ya fa
🍊 NUuyz Leonal
gejala bumil emang se ekstrem itu ya 🤭🤭
🍊 NUuyz Leonal
kan dari awal sudah dikasih tau itu bukan untuk obat seperti yang ada dipikiran mu loh Thor 😅😅
aku gak mikir ke situ
jasmine
kotange sopo????
Lyta 𒈒⃟ʟʙᴄ 🍒⃞⃟🦅_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
salah
kalau lirik yg awalnya gini
aaaaaaa hmmmmm hmmmmmm Kabhie khusi Kabhie gheummm.
kalau tumpase aeeee
itu awalan nya
tung tak tung....
tung tak tung ..
tumpase AE yuuu Mus kurae
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!