NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan

Lara mendorong pintu kamar kakaknya begitu keras. Tiba di kamar, dia segera menghampiri Rana yang sedang berdiri di depan jendela kamarnya.

“Abang" panggil Lara sangat keras. "Kenapa Abang tega menghancurkan pestanya Lara?" tanya Lara, menghambur ke arah Rana dan mulai memukuli dada kakaknya.

Rana hanya bisa diam dan membiarkan sang adik meluapkan amarahnya.

“Abang jahat! Abang enggak sayang sama Lara!" pekik Lara. Memukul kakaknya secara bertubi-tubi.

Meskipun mulai terasa sakit, tapi Rana tidak berniat untuk menghentikan Lara. Dia masih membiarkan Lara menumpahkan kekesalan hatinya.

"Abang tega bikin Lara malu di hadapan teman-teman Lara!”

Kembali Lara histeris. Hingga pukulan bertubi-tubi Lara, mulai melemah. Gadis kecil itu akhirnya jatuh di hadapan sang kakak.

Rana berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan sang adik. Dia meraih dagu adiknya.

“Dengarkan Abang, Dek. Abang melakukan semua ini, itu karena Abang ingin menjaga perasaan Adek. Abang tidak mau kalau Adek ngerasa kebingungan dengan permintaan MC," tutur Rana seraya merapikan rambut adiknya yang berantakan. Rana mencoba untuk memberikan pengertian kepada adik kesayangannya.

“Tapi Abang tidak harus mengusir teman-teman. Lara bisa memberikan potongan kue itu sama Opa, 'kan, Bang. Apa Abang tahu, Lara sangat marah karena Abang sudah bikin pesta Lara kacau," dengus Lara dengan kesalnya.

Gadis kecil itu pun berdiri dan mengayunkan langkahnya hendak keluar dari kamar Rana.

“Adek akan jauh lebih marah jika mendengar kabar yang tadi Abang dengar di belakang!” teriak Rana yang langsung menghentikan langkah adiknya.

“Apa maksud Abang! Memangnya, kabar apa yang Abang dengar, sampai Abang bisa membubarkan pesta adeknya?” tukas Opa Hadi yang sudah berdiri di ambang pintu seraya menatap tajam ke arah cucu laki-lakinya itu.

“Tadi mereka menggunjing Rana dan Lara, Opa. Mereka membicarakan tentang siapa ayah dan ibu kami. Mereka juga bilang, tidak mungkin jika Rana dan Lara terlahir dari sebongkah batu," tutur Rana.

Opa Hadi begitu terkesiap mendengar penuturan cucunya.

"Abang bingung, Opa? Benarkah kami anak yang terlahir dari sebongkah batu?” tanya Rana tersenyum miris.

“Abang ..." kata Opa Hadi merasa sesak.

“Abang tahu itu adalah hal yang mustahil, Opa. Tapi mengingat Abang tidak pernah mengetahui asal-usul kami, tak pernah mengetahui kedua orang tua kami, wajar jika Abang memiliki pemikiran hal yang tidak wajar itu,” lanjut Rana, tersenyum sinis.

Opa Hadi menarik Rana ke dalam pelukannya.

Sedangkan Lara. Mendengar perkataan kakaknya, Lara kembali menghambur untuk memeluk sang kakak.

“Abang, maafin Lara,” pinta Lara yang mulai terisak sembari memeluk kakaknya.

Rana mencoba melepaskan diri dari pelukan Opa Hadi. Dia kemudian menatap lembut adiknya. Kedua tangan kecil Rana menyeka air mata yang luruh di kedua pipi sang adik.

"Abang sayang Adek. Karena itu, Abang tidak mau hati Adek terluka kalau harus mendengar omongan buruk tentang kita, terutama tentang orang tua kita," tutur Rana.

"Maafin Lara, Bang. Lara janji, Lara akan selalu menuruti apa kata Abang," timpal Lara.

Kedua kakak beradik itu pun kembali berpelukan untuk saling menguatkan satu sama lain.

Di lain tempat, sekali lagi, gadis yang tengah menyaksikan peristiwa itu hanya mampu mengurut dadanya. Sakit! Sangat sakit, ketika melihat kedua anaknya menangis.

Namun, lagi-lagi egonya tidak pernah ingin mengalah. Dia kembali terlihat masa bodoh dengan peristiwa yang menorehkan luka di hati kedua anaknya.

🌷🌷🌷

Dua tahun telah berlalu. Kini usia si kembar mulai memasuki usia sekolah taman kanak-kanak. Atas permintaan Safira, Opa Hadi memasukkan si kembar ke sebuah taman kanak-kanak favorit di negeri ini.

Mungkin memang Safira belum bisa menerima anak-anaknya. Namun, bukan berarti Safira akan terlihat masa bodoh untuk masa depan kedua anaknya.

Dengan berbekal gelar S.M, Safira membantu ayah angkatnya untuk mengembangkan usaha bisnis yang bergerak di bidang furniture. Di tahun pertama merantau di negeri Jiran, Opa Hadi membuka usaha mebel kecil-kecilan.

Keahliannya sebagai pengrajin kayu, menjadi modal awal bagi Opa Hadi untuk membuka kembali usaha pembuatan kusen dan pintu yang sempat terhenti di negaranya.

Siapa sangka, di tahun kedua, permintaan konsumen terhadap barang-barang yang terbuat dari kayu itu terus meningkat. Sekarang, Opa Hadi bukan hanya melayani jasa untuk membuat kusen dan pintu saja, tetapi merambah ke barang-batang furniture lainnya. Kayu yang digunakan pun merupakan kayu yang sangat terkenal kekuatannya, yaitu kayu jati.

Dengan kelincahan Safira yang merangkap sebagai ketua divisi marketing, usaha furniture Opa Hadi semakin meluas. Kini, Opa Hadi memiliki beberapa anak cabang di wilayah negeri Jiran.

Saking sayangnya Opa Hadi terhadap Safira dan kedua cucunya yang telah memberikan warna dalam kehidupannya. Opa Hadi kemudian memberikan nama 'Rafila Furniture' pada usaha bisnis yang selama lima tahun itu telah digelutinya.

“Opa, apa hari ini Opa akan berangkat ke pabrik?” tanya Rana pada saat mereka sedang sarapan di meja makan.

“Iya, hari ini Opa akan melihat para pekerja yang sedang menyelesaikan pesanan untuk perusahaan Ken Grup. Memangnya ada apa, Nak?” Opa Hadi balik bertanya pada cucu laki-lakinya.

“Apa Abang boleh ikut?” tanya Rana lagi.

“Memangnya Abang enggak sekolah?” Opa Hadi kembali bertanya.

“Kebetulan hari ini sekolah Abang sama Adek libur, Opa. Ibu gurunya sedang mengikuti pelatihan. Boleh ya, Opa ?” pinta Rana.

“Boleh saja kalau Abang memang mau ikut. Tapi apa Abang tidak akan merasa bosan nantinya?” tanya Opa Hadi lagi.

“Tidak Opa. Abang punya proyek, jadi Abang yakin, Abang tidak akan merasa bosan di sana," sahut Rana penuh keyakinan.

“Idih ... kecil-kecil sudah dapat proyek. Hmm, proyek apaan tuh, Bang?" tukas Bik Cucum yang tiba-tiba saja muncul di ruang makan bersama Safira.

“Itu, proyek mansion buat kak Fi– hummppph!"

Belum selesai Lara menjawab pertanyaan Bik Cucum, Rana sudah membungkam mulut sang adik dengan tangan kanannya.

Lara terus berteriak dan memukul-mukul tangan kakaknya yang sedang membekapnya. Namun, Rana tidak menghiraukannya, hingga ....

“Lepaskan tanganmu!” perintah Safira dingin seraya menatap tajam ke arah Rana.

Rana menghentikan perbuatannya. Dia mulai menurunkan tangan dan menundukkan kepalanya tanpa berani menatap orang yang dianggap kakaknya.

“Sudah-sudah. Lanjutkan makannya!” perintah Opa Hadi.

“Oh iya, apa Adek juga mau ikut ke pabrik kayu?" tanya Opa Hadi kepada cucu perempuannya.

“Tidak Opa, hari ini Adek ada janji sama guru sanggar Adek," sahut Lara.

“Adek pergi sama siapa?” tanya Opa Hadi lagi.

“Adek pergi sama Bu Cucum saja. Diantar sopir," jawab Lara.

“Baiklah. Maaf ya, Dek. Kali ini, Opa tidak bisa mengantar Adek ke sanggar," sesal Opa Hadi merasa tidak enak kepada cucu perempuannya.

“It’s oke, Opa," timpal Lara sambil tersenyum manis kepada kakeknya.

1
Badelan
seharusnya ada ide lain , bukannya mengulang kejadian yg telah lalu
Badelan
bodohnya rana
altanum
makasih thor uda kasih bacaan yang menarik.
karena setiap bab panjang dan ada ratusan bab.membacanya butuh waktu yg lumayan juga. terus semangat berkarya thor
Sri Utami
maaf..,kog lama2 novelnya kayak sinetron ya..,di panjang2 in & banyak tokoh baru../Slight/
Bebz Bee Queen
kayaknya nanggung bgt ini tamatnya ngegantung , trs itu kisah Mey sm ran gimana
Normila Aspul Anwar
Lumayan
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Normila Aspul Anwar
cck sekali Fira dan mutua org yg TDK tau diri
Normila Aspul Anwar
fira sangat bodoh,,klo sih ogah mengurus org di masa lalu
Normila Aspul Anwar
hadi anehhjjjjj
Yuni Martopo
Luar biasa
Ayu
trs kisah cinta rana sm mey gimana. kok cuma lara nikah sm antara aja. kelanjutan nya rana nikah sm mey atau anna thor. lanjut dong crita nya
مي زين الش
safira idiot...
مي زين الش
sama" bodoh Mutia da Safira. gak tau berterima kasih sdh ditolong opa Adrian...
مي زين الش
Safira bodoh...
مي زين الش
Safira dan Mutia bikin gedek...
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Ayu
si antara kan jht tuh thor. di buat meninggal aja gimana. biar lara sm reno hidup bhgia
Ayu
kasihan lara harus mengalami nasib sama bunda nya. coba jangan di buat hamil lara nya thor. biar kluarga nya bhgia trs
Khusnul Fatonah
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!