NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di hadang preman

Johan mulai merasa kesal dengan Rindi, karena wanita itu sangat genit dan agresif. Johan menghela nafas panjang supaya ia tidak gugup menghadapi wanita tersebut.

‘’Aku emang gampang gugup tante, eh maksud saya Bu Rindi. Saya baru wisuda lusa lalu dan bekerja sama Bu Mery beberapa hari yang lalu’’ kata Johan menjelaskan kepada Rindi supaya tidak salah paham.

‘’Kalau tante boleh kasih saran, kamu resign aja dari perusahaannya Bu Mery. Kamu jadi sekertaris saya saja ya?!’’ ucap Rindi merayu Johan.

Mery yang melihat Johan dan Rindi mengobrol, tiba-tiba hatinya mulai mendidih seperti masak air yang sudah matang. Melihat mereka seakan perasaannya ingin muntah saja, atau jangan-jangan penyakit asam lambungnya kumat lagi.

‘’HAAANNN..!!! ayo kita masih ada meeting lagi nih!’’ Mery memanggil Johan dengan keras membuat Rindi menoleh dan menatap sinis.

‘’Ah iya Bu, bentar ya’’ balas Johan.

‘’Maaf ya Bu Rindi, saya harus pergi karena ada meeting lagi’’ kata Johan ramah pada Rindi.

‘’Tapi Han! Tante masih pengin sama kamu, nanti hubungi tante yah kalau kamu senggang!’’ balas Rindi yang seakan tak rela jika Johan pergi.

Rindi dengan cepat memasukkan sesuatu di sakunya Johan tanpa di sadari oleh lelaki itu. karena Johan fokus kepada Mery jadi ia tak merasa ada sesuatu yang masuk ke dalam sakunya.

Johan dan Mery masuk ke dalam mobil, lelaki itu hendak menjalankan namun di cegah oleh Mery, ‘’tunggu!’’ ucapnya.

‘’Ada apa Bu?’’ tanya Johan bingung.

‘’Ada yang perlu saya tanyakan sama kamu?’’ ucap Mery.

‘’Apa mengenai berkas untuk meeting yang kedua ya, Bu? tenang sudah aku siapkan!’’ sahut Johan menebak.

‘’Bukan itu maksud saya o’on.’’ Ucap Mery.

‘’Terus apa dong?’’ Johan semakin penasaran apa yang mau di tanyakan bosnya itu.

‘’Kamu kenal sama Bu Rindi, kan?’’ tanya Mery mulai mencecar.

Johan mendadak gugup tak karuan seperti ada petir yang menyambar di hadapan wajahnya. Kaget bercampur gugup menjadi ia syok dan sudah pasti dia menebak kalau Mery akan bertanya soal hubungan dengan tante-tante genit tersebut.

‘’Tadi Bu Mery sudah ngenalin saya pas mau meeting’’ jawab Johan.

‘’No..no...bukan itu! kamu kenala sama Bu Rindi udah lama. Sikapmu sangat beda banget sama klien yang lain!’’ kata Mery.

‘’Bu, setiap hari saya selalu tampil beda dong’’ balas Johan sambil tersenyum.

‘’Beda apanya?’’ tanya Mery.

‘’Lihat aja, aku ganteng, manis, imut, unyu-unyu. Ibu lihat dong penampilanku ini, kelihatan ganteng dan pekerja keras gitu loh. Besok saya akan menggemaskan dan bikin kangen.’’ Jawab Johan sangat percaya diri.

Tiba-tiba kertas gulungan yang di pegang sama Mery melayang dan mengenai kepalanya Johan, ‘’plak!’’.

‘’Auwh! Ya ampun Bu Mery jahat banget sih!’’ ucap Johan sambil meringis dan mengelus kepalanya.

‘’Bisa diem gak? Atau kertas ini akan melayang dan masuk ke mulut kamu!’’ kata Mery sambil mengacungkan kertas gulungan yang di pegangnya.

‘’Iy..iya Bu’’ Johan seperti itik yang di marahi induknya, ia langsung patuh dan diam lalu menjalankan mobil.

( Syukur deh, Bu Mery gak nanya-nanya lagi mengenai hubunganku dengan tante Rindi ) batin Johan tersenyum sendiri.

Saat dalam perjalanan menuju ke lokasi pertemuan dengan klien selanjutnya, Johan melihat ada pergerakan yang mencurigakan.

Sekelompok motor yang berderetan dan bersuara bising knalpotnya, seperti sedang pawai di belakang mobil yang sedang di tumpangi Johan dan Mery. Sepertinya mereka sudah mengintai dari restoran pertama tadi.

‘’Ada yang mengikuti kita Bu’’ kata Johan sambil menoleh sebentar.

‘’Mereka cuma pengguna jalan yang iseng tak ada pekerjaan saja, kamu jangan berfikir negatif dong?’’ kata Mery yang acuh terhadap Johan.

‘’Tapi, Bu.’’ sahut Johan.

Salah satu dari kelompok itu mendekat sambil membawa tongkat bisbol. Saat Johan memasuki jalan yang agak sepi, perasaannya semakin tidak enak. Johan berdoa dengan suara yang keras karena dia sangat panik.

Mery hanya menganggap Johan hanya iseng saja dan cari gara-gara.

‘’Kamu apaan sih, cari gara-gara aja bikin aku tambah kesal tau!’’ kata Mery melotot.

‘’Bukan saya yang cari gara-gara, Bu! tapi mereka itu loh’’ balas Johan sambil melihat salah satu dari mereka menyalip dan berhenti mendadak di depan mobil Johan.

‘’Citsssssz...’’

‘’Han..! awas!. Kenapa jadi begini Han?’’ ucap Mery bertanya.

‘’Kenapa jadi begini? Bu Mery baru nyadar yah? Sudah telat bilang gitu, Bu?’’ jawab Johan.

‘’Han, aku takut! Mereka mau apa?’’ Mery ketakutan detak jantungnya tak beraturan.

Mery melihat orang-orang itu sudah mendekat ke arah kaca mobil. Ada yang mengetuk kaca dengan wajah yang seram, ada juga yang berteriak, mereka semua bertato dan berbadan kekar.

‘’Han, aku takut banget! Lindungi aku?’’ kata Mery yang semakin panik.

‘’Sama, Bu. aku juga takut tapi jangan tarik-tarik gitu dong.’’ Balas Johan yang melihat Mery menarik-narik lengannya.

‘’Terus ini gimana dong?’’ tanya Mery yang badannya mulai bergetar karena sangat ketakutan.

‘’Aku akan turun Bu, ibu di sini saja jangan kemana-mana!’’ kata Johan memantapkan hatinya.

‘’Jangan Han! Nanti kalau kamu mati gimana? Siapa yang jagain aku?’’ ucap Mery dengan wajah yang pucat dan berkeringat.

‘’Belum juga turun, Bu. kok sudah di doain mati sih?’’ sahut Johan.

‘’Gak! Aku gak doain kamu mati, sumpah! Tapi aku takut kalau kamu mati’’ kata Mery yang merasa prihatin.

‘’Ya udah kalau gitu kita turun sama-sama, gimana?’’ sahut Johan.

‘’Hah! kamu mau ngajakin aku mati, tidak-tidak! Saya masih pengin hidup seribu tahun lagi!’’ balas Mery menolak.

‘’Apa seribu tahun! Enam puluh tahun aja ibu sudah reot, udah tua dan keriput.’’ Ucap JOHAN.

‘’Jangan doain aku keriput dong! Aku ini masih cantik dan wajahku masih kencang tau!’’ Mery memanyunkan bibirnya, ia tak mau wajahnya menjadi keriput.

‘’Lagi tegang-tegang gini ibu masih bisa bercanda saja sih!’’ kata Johan.

‘’Mau gimana lagi, aku juga sangat takut sampai mau ngompol nih’’ sahut Mery dengan sudut mata yang mulai menetekan air seakan ingin menangis.

‘’Brok..brok..’’ kaca di gedor-gedor dengan keras.

‘’Turun kalian! Atau kami hancurkan mobil ini! Cepat!’’ kata salah satu dari preman tersebut.

‘’Waduh aku atut nih’’ ucap Johan lirih, ia dengan pelan dan hati-hati mulai turun dari mobil.

Johan ingin mengetahui apa motif dan tujuan mereka, kalau mereka mau minta uang biar nanti minta sama Mery. Tapi kalau mau nyawa tinggal pergi saja ke kuburan.

‘’Apa mau kalian? Uang, mobil, emas atau ponsel android?’’ kata Johan sambil mengitung ada berapa preman yang telah mencegatnya.

( Satu, dua, tiga, empat,...sepuluh! wauh banyak juga mereka. Bisa mati beneran aku ini ) batin Johan.

‘’Suruh perempuan di dalam mobilo itu keluar! Kami cuma mau dia!’’ ucap seorang preman.

‘’Buat apa? kenapa kalian mau dia?’’ tanya Johan walaupun ia merasa takut.

‘’Buat di krek!’’ kata salah sau dari mereka sambil memperagakan seperti orang yang menyembelih ayam.

Johan mendadak merinding seakan sedang uji nyali di kuburan, nafasnya mulai sedikit seperti kehabisan oksigen, melihat preman-preman itu yang badannya besar dan kekar.

BERSAMBUNG...

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!