Raya naksir dosen baru di kampusnya, dan kebetulan dosen itu juga yang dijodohkan dengannya. Tapi sayang, dia harus memperjuangkan perasaannya, karena suaminya berhati sedingin kutub selatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu Asmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BELUM SIAP
"Bagas Adiwangsa bin Reza Adiwangsa, saya nikahkan, dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Raya Dwitantri binti Danu Wijaya dengan mas kawin emas dua puluh empat karat seberat tiga puluh lima gram, dan uang seratus juta rupiah dibayar tunai."
"Saya terima nikah, dan kawinnya Raya Dwitantri binti Danu Wijaya, dengan mas kawin emas dua puluh empat karat seberat tiga puluh lima gram, dan uang seratus juta rupiah dibayar tunai."
"Bagaimana saksi? Sah?"
"Sah!"
Raya tersenyum lebar mengingat ijab-kabul antara dirinya dan Bagas tadi pagi. Setelah perjuangan yang lumayan panjang, akhirnya dia resmi menjadi istri dosen tampan incarannya.
Sampai hari pernikahan mereka, sikap Bagas masih saja sama. Dia masih dingin, dan seakan tak tersentuh. Walau lelaki itu menerima perjodohannya dengan Raya, tetap saja dia belum bisa bersikap layaknya seorang suami pada umumnya. Bagas bilang, dia masih butuh proses untuk bisa menerima kehadiran Raya di dalam kehidupannya.
Setelah resmi menjadi pasangan suami-isteri, Bagas langsung memboyong Raya ke rumah baru mereka. Lelaki itu sudah membeli sebuah rumah dua tahun lalu, dan selama ini dia hanya datang ke rumah itu sesekali untuk mengecek keadaannya saja. Setiap hari, rumah itu hanya dihuni oleh beberapa asisten rumah tangga, dan tukang kebun.
Setelah jam makan malam, Raya sudah bersiap dengan gaun malamnya. Dia sengaja membeli beberapa gaun malam yang begitu menggoda khusus untuk memanjakan mata suaminya. Wanita itu kini tampak tengah berputar-putar di hadapan cermin. Memperhatikan tampilan tubuhnya yang hanya dibalut gaun tipis berwarna merah maroon.
Di mana Bagas? Lelaki itu sedang berada di kamar mandi. Dia tengah menggosok gigi, dan mencuci wajah. Sebuah ritual rutin sebelum tidur yang biasa Bagas lakukan.
Saat keluar dari kamar mandi, kedua netra lelaki itu menangkap wanita muda yang kini menjadi istrinya tengah berputar-putar di depan cermin. Bukan, bukan itu fokusnya, tetapi pada lekuk tubuh Raya, dan juga bagian-bagian pribadi milik wanita itu. Tanpa sadar, Bagas meneguk ludahnya sendiri susah payah. Sesuatu di antara pahanya pun mengeras tanpa komando.
Bagas memutuskan untuk berjalan ke arah pintu, dia berniat keluar rumah. Sekedar mencari angin, dan meredakan hasrat dalam dirinya.
Tiba-tiba Raya menghadangnya. Membuat Bagas terkejut.
"Mas mau ke mana?" tanya Raya dengan nada genit. Wanita itu memegang kerah piyama milik suaminya.
"Saya mau ke luar sebentar. Kamu lebih baik tidur lebih dulu," katanya tanpa ekspresi.
Di dalam hatinya, Bagas berharap Raya segera menjauh dari dirinya. Dia tidak ingin wanita itu tahu kalau tubuhnya bereaksi.
"Mas yakin mau keluar? Malam ini malam pertama kita. Bukankah lebih baik kalau kita menghabiskannya berdua di kamar?" Raya masih saja berusaha menggoda. Kali ini dia menyentuh pipi Bagas dengan gerakan sensual.
Bagas segera memegang tangan istri kecilnya. Dia menyingkirkan tangan itu dari pipinya. Lelaki itu kemudian melanjutkan langkahnya ke arah pintu.
Raya rupanya belum menyerah. Dia mengejar langkah Bagas, dan memeluk lelaki itu dari arah belakang.
"Mas tega banget mau ninggalin aku. Aku takut tidur sendirian. Ini kan pertama kalinya aku tinggal di sini, Mas." Nada manja dari ucapan Raya begitu kentara. Wanita itu bahkan tidak segan untuk menempelkan tubuhnya dengan tubuh Bagas.
Lelaki itu memejamkan mata. Secara naluriah, tubuh Bagas menerima sentuhan itu, tetapi belum dengan hatinya. Dia tidak ingin melakukan hubungan suami-istri di saat hatinya belum jatuh pada Raya.
"Tolong lepaskan saya, Raya. Beri saya waktu untuk menerima hubungan kita. Sementara ini, jangan berharap banyak pada saya. Satu lagi, tolong rahasiakan hubungan kita saat di kampus. Nanti ada saatnya saya akan mempublikasikan pernikahan kita."
Dengan terpaksa Raya melepaskan pelukannya dari tubuh Bagas. Membiarkan lelaki itu pergi meninggalkannya. Dia mengalah karena tidak ingin membuat Bagas semakin tidak nyaman. Malam ini, dia gagal, tetapi malam-malam berikutnya, Raya akan mencoba lagi. Dia tidak akan menyerah untuk meluluhkan Bagas. Walaupun hati lelaki itu sekeras batu, dan sedingin es.
Kecewa dengan penolakan itu? Tentu saja. Raya sempat membayangkan malam panas bersama Bagas, tetapi ternyata, usahanya dalam menggoda lelaki itu tidak membuahkan hasil.
Mengingat kembali pembahasannya dengan Tasya yang menduga bahwa Bagas merupakan lelaki penyuka sesama jenis, Raya sudah menemukan jawabannya. Di hari berikutnya, dia sempat menanyakan soal itu kepada Bagas. Dan seperti biasa, Bagas menanggapi pertanyaan Raya dengan sikap antipatinya.
"Apakah kalau saya bilang kalau saya penyuka sesama jenis kamu akan mundur?" tanya Bagas kala itu.
Mereka berdua bertemu diam-diam di sebuah kafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus.
"Tentu saja tidak. Saya akan mengembalikan Pak Bagas ke jalan yang lurus. Saya sudah bilang, kalau saya tidak akan pernah mundur untuk mendapatkan hati bapak."
Raya tetap pada ketegasannya. Dia tidak peduli tentang apa orientasi seksual Bagas. Terpenting, dia tetap fokus pada tujuannya semula.
"Raya, jujur saya capek menghadapi kamu."
"Jangan capek dulu lah, Pak. Kita belum ngapa-ngapain. Daripada terus menghindar dari saya, lebih baik Pak Bagas menerima saya dengan tangan terbuka. Dengan begitu, bapak akan tahu rasanya dicintai dengan gila-gilaan oleh saya. Seperti lagu terbaru dari member grup favorit saya itu, Pak. Dalam tujuh hari dua puluh empat jam, saya akan menunjukkan rasa cinta saya yang begitu besar untuk bapak."
"Saya tidak suka dengan wanita yang agresif. Sikap kamu selama ini membuat saya geli, Raya."
"Itu hak bapak, sih. Saya akan tetap menjadi versi saya. Saya tidak akan mengubah apapun dari diri saya untuk dicintai oleh Pak Bagas. Karena apa? Karena saya yakin, nanti lama-lama bapak akan suka dengan keagresifan saya."
"Kamu yakin? Bagaimana nanti kalau pada akhirnya kamu akan menyerah dengan keyakinan kamu itu?"
"Pak Bagas meragukan saya? Saya akan buktikan kalau saya tidak akan menyerah. Walaupun seribu kali bapak menolak saya, dua ribu kali saya akan mengejar bapak. Tidak peduli berapa kali saya akan terjatuh, saya akan terus bangkit untuk membuktikan perasaan saya ke bapak tidak akan berubah."
"Saya akan memantau. Sampai mana kamu akan bisa bertahan dengan perasaanmu itu," ucap Bagas seraya meninggalkan Raya sendirian di kafe itu.
Sementara itu, Bagas memilih duduk sendirian di area taman kecil yang berada di depan rumahnya. Lelaki itu menyisir rambutnya beberapa kali dengan jari, dan sesekali menjambaknya ringan. Bayang-bayang tubuh Raya dalam balutan gaun itu menggodanya. Bertolak dengan hatinya yang belum bisa menerima kehadiran sang istri.
"Maafkan saya, Raya. Saya belum bisa menerima pernikahan ini. Ada hal yang tidak bisa saya sampaikan. Saya hanya berharap kamu bisa menunggu sampai saya siap."
Bagas berkata-kata seorang diri. Dia memiliki sebuah alasan, mengapa susah baginya untuk membuka hati.
kinan pantas dpt yg lebih baik darinya😀
ndang gass kinan ...
tp klo bagas pintar hrsnya bagas sadar dgn sikap kinan sprti it berarti dia bkn wanita baik2.kesannya kinan itu jalang beneran yg lg kegatelan minta digaruk ama trenggiling thor....
dosen kok kelakuannya minim akhlak balik aj ke tk lajut sekolah mondok 😁😁😁
mo bagas ngapain aj ma pacarny raya g peduli yg penting dia ttp fokus kuliah d berteman dg spapun.happy slalu saat di dpn bagas.
menurut ak stlh ap yg sdh raya ketahui dr si bibik.mending raya pergi dari rumah itu tp hrs izin bagas dulu.klo memang akn meneruskan pernikahany baikny jauhi bayang2 mantan.apalg it rmh suaminy hasil beli ber2 ama mantany.scr tdk lgsng raya sama aj ikut menzolimi mantan suaminy krn sdh tau.kecuali mantany sdh mengikhlaskany.dr pd nanti dihujat mantan pak su mending raya melipir keluar dr rmh it d cari hunian sendiri entah itu ngekos at ap .yah....emang raya g salah tp tetap dia akn ikut terseret krn kelakuan suaminy yg g punya ketegasan d tanggung jawab pd keputusan yg diambil.aliase pengecut berkedok berbakti nurut sama orang tua .tp yg ad penjahat yg akn menyakiti banyak hati terutama istri d para orang tua bila sdh tau semua yg terjd