Raisha (Istri Kedua Tuan Arvan)

"gak usah ngarang deh Boy, kamu tau dari mana kalau lelaki itu udah punya istri" sangkal Raisha pada Boy.

Lelaki yang menghampiri nya adalah Boy Hartawan mantan kekasih nya yang brengsek dan doyan selingkuh, ia adalah lelaki yang paling ia hindari oleh Raisha karna bagi nya orang yang brengsek selama nya akan brengsek

"ck elo gak percaya sama gue Sha, gue tuh kenal sama dia karna tante Winda itu temen arisan mama jadi gue kenal dan dia juga relasi bisnis papa" papar Boy dan mendengar itu Raisha semakin bungkam, dia bingung mau menjawab nya

"okey kalau elo emang kenal sama dia antar besok gue kerumahnya karna gue pengin lihat apa bener dia punya istri atau tidak" ucap Raisha yang ingin membuktikan

"baiklah besok aku akan jemput kamu, dan kamu harus sudah siap saat aku kesini" tandas Boy dan Raisha pun mengangguk kemudian ia memasuki rumah nya namun tangan nya di tahan oleh Boy dan laki laki itu pun angkat bicara lagi

"Sha aku mohon buka block nomor aku plis, aku janji aku akan berubah sha" pinta Boy dengan memelas

"Lepasin Boy, aku akan buka block nomor kamu tapi kalau untuk ngasih kesempatan buat kamu aku gak bisa karna buat aku sekali selingkuh dan di maafkan itu pasti akan di ulangi lagi" ucap Raisha panjang kali lebar

"aku mohon sha, kasih aku kesempatan sekali lagi aku akan berubah sha, maafin aku plis" mohon Boy pada Raisha dan gadis itu menghirup nafas dalam dalam karna kesal

"aku udah maafin kamu kok Boy tapi untuk kembali aku gak bisa jadi maaf gak ada kesempatan lagi buat kamu, ya udah aku mau masuk dulu" ucap nya kemudian ia meninggalkan Boy yang masih mematung di tempat, sungguh dia menyesali apa yang sudah ia lakukan dulu andai ia tak tergoda oleh rayuan wanita itu mungkin ia saat ini masih menjalin hubungan dengan wanita yang sangat ia cintai namun nasi sudah menjadi bubur jadi mau bagaimana lagi mungkin dia akan berjuang satu kali lagi. Huhh. Lelaki itu menghembuskan nafas nya kasar dan kemudian memasuki mobil nya kembali.

.

.

Di dalam kamar Raisha hanya diam masih mencerna apa yang Boy katakan, mungkin sekarang dia percaya karna bukan hanya orang tuanya saja yang mengatakan bahwa Arvan sudah menikah tapi juga mantan kekasih nya dia sudah tak sabar untuk hari esok karana dia akan mencari tau sendiri dia ingin melihat dengan jelas agar dia tidak ragu lagi untuk meninggalkan sang kekasih, walau bagaimanapun dia tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain karna rasa nya sangat sakit.

Kemudian ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri biarlah nanti papa nya pulang ia sudah tidur dia butuh istirahat karna otak benar benar panas.

.

Saat pagi menjelang Raisha masih bergelung diatas ranjang bahkan sinar matahari sudah mulai tinggi namun dia masih belum bangun juga, efek patah hati membuat ia malas bangun bahkan dia tidak mendengar papa Abbas memasuki kamarnya

"sayang ini udah jam 7 apa kau tidak ada jadwal ke kampus" ucap papa Abbas seraya membangunkan anak gadis nya namun tidak ada sahutan sama sekali

"sayang papa mau berangkat kekantor kamu nanti bangun sendiri okey, sarapan nya ada di meja tadi papa buat nasi goreng kesukaan kamu" ucap papa Abbas lagi kemudian ia mencium kening anak nya dan keluar dari kamar nya namun Raisha benar benar tidak terganggu sama sekali.

Saat jam menunjukan pukul setengah 9 terdengar suara ponsel yang membuat tidur Raisha terganggu kemudian gadis itu meraba raba nakas untuk mengambil ponsel nya dilihat nya nama Boy tertera di sana

"Sha, elo udah siap siap kan kita mau berangkat jam berapa nanti" ucap Boy di seberang sana

"hemmm" jawab Raisha dengan bergumam karna dia masih malas untuk bangun

"ya ampun Sha elo denger gak sih, Sha elo masih tidur emang" cecar Boy

"masih pagi gak usah ngomel deh aku tuh masih ngantuk tau gak" jawab Raisha

"Sha ini tuh udah jam setengah 9, elo bilang masih pagi emang elo gak kampus" jawab Boy dengan dongkol dia aja udah berangkat ke kampus mendengar jawaban Boy gadis itu pun kaget ia langsung bangun dan melihat jam di dinding kamar nya

"oh my, bilang kek dari tadi kalau udah siang aku ada jadwal kuliah nanti jam 10, ya udah aku tutup dulu telpon nya. Tut" ucap Raisha dan Boy pun langsung mengumpat untung cinta kalau tidak. Entah lah Boy juga bingung.

Raisha mandi dengan terburu buru dalam hati ia berpikir kenapa papa nya tidak membangunkan apa dia yang tidur nya kaya kebo akhirnya setelah selesai mandi ia pun bergegas berganti baju kemudian ia turun ke lantai bawah dan di meja makan ia menemukan sepiring nasi goreng mungkin ini buatan papa, pikirnya. Ia pun melahap nasi goreng tersebut kemudian ia memutuskan berangkat ke kampus karna sudah siang.

Sesampainya di kampus ia masuk ke kelas nya dengan terburu buru ia mengitari kelas dan mencari sang sahabat namun ia tidak menemukan nya akhir akhir ini Lia jarang masuk apa gara gara laki laki itu ya, pikir nya dalam hati. Akhirnya ia mengikuti kelas nya sampai selesai dan sepulang dari kampus ia akan pergi bersama Boy mungkin lelaki itu akan menjemput nya di kampus makanya tadi ia berangkat naik taksi karna bisa repot kalau ia pun membawa mobil nya.

Menunggu beberapa menit akhirnya lelaki itu sampai juga ia kemudian memasuki mobil mantan kekasih nya itu namun tanpa ia sadari Aditya melihat ia memasuki mobil itu dan membuat Aditya heran dan bertanya tanya apakah mereka telah kembali lagi, pikirnya.

Didalam mobil, mereka berdua tampak diam karna sedang memikirkan apa yang ada dalam pikiran mereka masing masing.

"kita mau kemana Boy" ucap Raisha memecah keheningan diantara mereka

"terserah kamu ke rumah Arvan dulu atau langsung ke perusahaan nya dia" jawab nya sambil bertanya

"ke rumah nya dulu mungkin siapa tau kita menemukan petunjuk di sana" jawab Raisha entah kenapa dia merasa deg degan padahal baru mau berangkat

"ya udah, semoga saja di sana kamu dapat bukti" ucap lelaki itu kemudian suasana hening kembali tercipta. Saat mobil mereka sudah sampai didepan rumah Arvan kemudian lelaki itu membuka kaca nya dan bertanya pada satpam penjaga mungkin dia akan berdrama sedikit sedikit

*permisi pak" sapanya pada satpam tersebut

"iya den, ada apa ya" jawab nya dengan ramah

"maaf pak saya anak nya temen tante Winda mau ngasih bingkisan buat tante Winda tapi saya ke rumah nya kok gak ada terus dikasih alamat ini bener gak pak ini alamat nya" tanya Boy dia benar benar bisa akting ternyata

"iya den udah sebulan lebih nyonya tinggal disini karna kandungan nyonya Vero semakin besar jadi beliau yang membantu menjaga nya" jawab satpam tersebut

"nyonya Vero istrinya pak Arvan ya pak" tanya Boy lagi

"iya den" jawab sang satpam

DEG