NovelToon NovelToon
Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Playboy / Diam-Diam Cinta / Harem / Angst / Bad Boy
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: mooty moo

"Kak Akesh, bisa nggak pura-pura aja nggak tahu? Biar kita bisa bersikap kaya biasanya."
"Nggak bisa. Gua jijik sama lo. Ngejauh lo, dasar kelainan!" Aku didorong hingga tersungkur ke tanah.
Duniaku, Nalaya seakan runtuh. Orang yang begitu aku cintai, yang selama ini menjadi tempat ‘terangku’ dari gelapnya dunia, kini menjauh. Mungkin menghilang.
Akesh Pranadipa, kenapa mencintaimu begitu sakit? Apakah karena kita kakak adik meski tak ada ikatan darah? Aku tak bisa menjauh.
Bagaimana bisa ada luka yang semakin membuatmu sakit malah membuatmu mabuk? Kak Akesh, mulai sekarang aku akan menimpa luka dengan luka lainnya. Aku pun ingin tahu sampai mana batasku. Siapa tahu dalam proses perjalanan ini, hatimu goyah. Ya, siapa tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mooty moo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 – Melanggar Janji

Meski ada masa saat kita terlempar berantakan. Kita terbakar, terhimpit di antara poci dan tembikar dalam tungku. Terkadang aku senang karena kita tak lagi waras. Jadi dalam fantasi malam itu yang terlihat adalah api mengkilat dan meletup-letup indah. Seperti kembang api di malam tahun baru.

Terhitung sudah tiga hari lelaki itu mengirimkan berbagai makanan atau hadiah kecil untuk Nala. Bahkan meskipun ia tahu Nala tidak suka es krim dan cokelat, lelaki itu tetap mengirimnya.

Makan sedikit-sedikit aja, sisanya masukin kulkas.

Begitu isi pesannya pada sebuah catatan kecil yang diselipkan di dalamnya. Nala pun tidak bisa menekan rasa rindunya lagi. Pada awalnya ia berpikir jika dirinya mengirim pesan duluan, ia akan kalah. Namun belakangan ia sadar, ini bukanlah perkara siapa yang menang dan siapa yang kalah.

Lagipula apa yang ia dapatkan dari mengalahkan orang yang ia cintai? Itu hanya akan menjadi kemenangan semu. Ia mungkin akan merasa senang atau bangga, tapi pasangannya akan terluka. Menyakiti orang terkasih hanya akan menyisakan penyesalan di kemudian hari.

Kakak apa kabar?

Akhirnya pagi itu ia mengirim pesan kepada Akesh. Setelahnya ia tidak membuka ponsel selama dua jam karena hari ini ada tugas presentasi. Nala selalu satu kelompok dengan Agas. Sahabatnya itu akan menyusun materi, dirinya kebagian membuat power point. Agas yang presentasi, gadis itu lebih banyak menjawab pertanyaan.

Tak ada hambatan berarti. Keduanya adalah partner terbaik. Kelas pun selesai, mahasiswa mulai berhambur keluar ruangan. Nala yang masih duduk di kursinya menyipitkan mata saat melihat gerak-gerik sahabatnya.

Agas sedari tadi bersiul kadang juga bersenandung. Meski suaranya sumbang, tapi siulannya yang bernada itu cukup enak didengar.

“Lagi seneng ya lo?”

Agas yang tengah asik mengangguk-anggukkan kepala itu pun berhenti. Ia lantas tersenyum lebar.

“Gue baru aja ngalamin hal yang sangat menyenangkan kemarin. Tapi gue belum bisa cerita sekarang. Gimana, penasaran nggak lo?”

Nala hanya bisa menghela napas pelan, kemudian dengan acuh tak acuh berkata, “pasti karena Kak Bina kan? Gue nggak penasaran sama sekali tuh,” kekehnya lantas menyangklung tas ke punggung, dan pergi.

Lelaki itu sedikit kesal dengan reaksi sahabatnya itu tapi kemudian ia terkekeh. Lagipula akan aneh jika Nala tidak tahu hal ini.

Hari ini mereka hanya ada satu kelas mata kuliah. Saat berjalan di lobby, seseorang memanggilnya.

“Abis ini mau ke mana?”

“Pulang ke asrama, Kak. Kenapa?”

Orang yang sedang mengobrol dengannya adalah Marvin. “Temenin gue makan siang yuk, mau nggak?”

Meskipun sudah sering ditolak, Marvin masih saja was-was. Ia tak pernah menyangka jika gadis itu ternyata sudah kehabisan alasan untuk menghindarinya atau ya Nala barangkali sudah terbiasa dengan kehadirannya.

Nala berpikir tidak ada salahnya berteman apalagi selama ini temannya hanya Agas. Dunia hanya berputar pda Akesh dan kawan-kawannya. Menambah satu teman mungkin akan membawa hidupnya lebih berwarna, menuju hal-hal yang baru.

“Boleh, ayok pergi sekarang,” kata gadis sambil nyelonong jalan duluan menuju kantin.

“Eh, kok jalan ke arah sini?” Marvin sedikit berlari agar bisa berjalan di samping mahasiswi 19 tahun itu.

“Gue mau nyoba kantin (fakultas) hukum.”

FIB diapit oleh Fisip dan FH. Jika hendak pergi ke dua fakultas ini, mahasiswa cukup berjalan kaki saja.

“Oke nggak masalah, gue yang traktir.”

Sesampainya di sana, Nala mencegah Marvin dari memesan makanan terlalu banyak. Ia takut tidak habis sehingga makanan yang tak berdosa itu akan terbuang sia-sia. Sekarang orang yang biasa membantu menghabiskan makanannya sedang tidak ada di sampingnya.

Biasanya Nala tidak bisa makan banyak namun saat memesan makanan, ia sering kalap. Hampir satu jam mereka makan sambil mengobrol santai. Suasana kantin tidak ramai karena ini belum masuk jam makan siang. Hanya ada beberapa mahasiswa selain mereka berdua.

“Kita harus menghargai setiap makanan yang kita dapat. Mereka telah melalui proses yang sangat panjang untuk sampai ke piring kita,” kata Nala sambil menyeruput es cendol.

“Gue nggak tahu kalau lo punya sisi spiritual kaya begini,” Marvin berbicara dengan mata penuh perhatian. Rasanya ia menjadi lebih tertarik dengan gadis yang mengenakan kemeja kotak-kotak ini.

Bukannya tersipu, Nala malah terkekeh. Sebenarnya apa yang ia katakana adalah apa yang Akesh katakana kepadanya saat dirinya tidak menghabiskan makanan karena sudah kekenyangan. Saat sedang makan berdua, biasanya Akeshlah yang akan menghabiskan sisa makanannya itu.

Sial, bahkan saat sedang makan dengan pria lain pun, nyatanya yang ia ingat adalah Akesh. Nala pun tersenyum kecut.

“Udah yuk Kak, kita balik,” tukas Nala saat lelaki di depannya ini melirik jam tangannya.

Nala dan Marvin berpisah di FIB. Si ketua Ormawa yang sangat sibuk itu bilang jika lima menit lagi dirinya harus memimpin sebuah rapat. Saat lelaki itu sudah hilang dari pandangannya, punggungnya terasa seperti berondong senapan hingga berlubang.

Rasanya seperti seseorang menatapnya intens. Sorot matanya seperti sinar laser menembus setiap organ di tubuhnya. Ia sudah merasakannya sejak sampai di fakultasnya, namun dirinya baru berani menoleh sekarang, menuju pada sumber yang menimbulkan rasa mencekam itu.

Orang itu adalah Akesh yang saat ini melangkah dengan tenang ke arahnya. Nala menelan ludahnya perlahan. Di saat seperti ini, ia baru ingat jika ponselnya sedari tadi dalam mode silent dan dirinya belum mengeceknya sama sekali.

Buru-buru ia mengecek ponselnya, di sana terlihat ada dua notifikasi, satu pesan dan satu panggilan tak terjawab. Orang yang menghubunginya adalah orang yang kini sudah berada di depannya, tepat satu langkah dari hadapannya.

Akesh menatapnya datar untuk beberapa saat. Setelahnya ia mengangkat tangan kanannya, Nala pun refleks menutup mata. Namun apa yang terjadi setelahnya di luar dugaannya. Dengan lembut lelaki itu mengelus pucuk kepalanya.

Entah apa yang membuatnya berpikir jika Akesh hendak memukulnya, padahal hal seperti itu belum pernah tetrjadi. Perlahan-lahan Nala membuka matanya. Menahan napas sampai batas yang bisa ia tahan.

Ia ingin menoleh ke samping, membuang muka untuk menutupi wajahnya yang sudah terasa panas. Sayangnya kedua telapak tangan Akesh menangkup wajah ovalnya. Salah satu sudut bibir Akesh naik, mengeluarkan smirk-nya.

“Udah gue bilang jauh-jauh lo dari Marvin,” kini sorot matanya berbisa layaknya ular.

Nala mungkin sudah terkena bisanya dan tidak bisa disembuhkan. Ia hanya bisa bertahan hidup asal tetap berada di sekitar Akesh. Jika tidak, dirinya tidak akan melanggar janjinya berkali-kali sebelumnya. Bahkan saat ini ia juga mengingkari janjinya untuk tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di apartemen Akesh.

Bak anak kecil tersesat yang baru saja bertemu dengan induknya, Nala sangat patuh saat lelaki 20 tahun itu menggandeng tangannya menuju mobilnya. Ia meminta kunci mobil kepadanya kemudian mengemudikan pulang naik kendaraan tersebut.

“Kakak emang nggak bawa mobil sendirian?”

“Enggak, tadi gue nebeng Ical.”

Hanya itu obrolan mereka saat perjalanan. Nala menggaruk rasa gatal untuk bertanya terkait Akesh yang pergi meninggalkan dirinya tanpa kabar. Bagian itu semakin hari semakin gatal. Namun ia memilih untuk menggaruknya terus hingga kulitnya lecet bahkan terkelupas sampai terlihat daging putih beserta tulangnya.

Apabila bertanya sekarang, ia takut hari-hari baik yang datang sesekali ini akan musnah dari hidupnya. Percikan api ini mungkin akan menimbulkan kebakaran besar dalam kisah percintaannya. Setidaknya selama Akesh masih berbuat baik dengannya, masih menemaninya, dan tidak meninggalkannya, Nala akan berusaha bertahan. Meski tidak tahu sampai kapan ia akan bertahan.

1
Bilqies
sabar nalaya
Durrotun Nasihah
hubungan tanpa status itu sngt menyakitkan...
mooty moo: pengalaman ya kak? 🤭
total 1 replies
piyo lika pelicia
sudah Nala Ama dia aja
piyo lika pelicia
hhh sabar 😂
Bilqies
modus
bilang aja minta bikinin nalaya kan
mooty moo: ya gitu deh 😂
total 1 replies
Bilqies
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Bilqies
mulai deh si akesh....
Syiffitria
wkwkwk nala nala, kadang ovtmu itu yang jadi menggemaskan/Slight/
Syiffitria: hahahah /Sob//Sob//Sob/
mooty moo: minta disentil ususnya
total 2 replies
Syiffitria
kamu ga jadi nyebelin deh, Kesh/Sob/
Syiffitria: aku harus baca bab berikutnya untuk tahu akesh masih nyebelin ato engga thor/Grin//Grin/
mooty moo: wkwk gimana gimana
total 2 replies
Syiffitria
Nh bener gitu, Kesh!! /Angry/
Syiffitria
hah akesh nih emang nyebelinnya ga ada obat/Pooh-pooh/
Bilqies
aku mampir thor
piyo lika pelicia
hah... capek gue ingetin Lo Nala 😮‍💨
piyo lika pelicia: 😒 hilih
mooty moo: 🤣🤣🤣 hahaha
total 4 replies
piyo lika pelicia
nyenye dasar gak peka sakit tauk udah capek capek masak lo gak pulang 😒
piyo lika pelicia: kezel
mooty moo: pentung aja palanya wkwk
total 2 replies
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
lupakan saja mangka bayang hitam itu akan hilang dengan sendirinya
piyo lika pelicia
hhh 50 wat
piyo lika pelicia
lebih baik gitu Nala jangan kejar lagi laki laki yang tidak pasti akan mencintaimu
mooty moo: playboy ya
total 1 replies
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
apa kelitnya 🤔
mooty moo: kaya ngeles gitu lho
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!