Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.
Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.
Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.
Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.
Apa yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Keesokan paginya.
Saat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Nathan keluar dari kamarnya sembari bersiul siul ria. Wajahnya terlihat merekah tanda bahagia. Dengan ponsel di tangan yang terus ia putar putar, Nathan berjalan dengan penuh semangat menuju meja makan.
Nathan tersenyum. Dilihatnya di sana Rengganis masih sibuk menata semua menu makanan hasil olahannya di atas meja. Sedangkan seluruh anggota keluarga Oma Sasmita satupun belum ada disana. Sepertinya Nathan bangun terlalu awal pagi ini.
Laki laki itu berjalan mendekati pembantunya. Rengga melirik sekilas, kemudian mencoba acuh. Entah aksi apa lagi yang akan Nathan lakukan padanya setelah ini.
Nathan mendekati lemari es. Ia membukanya kemudian meraih sebotol air putih di sana. Fokus matanya tak lepas dari wajah wanita di hadapannya. Wanita itu terlihat begitu sibuk, sampai sampai tak menoleh sedikitpun ke arah Nathan yang diam diam kembali mengulum senyum di bibirnya.
Rengganis sibuk dengan olahan makanannya. Tiba tiba....
Ting...
Ponsel di saku seragam Rengganis berbunyi pertanda ada pesan masuk. Wanita itu menghentikan aktivitasnya. Dibukanya pesan yang ternyata dari sang adik itu lalu membacanya.
"Mbak, hari ini aku nggak bisa jemput. Aku berangkat sore soalnya. Ada perlu ama temen. Minta anterin Tuan Muda aja, hehehhe...." tulis gadis itu.
Rengganis menghela nafas panjang kemudian tersenyum simpul. Ia mulai menggerakkan tangannya, berniat untuk mengirimkan pesan balasan untuk sang adik. Namun tiba-tiba....
Seeeetttt...
Rengganis kaget. Sebuah tangan berbulu halus tiba tiba merampas ponsel itu dari tangannya. Membuat gadis itupun tersentak karenanya.
"Tuan!" Ucap Rengganis.
"Kerja! Main hp mulu lo! Pemalas!" Ucap Nathan sembari mematikan layar ponsel Rengganis.
"Tuan, itu punya saya! Balikin!" Ucap wanita itu sembari mencoba mengambil kembali ponselnya. Namun alih alih menyerahkannya, Nathan justru mengangkat tangannya tinggi tinggi. Membuat Rengganis pun sesekali melompat karenanya.
"Tuan!" Ucapnya melengking saking jengkelnya. Tolonglah, pemuda ini selalu saja mengganggunya.
"Kerja! Jangan makan gaji buta!" Jawab Nathan yang kini berdiri saling berhadap-hadapan dengan Rengganis.
"Iya, tapi itu punya saya! Balikin!"
"Gue sita sampai nanti pulang kerja!"
"Nggak bisa, dong! Itu privasi saya!"
"Apaan nggak bisa?! Gue majikan lo! Perintah gue itu kewajiban buat lo! Gue nggak ngizinin lo main hp sampai nanti malem. Selama lo kerja, hp lo gue bawa!" Ucap Nathan.
"Apasih? Ya nggak bisa gitu, dong! Oma aja nggak pernah ngelarang saya!"
"Kan itu Oma, bukan gue!"
Rengganis menipiskan bibirnya dengan sorot mata jengkel. Tolonglah, ingin sekali rasanya ia mencekik leher bocah di hadapannya ini. Menyebalkan sekali!
"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" Tanya Nathan menantang. "Kerja, buruan!"
Rengganis masih menatap kesal ke arah si Tuan Muda dalam posisi saling berhadap-hadapan. Tiba tiba...
"Ekkhhhmm...ekkhhmm..." Suara itu berhasil membuat kedua anak manusia tersebut menoleh. Dilihatnya disana, Justin berjalan mendekati meja makan dengan penampilan yang sudah sangat rapi.
Nathan mengulum senyum. Ia memasukkan ponsel milik Rengganis itu ke dalam saku celananya. Pembantu itu hanya bisa menatap nanar ke arah benda pipih tersebut.
Nathan kemudian menggerakkan tangannya, seolah mempersilahkan Rengganis untuk kembali bekerja. Wanita itu menghela nafas panjang. Ia menghentakkan sebelah kakinya ke tanah sebelum berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut untuk mulai bersih bersih.
Nathan mengulum senyum. Ia kemudian mendekati sang kakak. Ditariknya sebuah kursi di samping Justin lalu mendudukkan tubuhnya di sana.
"Tumben jam segini udah bangun?" Tanya Justin.
Nathan tak menjawab. Ia hanya tersenyum.
Rengganis datang dengan sebuah teko kaca berisi jus jeruk. Dituangkannya minuman berwarna kuning itu ke dalam beberapa gelas di sana. Wajah gadis itu terlihat cemberut. Membuat Nathan makin lebar mengulum senyumannya. Sesuatu hal yang dapat ditangkap dengan sangat jelas oleh mata tajam Justin William Carson.
Rengganis meletakkan gelas itu di depan beberapa kursi yang biasa Oma dan keluarganya tempati. Termasuk di depan kursi yang Nathan duduki.
Rengganis berjalan mendekati pemuda itu. Lalu meletakkan segelas jus jeruk di sana. Pandangan Nathan pun kini seolah tak lepas dari sosok cantik di sampingnya. Entahlah, sepertinya ia makin nyaman menatap wanita yang usianya satu tahun lebih tua darinya itu.
Adegan pun terus berjalan, hingga tiba tiba...
"Selamat pagi!" Sapa Oma Sasmita yang nampak sudah rapi dengan sebuah tas jinjing yang ditenteng manja di tangannya. Tak lupa, di belakangnya, ada kedua putri serta menantu yang mengikutinya.
Justin tersenyum.
"Pagi, Oma!" Sambutnya.
Nathan tak menjawab. Sedangkan Rengganis kini nampak menghentikan pergerakannya. Ia berdiri di samping Nathan seolah memberi hormat pada para majikannya yang baru saja tiba itu.
"Nathan? Tumben sudah bangun?" Tanya sang Oma sembari mendudukkan tubuhnya di atas kursinya diikuti para putri serta menantunya.
Nathan tak menjawab. Ia hanya tersenyum.
"Oma pagi pagi udah cantik banget. Mau kemana?" Tanya Justin.
Oma Sasmita tersenyum.
"Oma mau pergi arisan!" Jawab wanita paruh baya itu.
"Pagi pagi gini?" Tanya Justin.
"Ya agak siang. Tapi Oma mau sekalian pergi jalan jalan sama Mama dan Budhe kamu. Mumpung mamamu di sini. Oma mau jalan jalan bertiga sama putri putri Oma!" Jawab Oma Sasmita.
Justin mengangguk sambil tersenyum. Oma Sasmita kemudian menoleh ke arah Nathan yang sejak tadi hanya diam.
"Nathan, hari ini kamu di rumah sendiri ndak apa apa, ya? Atau, kamu mau ikut?" Tanya Oma Sasmita.
Nathan berdecih. "Apa sih, Oma? Emang aku anak kecil! Oma pergi aja! Aku di rumah sendiri nggak apa apa, kok!" Jawab Nathan sembari melirik sekilas ke arah gadis cantik yang berdiri di sampingnya. Tanpa ada mata yang melihat, diam diam Nathan menggerakkan tangannya memelintir ujung celemek yang Rengganis gunakan.
Oma Sasmita tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu. Kamu di rumah aja. Kalau ada apa apa, kamu minta tolong saja sama Rengganis! Ya.." ucap sang Oma.
Nathan mengangkat satu sudut bibirnya. "Iya, Oma!" Jawabnya.
Semangat thour upnya💪💪
Ayoo semangattt upnya thour 💪💪
Semangat thour 💪💪