NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:616.3k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24 ~ See you again

Prasasti membawa sepatunya bersamaan dengan Dina yang baru saja mengangkat omelet.

"Nanti Dina mesti ke landasan jam berapa?" ia berbalik membawa sepiring omelet, untung saja Pras tak manja, dikasih telur tiap hari tak membuatnya langsung bisulan.

"Jam 10an, nanti juga istri-istri satu unit ikut nganter kan?" baliknya bertanya, Pras mengu lum bibirnya. Ia akan benar-benar rindu pemandangan ini untuk 3 sampai 5 hari ke depan, pemandangan wajah bermasker hijau persis hulk dan rambut yang tersemat bando kelinci.

"Kamu tuh pake apa sih ndi? Itu ta*i ke bo?"

Mata Dina melotot saat mulut Pras mengatakan masker teh hijaunya sejenis kotoran lembu, "sembarangan..." Dina mencomot bibir suaminya sembari menaruh segelas kopi yang masih mengepulkan asap beraroma nikmatnya di depan Pras.

"Ck, tanganmu ndi, minta digigit!" kekehnya.

"Biar ngga panas kena hawa kompor, nanti kulit Dina kering..." jawabnya, gen manja yang sudah menda rah daging sulit untuk dihilangkan, biarlah begitu. Kalau bukan begitu ia bukan andi-nya.

"Kapan-kapan om harus pake. Biar kulitnya ngga gosong..."

Uhuk! Pras sampai tersedak kopi saat si andi-andi lumut itu menghinanya habis-habisan, matanya melirik Dina sinis, "gosong begini tetep ada manisnya..."

"Dina ngga terima ya, masa...bang Tama aja disebutnya brown falcon, Clemira bilang...padahal kulitnya sama-sama coklat kaya om Pras. Bang Saga emang ngga item sih, makanya disebut Blue Eagle...senada juga sama seragamnya. Ya kali sekarang om Pras black shadow...om ngga sakit hati gitu dijelek-jelekin begitu..."

Harus ia apakah otak istrinya itu? Ajak bermain lompat tali terus jorokin ke tebing, biar ia ganti dengan otak udang? Benar kata orang, orang jenius itu mendekati keblinger!

Awalnya Pras sempat tersinggung, namun kini ia justru tertawa-tawa renyah, biarlah Dina menganggap kesatuan memberikan julukan kepadanya karena fisiknya, toh sumpahnya pada kesatuan untuk tidak membongkar apapun kepada orang lain termasuk pasangan sendiri.

Lalu keningnya berkerut seribu, "tau dari siapa, julukan abang black shadow?"

"Denger ibu-ibu kesatuan pada gosip. Mereka nyebut-nyebut nama itu waktu nanya Dina istri siapa...Clemira juga bilang kalo itu nama julukan om di unit." gidiknya acuh tak acuh, lantas gadis itu melengos ke arah kamar mandi demi membersihkan masker di wajahnya.

Dina membelitkan rambut bervolumenya macam seorang pramugari maskapai penerbangan lalu menyematkan pin, dan membubuhkan make up tipisnya.

"Bininya si blacky...pfffttt hahahaha!" ia tertawa sendiri ketika mematut diri di depan cermin. Arah matanya kini tertuju pada jam di atas meja, "jam 9." ia bergegas mengambil tas selempang dan paper bag yang sejak kemarin ia siapkan berisi barang penyemangat kepergian Pras.

"Sebagai seorang istri prajurit wajib mandiri, tegas, penyayang, setia, ldr, strong! Dimana pun suami bertugas, do'a selalu menyertai...." seruan para ibu persatuan, Dina sampai meringis ketika mereka dengan lantangnya menyerukan sumpah setianya sendiri.

"Ngga afal gue..." terlebih di unit ini, ia tak ditemani oleh Clemira maupun Zea yang berbeda unit darinya.

Disaat yang lain berjalan bersama, Dina masih cukup baru untuk ikut bergabung mengobrol, butuh waktu untuk menyesuaikan frekuensi obrolan.

"Bu Pras," panggil salah seorangnya.

"Ya?"

"Nanti siang ikut saja, makan bareng di rumah saya...kebetulan, biasanya kalau para suami berangkat nugas luar gini, kita makan bareng untuk mempererat tali kekeluargaan." ajaknya diangguki Dina, "tapi Dina kurang bisa masak, bu..." akuinya jujur.

Ia tertawa kecil, "ngga apa-apa bu, nanti justru saya suruh masak sama-sama biar bisa. Kita berbagi resep, yo?"

Dina mengulas senyuman, para istri ini tak seseram kelihatannya, tak sejutek yang terlihat, meskipun ada saja salah satu salah duanya yang terlihat judes.

"Insya Allah..."

"Yang blok rumahnya dekat rumah om Pras nih siapa ya? Bu Dena kan?"

"Siap bu, kenapa?!" si empunya nama menoleh ke belakang, sosok yang mungkin bisa dibilang masih muda itu meng-okei saat bu Iwan memintanya mampir membersamai Dina nanti.

Persepsi Dina salah nyatanya. Mungkin tidak semua, mungkin hanya sebagian kecil saja istri prajurit dengan perilaku senioritas macam yang Zea alami dulu. Karena pada kenyataannya, ia ditempatkan diantara para istri yang soleha, *mungkin*.

Deru angin kencang menyapu kulit, bergemuruh bersama mesin-mesin pesawat menjadi atmosfer selanjutnya yang terasa dalam ruang lingkup Dina.

Landasan udara sebesar bandara internasional meski tak mewah menjadi pemandangan yang harus *terbiasakan* di pandangan, karena pada kenyataannya Dina akan sering datang kesini meski hanya untuk sekedar melepas kepergian Prasasti.

Terlihat baling-baling pesawat besar berputar, burung besi itu tengah diarahkan oleh *marshaller*, kesibukan aktivitas disini cukup membuat Dina berdecak kagum seraya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Dimana langit biru menjadi lattar para garuda bumi pertiwi mengudara.

Belum lagi beberapa deretan pesawat tempur loreng yang sepertinya sudah dipersiapkan untuk lepas landas. Bahkan beberapa personel berpakaian suit macam Saga tengah menjajal latihan terbang, seolah sedang mempersiapkan diri untuk bermanuver di medan perang.

Lamunannya dibuyarkan oleh bubarnya para istri unit ini demi menyambut kedatangan segerombol prajurit sepaket ransel besar dan pakaian lengkap.

Diantara para pria gagah itu, ada sosok si hitam manis black shadownya kesatuan, yang kini tengah terkekeh melihatnya sembari menyipitkan mata karena silau matahari, "silau banget. Silau karena yang datang istri cantik..." ucap Pras lantang diantara deru mesin pesawat, lantas mendapat tatapan jengah Dina.

Langkah perwiranya mantap menghampiri, "vibesnya kaya mau pada perang aja," ucap Dina masih celingukan, netranya bahkan diam sejenak pada setiap pasang perwira dan istri yang kini saling memeluk menguatkan, tak sedikit pula mereka membawa serta para putra putri untuk sekedar mendapat kecupan salam rindu.

Bekal makan favorit, sampai beberapa barang pribadi yang terkesan receh mereka bawakan untuk sang perwira nanti.

"*Mas jangan lupa solat*,"

"*Kalo ada waktu telfon rumah*,"

Prasasti tertawa kecil melihat ekspresi Dina dan mencolek hidungnya, sehingga kini perhatian Dina kembali padanya.

"Orang-orang kenapa mewek gitu? Kaya mau ditinggal mati aja..." jujurnya yang membuat Pras kembali meledakan tawanya.

"Tau..." gidik Pras, "emangnya andi ngga ngerasa sedih gituh, ditinggal abang nugas?"

Dina menggeleng terlalu polos, "toh nanti juga balik lagi, kan?" baliknya bertanya.

"May be..." jawab Pras langsung kena hadiah geplakan Dina di bahunya, "ucapan adalah do'a remember?" jawab Dina, Pras mengangguk terkekeh.

Dina menyeru, "ah! Dina sampe lupa!" lantas Dina membuka paper bag yang sejak tadi ia tenteng dan mengobok-oboknya hingga membuat Prasasti dilanda rasa penasaran.

"Apa ndi?"

"Semoga Dina masih hafal gerakannya, ya..." gumamnya lirih, kemudian gadis itu mengeluarkan dua buah pom-pom dengan warna yang shimering dan bergliter.

Ia mundur sejenak, sengaja datang kesini dengan sepatu sportnya agar bisa lebih leluasa bergerak, "go...go...go Prasasti Dirgantara..." gadis ini berputar menggoyangkan pom-pom miliknya, dan sukses meledakan tawa Pras.

Gadis itu bahkan melakukan gerakan macam tim cheerleader anak SMA, "se...ma...ngat...semangat Black shadow!"

Prasasti sampai tergelak dan memegang perutnya, "aduhhh ampun..." tawanya mengeluhkan perutnya yang pegal karena tertawa. Lantas moment absurd itu mampu mengalihkan perhatian yang lain juga, disaat pasangan lain berharu-haru, kedua pasangan ini justru tergelak bersama.

"Hahaha!" bahkan Dina saja tertawa dengan aksinya, "anjayyy, lupa lagiiii!" ia lantas menyudahi aksinya lalu mengambil sesuatu lagi di dalam paper bag miliknya.

Sebuah kalung yang terbuat dari rangkaian permen mint dengan banyak tulisan di belakangnya membentuk sebuah kalung, Prasasti tak bisa lebih tergelak lagi, "apa ini, ya Allah? Kapan kamu bikinnya ndi?"

"Biar om ngga mabok di pesawat, jadi kalo ngerasa lidahnya mulai pait-pait atau asem...tinggal lepas aja dari kalung...wkwkwk..." Dina sendiri tertawa.

"Astagfirullah," Lirih Pras sambil membungkuk menerima pengalungan kalung dari permen yang dilakukan Dina.

"Makasih andi sayang," ucapnya, entah harus berkata apa lagi, bahkan seorang penggombal sepertinya dibuat spechless.

"Sama-sama..." angguknya bangga.

"Selfie dulu biar kalo abang kangen bisa mandangin foto andi tiap jam...kita belum ada foto barengan kan?" Prasasti mengeluarkan ponselnya.

"Boleh." Setuju Dina.

Kedua nya mendekat dan merapat, lalu Prasasti memberikan jarak untuk kamera ponsel dan keduanya dengan naluri masing-masing memasang wajah semanis mungkin.

Jepret!

"Lagi-lagi, coba muka jelek om..." pinta Dina.

Dan kembali jepretan kamera mengabadikan potret keduanya.

"Sekali lagi, biar pas 3 terus dapet gelas..." pinta Pras.

"Oke." Dina mengangguk setuju dan memasang tampang manisnya, namun saat jepretan kamera ketiga itu, Pras justru mengecup pipi mulusnya yang meskipun terkesan singkat namun mampu menyentuh hati Dina dan membuat pipi itu merona tak karuan.

"Udah?" tanya Dina tanpa membalas aksi Pras atau memarahinya.

Pras mengangguk, "abang pergi, ya...baik-baik selama abang ngga di rumah. Minta tolong orang kalo andi ngga bisa, abang udah minta tolong bu Zea, bu Cle, sama tetangga buat nengokin andi kalo semisal andi mau disini, ngga nginep di rumah papi...abang kabari kalau sempat, tapi sebisa mungkin abang sempatkan."

Dina mengangguk, entah sejak kapan hatinya mulai diliputi perasaan membiru, persis pas nonton drakor dimana si pemeran perempuan dan lelaki terpaksa berpisah, namun kini ia mengalaminya sendiri.

"Sampai jumpa 3 sampai 5 hari ke depan..." Pras menyodorkan punggung tangannya ke arah Dina, yang paham bahwa gelagat itu untuk ia kecupi, naluri suaminya mendekatkan wajah Pras untuk membalas salim takzim Dina dengan mengecup pucuk kepala gadis itu.

Moment itu menjadi pamungkas runtuhnya tembok hati Dina, membuka tahta di sana dan mempersilahkan Prasasti untuk mendudukinya.

.

.

.

.

.

1
Christine Liq
Luar biasa
Yeppo🦌
waah usulan tower pemancar itu usulan umi Fara jaman masih hamil Sagara...lama juga kelarnya itu proyek ya sampe Saga udah punya anak sekarang 😂
Yeppo🦌
🤣🤣🤣🤣🤣
Yeppo🦌
wkwkk...seru nih trio kacrut jd istri kacang ijo semua 🤣 sisa Iyang ini wkwkkk
Supiah Susilawati
Luar biasa
Raden Ajeng Safitri
kalau jantan ikan mas,,kalau bentina namanya nila thooor😂😂😂😂
Queen Mother
Cie ciee sayang ga tuh 🥰
Queen Mother
Wkwkwkwkwk… semprul bener niyh lakik
Queen Mother
Bener sekaleeee otak Pras udah waras gegara mertua
Queen Mother
Hadeeehh… jadi kebayang di pelem” ini adegannya 🤣🤣
Raden Ajeng Safitri
Ono wae pasangan dagelan iki
Queen Mother
Ngakak ceunah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Queen Mother
Wa’alaykum salam Baaang, Andi-Andi lumut idah lumutan nungguin telepon dari aban, so so an ga ngangkat pula, pas hp nya mati malah nyesel dy Bang 🤣🤣
Queen Mother
Kaya gw waktu kecil berendem dalam bak 😂😂
Queen Mother
Waduuuuhhh mertuanya tuh
Raden Ajeng Safitri
astaga,,, dagelan,,Moco iku ngakak terus,,,apa gx ISO diganti iku julukan Dina,,andiiii,,welik men Leh Thor
Raden Ajeng Safitri
malah kelingan Rayyan Karo eyi😆😆😆
Queen Mother
Akhirnyaaaaaaaahh
Raden Ajeng Safitri
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Queen Mother
Naah harusnya kamu bangga punya suami begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!