Setiap pria pasti ingin menikah dengan wanita sholeha. Tapi apa jadinya jika keadaan memaksa untuk menikahi gadis tengil yang menyebalkan? Seperti itulah yang dialami Saga Dirgantara, mimpinya untuk menikahi sang kekasih kandas karena wanita itu memilih untuk menikah dengan pria lain. Disaat hatinya hancur dan kariernya jatuh, terpaksa dia menikah dengan Anna, si gadis tengil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KALAP
Jika biasanya seseorang akan bahagia saat bertemu dengan kekasih yang lama tak jumpa, beda halnya dengan Evan. Pria itu tampak gugup, bahkan wajahnya terlihat pias. Entah apa yang dia pikirkan, tapi seoalah olah sedang melihat hantu saat ini.
"Kamu kenapa?" Anna merasa jika kekasihnya itu seperti sedang tak baik baik saja. Evan yang sejak tadi hanya bengong, membuat Anna kesal, dia mendorong pria yang berdiri di pintu itu lalu masuk begitu saja.
"Sa, sayang, kita ngobrol diluar aja yuk." Evan menarik lengan Anna.
"Emang kenapa kalau disini? Aku juga pengen lihat lihat apartemen kamu." Anna menarik lengannya dari cekalan Evan, berjalan menuju bagian dalam apartemen untuk mengetahui isinya. Heran juga dia, Evan bisa tiba tiba punya apartemen yang lumayan bagus seperti ini.
Evan merangkul pundak Anna, membalikkan badan cewek itu ketika hendak menuju kamarnya.
"Gak enak kita berduaan diapartemen yank. Apalagi kamu udah nikahkan? Gimana kalau kita keluar aja, ngobrol di cafe?" tawar Evan.
"Benar juga. Ya udah kita ke cafe." Evan bernafas lega mendengar jawaban Anna. Dia langsung menggandeng tangan cewek itu menuju pintu keluar.
Anna tiba tiba menghentikan langkahnya dan menatap Evan dari atas kebawah. "Kamu yakin mau keluar dengan pakaian seperti ini? Gak mau ganti baju dulu?" Anna tahu jika Evan tipe cowok perfeksionis, terutama dalam hal penampilan. Rasanya aneh jika Evan mau keluar dengan hanya memakai celana kolor dan kaos oblong yang warnanya sudah pudar.
"Eng, enggak usah. Aku gini aja. Yuk." Evan kembali menarik lengan Anna, terkesan terburu buru, membuat Anna sedikit curiga.
Anna kembali menghentikan langkahnya, membuat Evan lagi lagi tak tenang.
"Kamu gak mau ambil hp, atau dompet, atau sesuatu gitu?" Anna mengernyitkan kening.
"Gak, gak usah sayang." Evan kembali menarik lengan Anna menuju pintu. Hal ini makin menambah kecurigaan Anna. Rasanya sangat aneh jika jaman sekarang, anak muda keluar tanpa membawa ponsel.
"Kamu kenapa sih, ada yang kamu sembunyikan dari aku?"
Evan terlihat makin gugup meski dia sudah mati matian berusaha untuk terlihat tenang. Yakin ada yang disembunyikan oleh Evan. Anna melepas paksa tangannya yang dipegang Evan lalu berlari menuju kamar.
Anna melongo melihat apa yang ada dihadapannya. Jantungnya seperti mau melompat keluar saking kagetnya. Dia melihat seorang wanita tertidur pulas diatas ranjang. Anna menghampiri wanita yang tidur membelakanginya itu. Dia ingin tahu seperti apa wajahnya.Tapi lagi lagi Evan menahan lengannya sebelum dia melihat wajah wanita itu.
"Sayang, aku bisa jelasin."
"Lepas." Teriak Anna sambil menarik kasar lengannya dan menatap Evan nyalang. Saat ini emosinya berada dipuncak, siap untuk memutahkan lahar panas.
"Ini tak seperti apa yang kamu pikirkan." Evan masih berusaha menahan Anna.
Mendengar suara keributan, tak pelak wanita yang tertidur pulas itu terbangun. Dia menggeliat, meregangkan ototnya yang terasa remuk setelah olah raga ranjang beberapa ronde. Sama sekali belum menyadari jika saat ini, dia sedang dalam masalah besar.
"Ayumi!" Seru Anna saat melihat wajah wanita yang ada diatas ranjang.
"A, Anna." Ayumi gelagapan begitu melihat Anna ada didalam kamarnya. Segera dia duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Emosi Anna naik dua kali lipat saat tahu jika wanita itu adalah Ayumi, teman satu genk nya saat SMA.
Anna menghempaskan tangan Evan, berjalan cepat menghampiri Ayumi lalu menarik selimut yang menutupi tubuh wanita itu. Anna ternganga melihat tubuh polos Ayumi. Tersenyum getir melihat dada penuh kissmark yang dia yakin, Evan lah pembuatnya. Reflek Ayumi menutupi aset berharganya dengan kedua tangan.
"Menjijikkan, jadi ini yang kalian lakukan dibelakangku, hah?" Anna kalap, dia menggukan kedua tangannya untuk menjambak rambut Ayumi. Kerena kesakitan, Ayumi tak mempedulikan lagi aset berharganya terekspos. Dia berusaha melepaskan jambakan Anna pada rambutnya.
Evan pun sama, dia berusaha untuk menghentikan Anna. Menarik tangan gadis itu supaya tak terus menjambak Ayumi. Tapi Anna tak mempedulikan dua orang itu, dia terus saja menjambak sambil mengeluarkan sumpah serapah.
"Anna hentikan."
Teriakan Evan membuat Anna melepaskan tangannya dari rambut Ayumi. Dengan nafas terengah, dia menatap Evan nyalang.
PLAK
Sebuah tamparan mendarat dipipi kakan Evan. Merasa belum puas, Anna kembali mendaratkan tampasannya dipipi kiri bajingan itu.
Ayumi menggunakan kesempatan itu untuk turun dari ranjang, berlari menuju almari untuk mengambil baju lalu masuk kedalam kamar mandi.
Anna kembali dibuat syok saat tak sengaja melihat isi almari yang dipenuhi pakaian perempuan.
"Apa apaan ini? Kalian tinggal berdua?"
Evan menunduk malu, dia tak ada keberanian untuk mengatakan jika dia hanya menumpang tinggal diapartemen Ayumi.
Melihat Evan yang hanya diam, Anna kembali kalap, dia menuju almari lalu mengacak acak isinya hingga berantakan kelantai.
"Tega kamu ngelakuin ini sama aku Van? Tega! Apa kurangku? Aku selalu memberikan apapun yang kamu mau. Aku selalu setia, bahkan saat aku sudah menikahpun, aku masih berusaha menjaga kesucianku untukmu. Tapi seperti ini balasanmu."
Ayumi yang berada di kamar mandi tak berani keluar. Dia tahu seperti apa bar bar nya Anna. Dirinya pasti akan habis jika sampai menampakkan batang hidungnya.
"Maafkan aku sayang, aku khilaf. Aku janji akan mutusin Ayumi. Aku kayak gini karena depresi, aku stress karena terus diteror papa kamu, dipaksa buat ninggalin kamu. Dan juga karena kamu yang menikah dengan pria lain. Maaf sayang, maaf." Evan meraih tangan Anna tapi langsung dihempaskan oleh gadis itu.
"Disaat seperti ini, kamu nyalahin papaku?" Anna tersenyum miring. "Bukannya berusaha memperbaiki diri, mengambil hati papaku, kamu malah main api," teriak Anna.
"Maafkan aku sayang. Please maafin aku. Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Aku akan pisah dengan Ayumi." Evan tiba tiba memeluk Anna dengan erat, tak memberi kesempatan gadis itu untuk menghindar.
"Lepas, lepasin aku." Teriak Anna sambil meronta ronta, berusaha melepaskan diri dari pelukan Evan.
"Enggak, aku gak akan lepasin kamu sebelum kamu maafin aku."
Anna tersenyum miring. Maaf? Sampai kapanpun dia tak akan pernah melupakan pengkhianatan ini apalagi memaafkan.
Dugh
"Awww.." Evan berteriak kesakitan saat Anna menendak burung perkututnya.
"Kenapa, sakit?" cibir Anna. "Asal kamu tahu, hatiku lebih sakit dari perkututmu yang baru saja aku tendang." Seru Anna sambil menunjuk area sensitif Evan yang saat ini sedang dipegangi oleh cowok itu. "Bersyukurlah karena aku hanya menendangnya, bukan menyunatnya hingga pangkal."
Ayumi yang berada di kamar mandi sampai gemetaran mendengarnya.
Melihat kunci motor yang ada diatas nakas, Anna langsung mengambilnya. Tak lupa juga mengambil stnk yang ada didompet Evan. Kebetulan dompet itu juga ada diatas nakas.
"Mau apa kamu?" Evan mengabaikan perkututnya yang sakit demi merebut kunci motornya.
"Aku hanya mengambil balik milikku." Tekan Anna sambil memelototi Evan.
saga yg kalem dapet anna yg bar bar,,hari2mu pasti akan lebih berwarna🤣