Demi impian dan karirnya , Fira sudah sangat berusaha mencapai tujuannya tapi keadaan memang tidak berjalan semestinya . Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya Fira mengalami insiden yang mengubah 180 derajat kehidupannya.
Ketika malam pesta wisuda mereka mahasiswa dari fakultas kedokteran menghampirinya untuk menyatakan cinta tapi Fira si gadis desa hanya menganggap itu candaan belaka . Fira dan lelaki ganteng itu hanyalah teman baginya tidak lebih dari itu apalagi jika sampai tahap untuk hubungan asmara , mereka sangat tidak cocok' ungkap Fira menolaknya.
Pesta itu terus berlanjut hingga kearah yang lebih ekstrim salah satu dari mereka ternyata membawa minuman keras dan itu beralkohol tinggi.
Tidak ingin ketinggalan oleh teman-temannya Fira pun ikut mencobanya. Ketika mereka sudah mabuk berat dah berhambus pulang Fira sedang tidak sadarkan diri dan terbaring disalah satu kamar hotel tempat acara mereka .
Tanpa tahu jika kamar itu sudah ada pemiliknya...
Happy Reading gaes !!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Fira baru saja mengantar kepergian dua rekan kerjanya. Bel rumahnya kembali berbunyi. Fira jadi memikirkan siapa yang memencetnya, apa mereka kembali lagi? Begitulah pikirnya yang berjalan menuju pintu
"Ada apa? Kenapa kalian kembali" ucapnya membuka pintu.
Fira terkejut, bukan dua temannya yang berada didepan matanya. Melainkan Ghama. Entah darimana lelaki itu tahu rumahnya
"Kenapa kamu disini?" tanya Fira.
"Aku ingin melihat kamu baik-baik saja, dari semalam aku menghubungimu tapi ponselmu mati apakah terjadi sesuatu pagi ini? Kamu juga tidak datang meeting kita?" Ghama balik bertanya padanya.
"Aku sibuk, kalau tidak ada urusan lain pergilah" ucapnya ingin menutup pintu.
Tangan Ghama menghalanginya, "Aku ingin bertemu anak-anak, kamu tidak akan melarangku bukan?" kata Ghama membuatnya membukakan pintu. Mengenai hal yang di pinta Ghama itu termasuk dalam janji Fira, dia akan membiarkan Ghama bertemu anak-anak selama dia belum melunasi hutangnya.
Dia sudah melangkah melewati pintu, Fira menutup pintu baru mengikuti Ghama melangkah masuk. Anak-anak yang tadinya sedang menonton televisi menoleh saat Ghama menyapa mereka.
"Om Ghama tahu rumah kami?" Vina berlarian kearah Ghama.
Fira menghiraukan dan langsung duduk didepan Vino. Anak lelaki yang tidak perdulian itu hanya mengabaikannya.
"Kalian menonton apa?" Ghama bertanya, tangannya menggendong Vina.
"Tidak seru! Bang Vino bilang kita harus banyak-banyak nonton berita biar tidak mudah dimanfaatkan" Gadis kecil digendongan Ghama itu menjelaskan betapa tidak seru nonton televisi dengan Abang kembarnya.
"Benarkah?" Ghama membawanya mendekati Vino. Mereka jadi duduk bersebelahan
"Om bergerak cepat" gumam Vino yang hanya didengar oleh Ghama.
Lelaki yang berstatus ayah kandung sikembar itu tersenyum. Dia kemudian mengelus kepala Vino "Sudah seharusnya, tapi apa maksudnya ini. Kenapa Nana bilang kamu mengajaknya nonton berita agar tidak mudah dimanfaatkan?" tanya Ghama.
"Sejak kapan mereka akrab?" Batin Fira penuh tanya. Dia menatap saja kearah Vino dan Ghama, interaksi mereka berdua sangatlah aneh dimata Fira.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya dia penuh selidik.
Keduanya serentak menggelengkan kepalanya. Hal itu malah membuat Fira makin menginterupsi mereka. "Jika kalian memikirkan hal aneh awas saja" ancamnya.
"Tidak kok Bu" sahut Vino tersenyum.
"Ghama kamu kapan pulang?" tanya langsung Fira, dia tidak nyaman dengan kedatangan Ghama yang tiba-tiba.
"Bubu gak boleh gitu, om Ghama baru saja datang sudah ditanyai kapan pulang" kata Vina menasehatinya
"Terserah kalian saja" Fira pergi.
Wanita itu memasuki kamarnya, dia mengabaikan segala percakapan diluar kamar tidurnya. Tawa pecah Vina dan Ghama memenuhi ruang tamunya.
Dia tidak ingin keluar meski Vina beberapa kali berteriak padanya.
Tangan Fira meraih ponselnya, sebuah messenger yang disalip pesan Ghama membuat tatapan nya terkunci.
Fira membuka chatting-an tersebut, ternyata dari pengurus panti asuhan tempat dia dibesarkan. Pengasuh itu mengatakan jika ada yang mencari Fira dan mendatanginya.
Fira terkejut, dia menelfon langsung pada pengasuhnya. "Hallo Bu, apa benar seperti yang ibu katakan. Ada yang mencariku? Siapa mereka Bu?" tanya Fira ketika pengasuh itu menerima telfonnya.
"Ibu juga tidak tahu nak, mereka membawa-bawa foto masa kecil kamu. Ibu sangat takut jadi ibu tidak mengatakan kebenarannya pada mereka" pengasuh yang diketahui bernama Andin itu menyahutinya.
"Nak kamu harus berhati-hati ya, mereka terlihat jahat_" sambungnya memperingatkan Fira.
Tut- Bu Andin menutup telfonnya, sekilas terdengar ada yang datang sebelum Bu Andin menutup telfonnya.
"Siapa yang mencariku?" pikirnya.
Pintu kamar Fira diketuk, hal itu ulah putranya . "Ibu om Ghama mau pamit pulang, katanya mau ketemu ibu dulu" kata Vino terdengar oleh Fira.
Langkahnya mendekati pintu, dia membuka pintu tersebut. Kebetulan ada hal juga yang harus dia katakan pada Ghama, Fira meminta dua anak kembarnya untuk bermain dikamar saja sementara ia mengantar Ghama.
"Ghama berikan aku nomor rekening mu" pinta Fira membuat dahi Ghama berkerut.
"Untuk apa?" tanya Ghama padanya.
"Mau bayar hutang, tapi ku angsur dulu separuhnya. Nanti kalau aku sudah ada uang bakal ku bayar lunas" kata Fira memberikan ponselnya pada Ghama.
"Kamu tidak perlu bayar, itu sudah tanggungjawab ku. Dia juga putraku" bantah Ghama.
"Dia bukan putramu, Vina juga bukan putrimu , intinya mereka bukan anakmu. Jika kamu tidak memberikanku nomor rekeningmu aku akan melarangmu menemui mereka" titahnya membuat Ghama mengalah.
Lelaki yang kalah debat dengan Fira tersebut memberikan nomor rekeningnya. Sesuai perkataannya Fira men-transfer uang kepada Ghama detik itu juga.
"Nih sudah kubayar, silahkan pergi" dia memperlihatkan layar ponselnya yang bertuliskan berhasil.
"Fira haruskah kita seperti ini?" tanya Ghama.
Fira tidak menggubrisnya, dia menutup pintu rumah dan berjalan menuju ruang tamunya. Sikembar menatapinya. "Ada apa?" tanya Fira melihat sikembar menatap tak berkedip kearahnya.
"Bubu abis ngobrolin apa sama om Ghama" Vina menggodanya.
Jangankan merasa senang, Fira malah memarahi gadis kecil itu. Dia jadi cemberut beruntung Vino menghiburnya.
"Kalian berdua mau makan malam apa hari ini?" tanya ibu muda itu.
Vina menghiraukannya, gadis kecil itu masih mengambek padanya. "Kita manut ibu saja" kata Vino tapi masih mengibur adiknya.
-
Usai makan malam, Vino dan Vina sudah dimintai Fira untuk tidur dikamarnya. Dia sendiri juga mulai memasuki alam mimpi tapi pikirannya sedikit kalut mengingat perkataan Bu Andin.
"Siapa mereka?" pikirnya membuka mata kembali.
Fira merasa dirinya tidak pernah punya masalah dengan siapapun. Mendengar nada bicara Bu Andin pastilah orang itu sangat menakutkan.
Tidak mau memikirkannya Fira mencoba kembali tidur. Kini dirinya hanyut dalam tidurnya.
Keesokan harinya, Fira terbangun dengan air mata yang menetes. Dia menyeka air matanya, "Kira-kira siapa yang berteriak mencariku. Dia terlihat rapuh sekali" ucapnya membangunkan diri.
Fira keluar dari kamarnya, dia ingin membersihkan rumahnya. Menyapu, mengepel lantai, serta membuang sampah. Ketika wanita itu membuka pintunya dokter Ibnu menyapanya.
"Mau kemana Fira?" tanya Ibnu.
"Nih!" dia menunjuk pada sampah ditangannya.
"Oh, mau bareng. Aku juga membuangnya dibawah" Ibnu ikut memperlihatkan tenteng kresek hitam ditangannya.
"Kamu pulang jam berapa semalam?" tanya Fira asal.
"Jam 7 malam, oh waktu aku didepan apartemen sepertinya aku melihat Ghama keluar dari lift. Apa dia kemari?" sahut Ibnu.
Fira mangguk, hanya saja Ghama tidak pergi pada jam segitu. Kenapa bisa Ibnu melihatnya di jam 7 malam. "Dia pergi sebelum jam 5" kata Fira.
"Ibnu aku duluan ya, hari ini Bu Arin bisa masuk kerja jadi kamu bisa fokus kerja juga. Bisa gak, sebelum kerja kamu bantu memeriksa Vino? Soalnya dia semalam sedikit meringis kesakitan tapi dia tahan-tahan" pinta Fira.
"Boleh-boleh" Ibnu tersenyum padanya.
.......
...[24]...
ghama emang jodohmu dr kecil. coba selami hatimu. kmu bhkn cemburu ketika mendengar nama eva. 🥰
ini si ghama emang gk ngeliat vina kecil emng gk mirip eva. ros ama jordan jg gk ngeliat eva di diri vina.
ngaku..🥰🥰🥰 aheh bngt apartemennya gk kedap suara.
tetangga bersin aja kedengeran loh.... lha kalau berantem atau lgi mend*s*h gimana tuh.... gk bahaya th...??? 🤭🤭🙈