Love Mr. Cold X Ms. Cempreng

"Jadi... Sebenarnya..."

Flashback On.

"Bagus. Lalu dimana orang suruhan Lo itu?" Tanya Anin.

"Udah dekat sini," jawab Ocha lagi.

Anin mengangguk, entah kenapa tiba-tiba perut nya sedikit ngilu.

"Kenapa Nin ? " Tanya Ocha melihat Anin seperti menahan sesuatu.

"Gak papa." Setelah rasa itu perlahan menghilang.

"Itu mereka..." Tunjuk Ocha ke suatu arah.

Tiga orang pria berpakaian serba hitam menghampiri mereka, namun yang membuat Anin dan Vina melongo adalah penampilan nyentrik mereka dan cara berjalan nya yang mirip seperti model profesional. Bayangkan, mereka bertiga itu laki-laki tapi mereka memakai blush on tebal di pipi, dengan lipstik merah yang begitu dominan. Tak lupa topi bulat hitam mereka gunakan, tangan mereka tak pernah diam, ada saja yang mereka sentuh.

"Ocha.. Mahluk apa yang Lo sewa ini?" Ucap Vina cengo.

Sedang Anin tertawa terpingkal, saat tiga pria gemulai itu menyapa mereka bertiga. Ketiga pria cantik itu, menatap Anin sinis sekaligus bingung.

"Anin diam ! " Titah Ocha pelan.

Namun, Anin tak bisa menghentikan tawanya. Menurutnya ini sangat lucu, Anin sering melihat pria berubah gender. Tapi, Anin belum melihat yang seperti ini. Mereka memakai pakaian ala preman tapi gaya mereka sungguh di luar nalar. Apalagi dengan kumis tebal yang mereka gunakan, membuat air mata nya keluar karna terlalu banyak tertawa.

"Kenapa dia terus tertawa seperti ini?" Tanya salah satu dari preman jadi-jadian itu.

"Hey. Kau jangan meledek kami seperti ini ya ! " Bentak salah satu dari mereka dengan suara di buat seperti wanita.

Mendengar itu bukan nya takut dan berhenti tertawa, "Hahaha... " Anin malah tertawa semakin kencang. Karna terus tertawa, membuat perut Anin tiba-tiba keram.

"Akh ! Perut gue," Anin meringis sakit memegangi perut nya.

"Nin, Lo kenapa?" Tanya Vina.

"Akh.. Perut gue sakit ! " Desis Anin memegangi perutnya.

"Hah?!" Mata Ocha dan Vina terbuka lebar.

"Lo mau lahiran?" Tanya Vina panik, Anin menggeleng.

"Aduh Nin, jangan sampe Lo brojol disini ! " Celetuk Ocha ikut panik.

"Gue juga gak mau kali anak gue keluar disini ! Lagian siapa yang mau lahiran? Perut gue keram.." Bentak Anin kesal pada salah satu sahabatnya itu.

"Huuhf, bagus deh kalo gitu." Ucap Ocha menghela nafas lega.

"Dasar temen gak ada akhlak ! Tolongin gue, perut gue keram ini..." Sentak Anin menahan rasa sakit di perutnya.

"Eh iya lupa, " menepuk kening nya.

"Tarik nafas, hembuskan. Sekali lagi.."

Setelah di rasa lebih baik, Anin memutuskan untuk pulang saja menggunakan taxi. Sedang Ocha dan Vina, mempermak preman jadi-jadian yang entah Ocha temukan dari mana.

Setelah selesai dengan dua preman yang sudah mereka rubah, Vina dan Ocha meminta satu dari mereka untuk berpura-pura menjadi Anin. Saking niat nya dan tak mau rencana nya gagal, Anin mengganti pakaian nya dan memberikan pakaian yang tadi ia gunakan untuk di pakai salah satu dari preman itu.

Demi uang, orang itu pun tak menolak nya. Apalagi Anin membayar mereka cukup tinggi hanya untuk peran yang hanya sekolebat saja. Sampai, saat nya rencana di mulai. Para anak buah yang Derald kirim pun tidak curiga dan menyadari jika yang di culik itu bukan Anin melainkan, makhluk jadi-jadian.

Flashback Off.

Semua yang duduk di meja itu pun tertawa bersamaan, begitupun Nichol mendengar itu ia juga merasa geli sendiri. Sampai entah sadar atau tidak Nichol terkekeh mendengar cerita Ocha, Vina dan Anin.

"Anin bener-bener niat banget bikin rencana buat kejutan ulang tahun Lo, Rald " Ujar Zino yang ikut tertawa.

"Dan di balik suksesnya rencana Anin, ada tiga manusia jadi-jadian yang berhasil mengecoh kalian.." Timpal Ocha tertawa puas, Anin dan Vina pun turut ikut tertawa.

"Tapi, ngomong-ngomong Lo nemu dari mana tu para demit ? " Tanya Billy, di angguki yang lain nya.

Ocha menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, "Sebenarnya gue nemuin mereka di pinggir jalan, tepat nya di dekat lampu merah. Karna Anin yang mintanya dadakan, gue kan bingung harus cari kemana? Sedangkan di sisi lain gue sendiri takut kalo harus cari preman beneran, apalagi melihat kondisi Anin yang lagi hamil besar. Gue takut mereka macem-macem, eh pas lagi di jalan gak sengaja gue liat tiga orang setengah cewe setengah cowo. Ya begitulah... " Ocha menyengir kuda.

Nichol mendengus tersenyum, entah sudah ke berapa kalinya pria itu tersenyum malam ini. Ocha memang sangat random, gadis itu selalu melakukan hal yang sangat konyol dan di luar akal sehat.

"Jangan-jangan, itu si mili, si molo, sama si mele?" Timpal Billy.

"Siapa mereka?" Tanya Ocha menatap Billy polos.

"Yang suka di sewa sama si Zino, haha..."

"Sialan Lo. Yang gue sewa itu cewe beneran, bukan mahluk jadi-jadian jenis mereka " Sentak Zino tak terima.

Mereka semua tertawa bersamaan.

"Kak Ocha?!"

Teriakan Citra mengalihkan perhatian yang lain nya, bahkan semua mata tertuju pada gadis imut itu.

Citra menghampiri sekumpulan orang-orang itu, pandangan nya beradu dengan Nichol, tapi seperti biasa Nichol bersikap datar saja. Entah kenapa Citra merasa tak suka dengan sikap Nichol sekarang yang lebih cuek, tak seperti dulu yang selalu memperhatikan nya, walau dari jarak yang cukup jauh.

"Kenapa Cit ? " Pertanyaan Ocha menyadarkan Citra dari lamunan nya.

"Itu, ada yang nyariin Kak Ocha." Jawab Citra tergagap.

"Siapa?" Tanya Ocha.

"Gak tau," menggelengkan kepalanya.

"Cowok, cewek?" Bukan Ocha, melainkan Vina yang bertanya.

"Cowok." Jawab Citra.

Pandangan Nichol berubah tajam,

"Uuuww..." Sorak Vina dan Anin menggoda Ocha.

"Siapa tuh?" Goda Anin.

"Berisik deh kalian ! " Sentak Ocha sebal.

Ocha bergeming memikirkan siapa yang mencarinya, "Dimana dia sekarang?" Tanya Ocha pada Citra.

"Ada di depan," sahut Citra.

Ocha mengangguk, "Makasih ya.." Ocha beranjak bangun, "Guys.. Gue tinggal dulu ya," di angguki Anin dan Vina.

Diam-diam, Nichol mendengarkan. Entah kenapa ia juga penasaran siapa laki-laki yang mencari Ocha itu. Ternyata si beruang kutub, kepo juga ya😁

Ocha berjalan menuju pintu masuk, ia melihat punggung laki-laki dengan pakaian berjas rapi.

"Maaf, siapa ya? " Ucap Ocha hati-hati.

Pria itu berbalik, menatap Ocha dengan senyuman terbaik nya.

"Farhan?" Pekik gadis itu.

"Hy.."

"Lo ngapain disini?"

"Karna aku di undang."

"Di undang? Siapa yang ngundang kamu?"

"Teman satu kantor kamu, yang waktu itu berkenalan dengan ku." Jawab Farhan tenang.

Ocha nampak berpikir, sedetik kemudian ia sadar. "VINAAA...!! "

Sedang, Vina tertawa puas. Ya, waktu itu Vina meminta satu undangan pada Anin dan ia berikan undangan itu pada Farhan lewat Mama nya Ocha. Vina juga sudah cerita semuanya pada Anin, di saat Ocha belum sampai ke rumah Anin kemarin sore.

"Eh Ocha, bawa siapa nih?" Kata Vina menggoda Ocha yang datang bersama Farhan di belakangnya.

Ocha menatap Vina tajam, rasa nya ingin sekali Ocha menelan sahabatnya itu hidup-hidup. Sedang, Vina malah terkekeh menahan tawanya supaya tidak meledak.

Seorang pria yang tengah duduk, menatap dua sejoli itu dengan tatapan tak suka. Apalagi Farhan berdiri sangat dekat dengan Ocha.

"Oya guys, kenalin ini... Farhan." Kata Ocha.

"Farhan, mereka semua adalah teman-teman ku " sambung Ocha menoleh pada Farhan.

Sedang Nichol berdecih saat Ocha menyebut nya teman.

"Senang bisa bertemu kalian.." Sapa Farhan ramah, "Jadi, yang berulang tahun di sini siapa?" Tanya Farhan.

"Itu. Dia suami dari sahabatku, namanya Derald. Dialah yang sedang berulang tahun," Jelas Ocha.

Farhan mengangguk, "Selamat ya. Doa terbaik untuk anda," ucap Farhan.

"Thanks." Jawab Derald tersenyum singkat.

Begitulah Derald, ia tak suka basa-basi apalagi dengan orang yang baru ia kenal. Namun, Nichol malah senang melihat sikap Derald yang dingin pada Farhan. Sedangkan Ocha merasa sangat canggung dan tidak nyaman sama sekali dengan situasi ini.

"Maaf ya, Farhan. Suami ku memang sedikit beku, tapi tidak papa nanti kalo udah dekat pasti cair kok." Derald menatap Anin dengan kening berkerut.

"Silahkan duduk ! " Pinta Anin tersenyum manis.

"Jangan tersenyum seperti itu ! " Bisik Derald posesif.

Namun, Anin tak mengidahkan ucapan suaminya.

"Dia Anin, sahabat ku. Yang pernah aku ceritakan, kamu ingat?" Bisik Ocha pelan.

"Ya, aku ingat. Dia pemilik perusahaan tempat mu bekerja, bukan? "

"Hm," gumam Ocha tersenyum tipis.

"Ternyata, dia sangat baik dan ramah ya.." Puji Farhan menatap Anin kagum.

"Cantik juga kan?" Tambah Ocha.

"Cantik itu sudah kodrat wanita. Semua wanuta itu cantik, termasuk kamu."

"Ish, diam. Jangan menggombal di sini ! "

"Berarti kalo di tempat lain boleh dong?"

Ocha memiringkan wajahnya menatap Farhan tajam. Sedang Farhan malah mengerlingkan sebelah matanya. Tanpa mereka sadari, mereka sudah membuat Nichol terbakar cemburu. Nichol meneguk minuman dingin miliknya hingga habis tak tersisa, tapi tetap tak bisa memadamkan api cemburu di hatinya.

Nichol beranjak dengan mendorong kursinya kasar, hingga membuat semua mata tertuju padanya.

"Kenapa Lo?" Tanya Derald.

"Gak papa. Gue cuma mau kebelakang," jawab Nichol dingin.

...****************...

Jangan lupa, Like, Vote, Komen dan Hadiahnya...