NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5 | Terkena masalah lagi

Seperti biasa Naura harus berdiri diparkiran untuk menyambut kedatangan anak Valkyrie,untuk membawa semua tas mereka. Kebiasaannya mengoceh sendiri tidak bisa terlewatkan. Tas Arga dan teman-temannya semakin hari semakin berat, seperti sengaja membawa lebih banyak buku agar Naura keberatan saat membawa tas mereka.

"Seharusnya lo itu bersyukur bisa terus dekat sama gue kayak gini," ucap Arga saat Naura meletakan tas Arga di atas meja.

Naura memutar malas manik matanya. "Enggak! yang ada gue ketemu lo itu musibah buat gue."

"Padahal banyak lho siswi yang mau dekat sama kita-kita ini, dan lo udah dikasih fasilitas gratis buat nempel sama kita. Bodoh banget lo, Nau!" Aldo ikut nimbrung, menurutnya Naura bodoh karena tidak memanfaatkan situasinya saat ini.

"Gak usah sok kecakepan deh kalian semua.Tuh makanan yang lo semua mau udah gue bawain, sekarang gue mau ke kelas dulu!" ucap Naura.

Kemarin Aldo ingin makan masakan Naura, mendengar permintaan Aldo yang ingin memakan masakan Naura jadi semua anggota Valkyrie ikut-ikutan. Jadi terpaksa Naura harus bangun pagi sekali untuk memasak nasi goreng,untuk keempat manusia itu. Naura harus berbohong pada keluarganya agar mereka tidak curiga.

"Tunggu, emang siapa yang bolehin lo pergi?" tanya Arga.

Naura menghentikan langkahnya, berbalik untuk menghadap Arga. Tatapan malas Naura berikan, dia lelah telah diperintah Arga. Namun, tidak ada pilihan lagi karena tidak mungkin dia akan membayar kerugian sebanyak 500 juta itu.

"Apa lagi sih ga?" tanya Naura.

"Nanti malam jam sembilan pas," kata Arga.

"Hah maksudnya?"

"Lo harus datang jam sembilan malam di sirkuit juara. Lo wajib hadir,ingat WAJIB" kata Arga.

Naura melotot, menggeleng cepat. " Enggak! Gue gak bisa kalau keluar malam."

"Gue gak mau tahu!"

"Gue juga gak peduli," jawab Naura. "Lo kira gue cewek apaan bisa keluar malam-malam. Bisa-bisa gue diamuk sama kakak-kakak gue."

Arga melangkah mendekati Naura, dia harus menekukkan lututnya agar wajahnya sejajar dengan wajah Naura. Tatapan intimidasi selalu dia berikan pada Naura, membuat gadis itu tertegun. Arga menjilat bibirnya, dia menyeringai melihat ekspresi Naura.

"Gue gak mau tahu ya, Naura. Lo harus hadir nanti malam gue tidak menerima alasan sedikitpun atau kalau enggak hukuman lo bakal gue perpanjang!"

Naura berdecak kesal, dia melirik Arga, Rafi, dan Andre. Mereka melayangkan tatapan dingin pada dirinya. Lama-lama Naura bisa stress menghadapi tingkah mereka semua.

"Jangan-jangan lo mau ngejual gue ya?" tanya Naura to the point.

Arga tertawa mendengar pertanyaan Raya. "Hahaha emangnya ada yang mau sama cewek modelan kayak lo gini?" tanyanya sambil memperhatikan Naura dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Naura berdecak, dia mundur beberapa langkah. Tidak kuat lama-lama ditatap oleh Arga. Ucapan Arga seolah-olah memandang rendah Naura.

"Lagian lo kira kita ini apaan pake ngejual cewek segala? Apalagi yang modelannya kayak lo gini, mana laku!" timpal Andre diiringi tawa mengejek.

"Lagian lo mau ngapain sih ga ngajak nih cewek,kayak gak ada cewek lain aja? Ngajak cewek itu yang seksi dikit lah," kata Aldo.

Arga tersenyum sinis, dia tahu kalau Naura takut tapi berusaha untuk pura-pura cuek. "Namanya juga asisten ya harus ikut terus dong, buat jaga-jaga aja nanti kalau gue butuh apa-apa."

"Ck, nyebelin! Udah ah, gue mau ke kelas!"

Naura berlari meninggalkan kelas XI IPA 1, Arga menahan Andre untuk tidak mengejar gadis itu. Pagi ini mood Arga bersinar cerah seperti matahari di luar sana. Dia memberi kebebasan untuk Naura pergi hari ini, tapi tetap saja nanti malam Arga akan menunggu kedatangan Naura di arena balap.

***

Akhirnya Naura merasa kebebasan dari Arga dan teman-temannya, tidak ada anak Valkyrie yang mengusik harinya saat ini. Senyumnya pun mulai merekah, yang terpenting sampai pulang nanti Naura harus menghindar dari Arga dan teman-temannya. Feni sedikit lega, setidaknya setelah sekian lama dia melihat Naura tersenyum kembali. Biasanya gadis itu selalu memasang wajah galak dan mudah emosi.

"Gue jadi ketagihan deh beli cilok Mang Dadang," ucap Naura.

"Hmmm ketagihan beli cilok atau ketagihan lihat cogan nih? Gue tau lho Nau banyak banget siswi yang beli cilok cuman buat lihat cogan di sekolah sebelah," goda Feni.

Naura memalingkan wajahnya ke sembarang arah, tidak mau Feni membaca ekspresi wajahnya. Benar kata Feni, kalau salah satu alasan Naura ketagihan beli cilok Mang Dadang karena ada Zaidan. Cowok yang ganteng sekolah sebelah.

"Padahal ya Nau, kalau dilihat-lihat Arga itu lebih ganteng dari Zaidan loh."

"Apaan sih, Fen. Gue enggak ada yaa bahas mereka berdua,gak usah mulai dehh!" Naura mendengus sebal.

"Udahlah, lo itu cewek kesekian ribu yang punya alasan yang sama. Gue dulu juga suka kok ke sana, pura-pura beli cilok mang Dadang padahal cuma buat cuci mata. Kapan lagi coba lihat cowok ganteng tapi gak banyak ulah kayak sii Arga."

Naura makin kaget, kenapa Feni tahu apa yang dia rasakan. Melihat ekspresi Naura timbul ide jahil di benak Feni. Dia makin gencar menggoda Naura.

"Udahlah Nauu, ngaku aja kalau lo itu tertarik sama Zaidan kan. Sayangnya kalian gak bisa bersatu walau pun saling cinta," ujar Feni.

"Hah kenapa gitu?" Naura tidak paham dengan maksud Feni.

"Anak sekolah sini itu dilarang punya hubungan sama sekolah sebelah, bisa-bisa ada perang deh kalau ketahuan. Dianggap sebagai mata-mata musuh,' jelas Feni.

Naura menghelakan nafas. "Ribet banget deh sekolah disini. Perasaan sekolah gue dulu gak serepot ini deh, masalah perasaan aja diatur. Kalau musuhan sih ya silahkan, ngapain kita yang enggak ada hubungannya malah disangkutpautin sama masalah mereka."

Feni mengangkat kedua bahunya, dia juga tidak tahu apa alasan yang pasti. Namun, begitulah aturan berlaku di sekolah ini.

"Ingat ya, Nau. Jangan cari-cari masalah lagi dehh, masalah lo itu udah banyak padahal lo itu siswi baru di sekolah ini."

"Iya, gue juga gak ada niatan buat cari masalah kok. Lagian ya pembahasan awal kita itu gue ketagihan beli cilok Mang Dadang, gak ada sangkut pautnya ke Arga ataupun Zaidan."

"Iya juga ya,hehehe" ucap Feni baru menyadari dirinyalah yang membuat pembahasan melebar yang arahnya entah kemana.

Bel pertanda istirahat telah usai berbunyi. Naura dan Feni fokus memperhatikan guru yang mengajar. Naura sudah tidak sabar menunggu bel pulang, dia ingin cepat-cepat bertemu dengan Zaidan. Melanjutkan obrolan mereka kemarin tentang perang dunia.

"Yes, akhirnya bel pulang" ucap Naura lirih sesaat bel pulang berbunyi.

"Semangat amat neng,mau kemanaa" ledek Feni dengan tersenyum tipis.

"Gue pulang dulu ya fen, bye!" Naura bergegas keluar kelas, dia juga harus cepat beranjak dari sekolah sebelum bertemu dengan Arga dan teman-temannya.

Naura memasang ekspresi dingin, melangkah santai menuju gerobak Mang Dadang. Naura tidak pernah menjadi pelanggan pertama, selalu harus ikut antri bersama murid-murid lainnya. Gadis itu terlihat resah, takut kalau Arga melihatnya mengantri dan memaksa dia harus datang nanti malam.

"Ketagihan makan cilok Mang Dadang ya," ucap seseorang yang mengejutkan Naura.

Naura tersentak, dia tersenyum kikuk, kemudian mengangguk pelan. " I-iya nih, ini kakak gue juga nitip."

"Emang enak sih cilok Mang Dadang, gue aja sampai bikin basecamp di belakang gerobak Mang Dadang biar bisa nikmati ciloknya setiap hari."

Naura mencoba untuk tersenyum meski nyatanya susah, jantungnya sudah berdebar tidak karuan. Zaidan bisa membuat sisi keras seorang Naura menjadi lembut, mana pernah Naura mendekat pada cowok. Perkataannya yang lemah lembut mampu merobohkan pertahanan Naura hanya dalam beberapa kali pendekatan saja.

"Mang, Naura datang nih. Kayak biasanya ya," kata Zaidan pada Mang Dadang.

"M-makasih ya," kata Naura dengan malu-malu.

"Emm gimana kalau kita ngobrol berdua di warung aja sambil nunggu pesanan lo jadi?"

"Berdua?emangnya boleh ya?" tanya Naura.

"Ya bolehlah,siapa yang ngelarang. Ayo kita ngo-" Kalimat Zaidan terjeda, dia merasakan ada yang menepis tangannya saat ingin merangkul Naura.

"Ternyata lo penghianat juga ya."

Tubuh Naura menegang, dia kenal dengan suara itu. Seluruh murid-murid yang sedang mengantripun langsung bubar. Naura berbalik badan, dia kesulitan menelan salivanya saat mata elang Arga menatap tajam ke arah Naura.

"A-arga," ucap Naura terbata-bata.

"Waaah ada tamu nih, tumben banget nih mampir kesini," kata Zaidan. Dia menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, cukup kaget melihat seorang Arga datang ke wilayahnya.

Arga berdecak, dia meludah ke sembarang arah. Saat Arga ingin pulang tidak sengaja mata Arga menangkap kehadiran Naura di wilayah musuh. Paling parahnya Arga melihat Naura berbicara dengan musuh bebuyutannya itu, Naura tampak malu-malu, sesekali dia tersenyum meladeni Zaidan bicara. Tidak pernah sekalipun Naura bersikap seperti itu dengan dirinya.

"Lo ikut gue!" bentak Arga menarik kasar pergelangan tangan Naura, dia tidak peduli seberapa kuat Naura mencoba untuk melarikan diri dari dirinya.

"Gue gak mau, lepasin gue!" Naura memberontak.

"T-tangan gue sakit gaa"

"Diam gak lo!" bentak Arga menggelegar, Naura langsung terdiam, tidak pernah dia melihat Arga semarah itu sebelumnya.Arga dan Naura meninggalkan tempat itu.

1
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!