My Wife My Enemy

Bintang melongok ke jendela kelas sebelah, dan menghampiri Kinan yang masih stay di kelasnya walaupun mata kuliah sudah selesai beberapa menit yang lalu.

Disana masih ada Kinan, Dara, serta beberapa orang yang tempat duduknya jauh dengan Kinan.

"Kin, udah selesai kelas lo ?"

"Lo kan bisa liat sendiri gak perlu nanya ke gue !" jawab Kinan malas.

"Idih sewot banget, tinggal jawab iya apa susahnya sih."

"Ra, belum pulang juga lo?" Bintang sekedar berbasa basi kepada Dara yang duduk di samping Kinan.

"Iya nih, bentar nunggu kakak gue jemput." jawab Dara dan Bintang mengangguk mengerti.

"Hm... Gue ganggu gak nih disini?" tanya Dara melihat bergantian Kinan dan Bintang.

"Gak lah, lo jangan tinggalin gue sendiri, ntar dia jahat in gue lagi !" ucap Kinan sembari memegang tangan Dara.

"Ck... Temen lo fitnah gue mulu ra, lo jangan percaya ya." ucap Bintang dan Dara hanya terkekeh menanggapinya.

"Udah deh gak usah basa basi, ngapain lo kesini, hah?" tanya Kinan dengan sewotnya.

"Hm, jadi gini... Gue gak jadi bisa nganterin lo pulang karena Eva minta dianter."

"Alhamdulillah banget !!!" Kinan berseru dengan girang.

"Seneng banget sih lo !?" Bintang tak suka dengan ekspresi Kinan.

"Iya lah. Siapa juga yang gak suka terbebas dadi monster ganas kayak lo !" ucap Kinan membuat Bintang terkekeh.

"Si*lan lo !" ucap Bintang sembari menarik hidung Kinan, membuat Kinan mengaduh.

Dara hanya memperhatikan interaksi kedua nya sambil mengulum senyum.

"Udah sana pergi !" Usir Kinan dengan teganya.

"Iya ini juga mau pergi. Ya udah bye !" Bintang menyempatkan mengacak pelan poni Kinan membuat Kinan menggeram.

Bintang terkekeh dan dia pun keluar dari kelas Kinan. Kinan berseru lega.

"Emang udah sedeket itu ya lo sama Bintang, sampek dia berani physical touch ke elo Kin?" tanya Dara heran.

"Lo kayak gak tau dia aja sih Ra, dia kan emang suka semena-mena, apalagi sejak dia punya foto gue yang lagi peluk dia itu, seolah olah dia jadi in itu senjata buat jahat in gue."

Dara terkekeh sembari merangkul Kinan yang sedang cemberut.

"Ya udah jangan cemberut gini dong... Ntar cantik nya ilang." goda Dara dengan senyum jail nya.

"Hhh whatever lah Ra, udah gak usah ngomongin dia."

Ponsel Dara berbunyi, satu pesan masuk dari kakaknya Dara yang mengabari jika dia sudah ada di depan gerbang kampus.

"Kin, ini Kak Bayu udah sampek depan, lo bareng gue aja yuk, nanti biar kita anter ke rumah lo." ajak Dara.

"Lo pulang dulu aja deh, kita kan gak searah, nanti ngerepotin kakak lo. Kalo gue gampang, nanti biar dijemput sama mama, kan rumah gue gak jauh-jauh amat." tolak Kinan namun Dara menggeleng.

"Udah ayok buruan, kelamaan nunggu mama lo jemput, mau gabut sendirian lo disini !?" Dara menarik tangan Kinan agar bangkit dari duduknya.

Kinan pun akhirnya mengalah dan mengemasi Laptop dan beberapa bukunya yang masih berserakan di atas meja.

Setelah itu, Dara menggandeng tangan Kinan menuju ke depan gerbang.

"Itu mobil Kak Bayu." tunjuk Daffa pada mobil Brio berwarna merah.

Kakak Dara yang bernama Bayu ini pun menurunkan kaca mobil saat Dara dan Kinan sudah berdiri di samping mobilnya.

"Kak, ini Kinan, nanti kita anterin dia dulu ya, dia rumahnya di Perum Alam Indah."

"Oh okay... Masuk !" titah Bayu dengan senyum manisnya.

Sejenak Kinan terpana dengan senyuman Bayu yang seolah olah di tunjukkan kepadanya, hingga tepukan Dara menyadarkan lamunannya.

"Ayok...!" Dara sudah membuka pintu belakang agar Kinan masuk.

"E-eh... Iya Ra." ucap Kinan sembari menampilkan cengirannya.

Bayu terkekeh melihat Dara yang menatapnya tanpa berkedip. Satu kata yang dia pikirkan tentang Kinan, Manis...

Bayu pun melajukan mobilnya ke arah rumah Kinan.

"Kalian ini satu fakultas?" tanya Bayu sembari melirik sejenak ke arah spion yang menghadap ke belakang, dimana Dara dan Kinan duduk.

"Iya kak." Jawab Dara.

"Kok kamu gak pernah cerita sih sama Kakak kalau punya temen secantik Kinan gini !" ucap Bayu dengan diakhiri senyumannya.

"Ciee... Kak Bayu suka ya sama Kinan, Ya ampun kak, baru juga sekali ketemu, udah langsung jatuh cinta aja, hahaha" goda Dara membuat Bayu sontak terkekeh sedangkan Kinan menunduk menyembunyikan rona di wajahnya.

"Kak Bayu ini udah lulus kuliah tahun kemarin Kin. Dia bantu-bantu di perusahaan papa ku, karena nantinya dia yang akan menggantikan papa aku jadi ceo." ucap Dara membuat Kinan mangut-mangut mengerti.

"Udah nikah?" tanya Kinan tanpa sadar, membuat Bayu kembali melirik ke spion yang ada diatasnya.

Bayu tersenyum, sedangkan Dara tergelak.

"Kak Bayu mah nikahnya nunggu di jodohin sama mama papa kalik Kin, orang dia aja gak pernah pacaran."

Mendengar ucapan Dara, Kinan pun tersenyum simpul.

Beberapa saat kemudian, Bayu menghentikan mobilnya di depan rumah Kinan.

"Ra, makasih ya repot-repot nganterin gue." ucap Kinan menatap Dara.

"Iya santai Kin, kayak sama siapa aja." Balas Dara.

Kinan beralih menatap Bayu.

"Kak Bayu, makasih ya udah mau nganter Kinan pulang." ucapnya juga kepada Bayu, dan Bayu pun mengangguk sambil tersenyum.

Kinan kembali terpesona dengan senyuman Bayu. Dia segera membuka pintu mobil sebelum ketahuan melamun lagi.

"Bye Ra, Kak Bayu !" Kinan melambaikan tangannya ketika sudah keluar dari mobil.

Bayu pun membunyikan klakson sebelum akhirnya mengemudikan mobilnya keluar komplek perumahan Kinan.

Kinan memandang mobil Dara hingga menghilang dibalik belokan jalan. Dia tersenyum dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Kinan mendudukkan dirinya di sova ruang tengah sembari membayangkan wajah manis Bayu.

Kinan memegang pipinya yang memanas tatkala mengingat tatapan Bayu yang tadi sempat bertemu dengan matanya.

"Astaga... Kak Bayu... cakep banget sih... Dara kenapa gak cerita kalau ternyata kakaknya dia ganteng banget ya..."

Kinan menyudahi acara melamunnya ketika perut laparnya berbunyi dan minta diisi.

Dia pun menanggalkan tas nya di sova, dan beranjak menuju ke meja makan.

"Mama masak apa ya." gumam Kinan pelan sembari mencuci tangannya di wastafel dapur.

Setelah membuka tudung saji ternyata mamanya memasak gulai ayam dan sayur asem. Kinan mengambil secukupnya nasi, lauk, dan sayur.

Dia menyuapkan nasi ke mulutnya sambil tangannya yang lincah mengetikkan nama Bayu Anggoro, nama kakak Dara di explore instagram.

"Ck... Di akun privat lagi !" gumam Kinan.

Saat Kinan masih ragu ingin menekan follow atau tidak, satu pesan masuk dari Bintang.

"Udah sampek?"

Kinan berdecih membaca pesan itu.

"Nih anak gabut banget sih, orang lagi sama pacarnya kok ya sempet-sempetnya gitu lho nanya in hal gak penting ke gue." gerutu Kinan.

Tanpa berlama-lama lagi dia mengetikkan pesan yang singkat, padat, namun sedikit tidak jelas.

"Kepo !!!"

Kinan menyuapkan nasi terakhir yang ada dipiringnya dengan kasar, dan segera beranjak untuk mencuci nya di wastafel.