Bianca seorang gadis yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket di jodohkan oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati yang dia tolong saat ia selesai bekerja.
entah hanya bercanda atau beneran serius yang di katakan Ibu itu tapi entah lah membuat Bianca membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah besar itu. "Ah Halu lo Bi, mikir apa sih haha emang lu siapa berharap yang gak mungkin, menghayal aja kerjaan otak lu ini" Gumam Bianca dalam hati sambil menggelengkan kepala nya
namun omongan itu selalu terngiang2 di kepala nya membuat nya berandai andai jika suatu saat ia bisa menikah dengan pria kaya
ah entah lah pacar saja tidak punya apalagi mikir di nikahin pria kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amih Er, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Relakan yang Bukan Untuk mu
Sebelum masuk ke dalam pintu, Bianca meminta pada kekasih nya untuk segera mengantar nya pulang karna ia pun ingin melepas rindu pada sang mama
"Mas, Jangan kemaleman ya ngobrol nya. Aku gak enak kalau sampai tengah malam sampai di rumah mama"
"besok aja ya by kita ke rumah mama kamu"
"Lah trus aku tidur gimana, aku juga gak bawa baju ganti mas, malah aku pikir kita langsung pulang ke jakarta malam ini"
"Rencana nya juga begitu by, kita pulang malam, dan kau menginap di rumah ku, besok nya kita menghabiskan hari libur mu berjalan jalan, tapi kita belum menyelesaikan masalah ini dengan Jenaro, Ayo masuk dulu by"
"Ih ! Mana ada ya aku nginep di rumah berdua dengan mas doang! Apalagi sekarang mas mulai mesum! " Sindir Bianca menyikut perut Agam
"Mana ada by mas mesum! Ci*m tidak termasuk mesum" Cicit Agam sambil kembali menggandeng Bianca masuk menemui keluarganya
*
*
"Jadi bagaimana Bianca, kamu pilih Agam atau Jenaro?" tanya Tuan Maven setelah tadi mendengar cerita dari Jenaro tentang kedekatan kedua nya
Bianca yang sedari tadi terduduk gugup mengangkat wajah nya melirik Agam
"Saya memang merasa nyaman saat bersama Jenaro om" Lirih Bianca melirik Jenaro lalu kembali menatap Agam
"Tapi saya mencintai mas Agam, dan ingin hidup bersama nya" Jelas Bianca yang di balas dengan genggaman tangan Agam yang berterimakasih atas pengakuan cinta nya di hadapan seluruh keluarga nya
"Ekhmm.. " Tuan Maven berdehem "Jadi bagaimana Jenar setelah kau mendengar pengakuan Bianca barusan?" Cecar Tuan Maven yang sebenar nya tak ingin membuat putra kedua nya sakit hati karna cinta nya tak terbalas
"Aku tetap mencintai nya pah" Ucapan Jenaro membuat seluruh keluarga nya tersentak kaget
"Namun demi melihat nya bahagia aku mundur" Sambung Jenaro dengan pedih di hati nya
"Lupakan lah perlahan perasaan mu Je, mama juga berharap kamu bahagia" Imbuh Nyonya Sandra
"Aku tidak janji bisa dengan mudah melupakan Bianca, namun akan aku lakukan apapun untuk kebahagiaan nya"
"Maaf Je, jika Mas menyakiti hati mu. Aku memang menyayangi mu karna kau adik ku, tapi aku mencintai Bianca dan Bianca mencintai ku, relakan lah yang bukan untuk mu. Mas berharap kelak kamu mendapatkan wanita baik seperti Bianca" Ucap Agam tulus tak ingin menyakiti adik nya
"Tolong bahagiakan Bianca mas, jangan biarkan ia merasa sedih dan kecewa lagi. Aku mendoakan kebahagiaan kalian" Jujur Jenaro
"Terimakasih Je" Ucap Agam sambil berdiri menghampiri Jenaro dan merangkul serta menepuk pelan bahu adik nya yang sudah mau mengalah.
Seluruh keluarga pun tersenyum melihat hubungan kedua kakak beradik itu kembali membaik meski setelah nya Jenaro pamit masuk ke dalam kamar nya.
"Jadi Agam, apakah kau benar benar serius dengan Bianca? " Cecar kembali Tuan Maven saat Agam duduk di tempat nya semula
"Aku sangat serius dengan Bianca pah, maka nya aku membawa Bianca kemari untuk menunjukan keseriusan ku"
Nyonya Sandra bahagia mendengar perkataan putra tertua nya
"Kapan kau akan menikahi nya?" Tanya Nyonya Sandra
"Secepat nya ma, aku tidak ingin mengulur waktu, aku ingin segera hidup bersama dengan Bianca dan memiliki keluarga yang bahagia"
"Baiklah, besok kita berkunjung ke rumah orang tua Bianca, kita akan membawa lamaran" Ujar Antusias Nyonya Sandra yang di angguki Tuan Maven lalu memanggil Pak Kamir
"Pak Kamir, tolong siapkan segala keperluan dan seserahan untuk di bawa ke rumah Calon Besan saya ya, Siapkan yang terbaik" Titah Nyonya Sandra pada Kepala Asisten di rumah nya
"Ca hubungi Ibu kamu ya, beritahu, kami sekeluarga akan datang membawa lamaran untuk mu" Ucap Nyonya Sandra
"Nanti sampai di rumah aku akan bilang ke mama" Jawab Bianca sambil tersenyum merekah
"Sampai di rumah?? Hubungi saja lewat ponsel
sekarang sudah malam, tidur lah di sini, besok kita berangkat sama sama" Imbuh Nyonya Sandra di iringi senyum kegirangan di hati Agam
"Ta-tapi Tan"
"Enggak ada tapi tapian sayang" jawab cepat Nyonya Sandra setelah nya memanggil Dina untuk menyuruh nya membereskan kamar tamu untuk Bianca
"Mah, jangan di kamar tamu, terlalu jauh dengan kamar keluarga, kasian Bianca jauh sendiri di tempat asing ma. Biarkan Bianca tidur di kamar Agam, dan nanti Agam tidur di kamar Jenaro. Agam masih perlu bicara berdua dengan nya untuk menenangkan hati nya" pinta Agam pada mama nya
Karna kamar tamu berada di bangunan utama, berbeda dengan bangunan khusus kamar keluarga
"Baiklah, Dina siapkan kamar Agam" perintah nyonya Sandra membuat Agam tersenyum penuh arti.
Dina yang mengetahui bahwa Bianca akan tidur di kamar Agam semakin menggerutu di dalam hati, namun ia tak bisa melakukan apa apa