NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Dilakukan Teman

Makhluk di dunia ini terbagi menjadi dua. Mereka yang terlahir di dunia yang biasa, Manusia. Mereka yang terlahir di kegelapan, Iblis. Iblis, diberkahi sesuatu yang tidak dimiliki Manusia, itu disebut inti mana. Kekuatan mereka berasal dari organ kecil itu.

Iblis dan Manusia adalah dua makhluk yang hidup berdampingan. Mereka saling membutuhkan.

Suatu hari musibah melanda Negri Xerl. Langit Negri Xerl mengalami gerhana siang dan malam. Langit selalu gelap. Monster bawah tanah merayap ke atas dan memusnahkan segalanya. Hingga, muncullah Pemuda berbangsa Iblis yang dimana dia terkenal akan kekurangan atas dirinya dan gadis berbangsa Manusia dengan rambut emasnya, anugerah dari tetesan Matahari.

Dia Iblis tanpa inti mana dan Manusia yang bisa sihir.

Yang keduanya mampu mengeluarkan sihir tanpa batas.

Chaiden Agha dan Carmila Erundil, nama mereka.

...♧♧♧...

"Lucian, kamu sangat cantik" Ucap Andralia sambil mengenakan bando di kepala Lucian.

Lucian tersenyum dengan lebar. "Kau juga cantik" Ceplos Lucian memandangi Andralia.

"Terima kasih. Hari ini, kita bermain piknik teh ya..." Ucap Andralia sambil menarik Lucian pergi ke taman bunga yang tak jauh dari kamar Andralia.

Satu dua Pelayan tertawa kecil melihat Lucian yang menggunakan gaun Andralia yang berwarna biru abu-abu muda untuk bermain Piknik teh Putri.

"Kamu cantik sekali Putri Lucian~" Goda beberapa Pelayan yang melihatnya.

Lucian tersenyum lebar dan matanya tak henti-hentinya menatap Andralia. Andralia mulai menuangkan teh di cangkir Lucian. Andralia heran dengan cara menatap Lucian padanya yang beda dari biasanya.

"Kamu terlihat senang sekali" Ucap Andralia.

Lucian menelengkan kepalanya ke kanan. "Aku senang bisa melihat Putri. Apa kau tidak memiliki bunga yang ingin ku ambilkan?" Tanya Lucian dengan raut yang berbunga-bunga.

Andralia berfikir sejenak. Dia mengeleng. "Aku tidak akan meminta bunga lagi padamu. Aku taku kamu terluka lagi" Ucap Andralia.

"Kau imut sekali" Puji sekali lagi Lucian kepada Andralia yang membuat Pelayan didekatnya keheranan.

Andralia tersenyum dengan manis.

"Khhhhhuuh!!!" Jantung Lucian seakan ditumbuk sesuatu yang keras karena senyuman itu. Dia segera meletakkan kepalanya di meja.

"Putri, aku bisa mati sekarang hanya karena senyuman itu" Ucap Lucian sambil memegang dadanya.

Andralia terbelalak mendengarnya. "Mati? Jangan berkata bisa mati sekarang. Aku tidak punya teman lagi yang sepertimu" Ucap Andralia sambil berdiri dan segera melepas bando dan beberapa pernak-pernik yang dia pasangkan di Lucian.

Andralia berfikir dia terlalu memaksa Lucian.

Lucian memegang pergelangan tangan Andralia yang putih dan bersih. Andralia melihat dengan heran apa yang Lucian lakukan. Lucian melihat pergelangan tangan Andralia dan mengusapnya dengan pelan.

"Tanganmu begitu lembut, hidupmu pasti enak sekarang. Andai saja tak ada pembatas, mungkin aku sudah memelukmu" Ucap Lucian.

Andralia menelengkan kepalanya sekali lagi. "Apa Lucian sedang memerankan karakter Pangeran?" Tanya Andralia yang membuat Lucian menatap Andralia.

"Apa kau hanya mau dipeluk seorang Pangeran?" Tanya Lucian.

Andralia mengangguk. "Pangeran yang baik dan tampan" Jawabnya.

"Apa aku tidak tampan?" Tanya Lucian.

"Lucian itu cantik" Jawab Andralia.

"Tapi aku laki-laki, aku juga bisa jadi Pangeran" Jawab Lucian.

"Ayah berkata, Pangeran itu berasal dari keluarga yang terpilih. Aku tidak boleh sembarang memeluk orang selain Ayah, teman, dan Pangeranku" Jawab Andralia dengan polos.

Lucian menunjukkan senyumannya. "Apa Putri begitu mencintai Baginda?" Tanya Lucian kepada Andralia.

Andralia mengangguk.

"Kalau begitu, apabila Putri bertemu lagi dengan Baginda. Bertanyalah teman seperti apa yang boleh dipeluk. Putri tidak boleh memeluk sembarang teman. Karena tidak semua teman itu baik" Jelas Lucian.

"Andralia tau. Teman yang boleh dipeluk itu, seperti Lucian. Karena, Lucian adalah teman pilihan Ayah" Jawab Andralia sambil memeluk Lucian karena dia berfikir Lucian memintanya.

Pelayan di belakangnya hanya melihatinya, selagi Andralia tidak melakukan hal yang berlebihan kepada Lucian.

Lucian tidak membalas pelukan itu. "Meski aku pilihan Baginda, Putri tetaplah tidak boleh memeluk hanya karena aku memintanya. Putri tau? Aku ini laki-laki dan Putri perempuan. Di pertemanan, tidak ada perempuan dan laki-laki yang berpelukan" Jelas Lucian sekali lagi.

"Tidak ada?" Tanya Andralia sambil melepas pelukannya dan melihat Pelayannya.

"Itu benar, Putri" Jawab Pelayannya.

Bibir Andralia manyun. "Kenapa tidak boleh? Aku boleh memeluk boneka. Kenapa tidak boleh memeluk Lucian. Kata Ayah, Lucian itu bonekaku!" Tegas Andralia memeluk Lucian dengan erat dan matanya mulai berkaca-kaca, seperti akan menangis.

"Bo...boneka?" Lucian baru mendengarnya.

"Maafkan saya Putri, Boneka itu adalah benda. Sedangkan Lucian adalah Manusia. Manusia bukanlah boneka. Jadi, jangan menganggap Lucian seperti boneka" Ucap Pelayan itu sambil menyeka air mata Andralia.

"Tidak! Teman sama boneka itu sama! Lucian! Sekarang ganti baju dan kita bermain yang lain! Aku tidak suka!" Tegas Andralia sambil menarik Lucian ke kamarnya.

Andralia melarang Pelayan itu untuk masuk di kamarnya dan dia membiarkan Lucian menganti pakaiannya yang sebelumnya Lucian kenakan. Andralia menangis tanpa sebab.

Lucian tau penyebabnya. Lucian juga tau Andralia itu masih anak-anak. Dia mendatangi Andralia yang menangis di ranjangnya dengan membekapkan wajahnya di bantal empuknya itu.

"Putri, kalau kau menangis seperti itu, lama-lama hidungmu masuk ke dalam" Ucap Lucian menakut-nakuti Andralia.

Andralia langsung mengangkat wajahnya dan memegang hidungnya.

Lucian tersenyum tipis melihat tingkah polos Andralia.

"Apa hidungku masuk ke dalam?" Tanya Andralia dengan tatapan berkaca-kaca dan memegang hidungnya.

Lucian menahan diri. "Ah, sialan! Kenapa aku dan dia harus anak-anak?" Batin Lucian sambil menunjukkan senyumannya.

"Ya, kalau kau menangis begitu, lama-lama bisa masuk ke dalam hidungnya" Bohong Lucian.

"Urgghh,...." Andralia terlihat gelisah.

"Kau tidak perlu menangis. Aku memang tidak suka menjadi boneka siapapun. Tapi, kalau denganmu.... kita bisa menjadi teman yang akrab" Jelas Lucian sambil melebarkan telapak tangannya.

"Teman akrab?" Tanya Andralia.

"Ya, itu lebih baik dari menjadi boneka. Karena aku bisa mengajakmu bermain sesuatu yang lebih seru" Jawab Lucian.

"Seperti apa?" Tanya Andralia.

"Kau tau? Boneka itu menurut dan tidak bisa berbicara. Tapi, teman akrab bisa bercerita banyak, bermain sesuatu yang seru, seperti petak umpet kemarin? Itulah yang di lakukan pertemanan di luar sana daripada bermain hal yang sama setiap harinya. Itu membosankan!" Jawab Lucian sambil melipat lengannya di depan dada.

Andralia mengusap air matanya. Dia menarik napas panjang dan dia tertarik atas ucapan Lucian.

"Kalau begitu, apa yang biasanya pertemanan lakukan di luar Istana?" Tanya Andralia.

"Yang paling sering dilakukan oleh seorang teman akrab itu, memanggil nama bapaknya daripada nama kita. Kalau aku, tidak mau melakukannya" Jelas Lucian.

"Kenapa?" Andralia tertarik dengan ucapan Lucian.

"Karena Ayahmu adalah seorang Raja. Sedangkan aku, tidak punya Ayah" Jawab Lucian.

"Uh, benar juga.... Nanti lidahmu bisa dipotong kalau memanggil Ayahku dengan tidak sopan" Lirih Andralia.

"Hahaha" Lucian terkekeh kecil.

"Lalu, apa lagi yang pertemanan lakukan?"

"Disuruh tidur, tapi malah bermain. Itu biasa di lakukan di pertemanan anak-anak" Jawab Lucian.

"Itu salahkan? Nanti, aku bisa dimarahi Ayah" Lirih Andralia dengan ragu.

"Umm, kalau begitu.... Teman biasanya berbagi permainan atau sesuatu yang mereka senangi untuk bermain bersama" Ucap Lucian.

"Permainan yang disenangi? Kalau Lucian, suka bermain apa?"

"Uh? Aku?" Lucian terkejut dengan pertanyaan itu.

Lucian tersenyum tipis. "Aku suka bermain pedang kayu dan berlari. Haha, tapi itu sungguh tidak mungkin bisa ku lakukan denganmu. Kau adalah seorang Putri. Meski begitu, aku suka apapun yang kau sukai. Terutama, saat kau bisa tersenyum seperti di taman tadi. Itu sudah seperti anugerah" Ucap Lucian dengan senang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!