"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"
Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.
"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.
"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.
---------
Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.
Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.
Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.
Inilah kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Model gratis
"Reha...!" seru Altair kepada sahabatnya yang berdiri dihalte bus, dari dalam kendaraan roda empatnya setelah kaca ia turunkan.
"Al...!"
"Mau kemana..? ayo aku antar." kata Altair sembari membuka pintu penumpang disampingnya tanpa turun dari kendaraan.
Reha bergegas masuk kedalam kabin kendaraan, memasang sabuk pengaman dan menjawab pertanyaan Altair, setelah pria itu kembali melajukan kendaraannya.
"Aku mau kembali kebutik."
"Kemana mobilmu..? dari mana memangnya tadi..?"
"Aku baru bertemu dengan klien yang mau memesan gaun pengantin, dan mobilku aku jual." Reha terkekeh.
Altair mengernyitkan dahinya, merasa aneh akan jawaban Reha. Pasalnya sahabat wanitanya itu dari keluarga berada, kenapa bisa sampai menjual mobil.
"Mobilku bermasalah terus makanya aku jual. Aku sibuk sekali belakangan ini, jadi belum sempat untuk membeli mobil." terang Reha.
"Kan bisa pesan..?"
"Aku ingin melihat lihat dan memilih langsung sendiri. Aku mau mobil yang sesuai kebutuhanku saja, papa mau membelikan mobil dengan harga mahal. Aku tidak mau..!" jawab Reha sembari memanyunkan bibirnya.
Altair terkekeh "kamu aneh, dimana mana kalau dibelikan mobil mewah itu senang."
"Pakailah sesuatu sesuai kebutuhan. Yang terpenting mobilnya nyaman, irit bahan bakar dan juga kualitasnya baik. Sekarang banyak mobil kualitas bagus walau sederhana dengan harga murah."
Altair tersenyum, ia merasa senang karena memiliki sahabat sahabat yang rendah hati, tidak sombong, baik, juga memiliki rasa empati tinggi kepada lingkungan sekitarnya.
"Kamu sudah makan..? kalau belum, kita makan dulu mau..? aku lapar sekali..?" ajak Altair.
"Oke, tapi kamu yang traktir ya..?" sahut Reha bersemangat dengan mimik wajah lucu.
Altair terbahak "oke...!"
Keduanya pun makan bersama dikedai makanan sederhana namun bersih juga dikedai itu terkenal dengan makanannya yang enak. Ditempat itu juga, dulu Altair bersama Yara serta sahabat yang lain sering makan bersama. Tempat kedua bagi mereka berkumpul selain kafe dan restoran milik Alara.
"Ah, rasa makanan disini tidak berubah." ucap Reha setelah memasukan makanan kedalam mulutnya.
"Makanya selalu ramai, padahal disekitarnya banyak kedai makan baru yang berkonsep modern." timpal Altair.
"Iya kamu benar, tetap ramai. Aku belum sempat kemari setelah kembali."
"Nanti kita akan sering kesini, kita ajak yang lain juga."
"Oke..!" jawab Reha dengan senang hati.
Hampir sembilan puluh menit mereka dikedai itu, kemudian melanjutkan perjalanan menuju kebutik Reha. Altair juga menyempatkan diri untuk masuk delam butik sahabatnya itu.
"Sini Al, aku ukur badanmu..!" titah Reha sembari menarik tangan Altair agar berdiri.
"Mau buat apa." tanya Altair bingung sembari menggerakkan badanya guna menolak.
"Aku akan membuatkan satu pasang pakaian kerja untukmu. Nanti kalau sudah jadi, sekalian untuk aku jadikan kamu salah satu model dibutikku."
Reha mulai bergerak mengukur badan tinggi tegap Altair "Kamu diam ih, jadi susah ini mengukurnya." protes Reha sembari menepuk punggung Altair kuat.
"Au..! Sakit Reha." Altair meringis.
"Tidak usah berlebihan, kamu fikir aku percaya kamu kesakitan hanya tepukan tangan kurusku ini..?" oceh Reha sembari menggerakkan telapak tangannya didepan wajah Altair dengan air muka dibuat buat.
Altair terbahak.
"Bisa diam tidak..?" ucap tegas Reha bertolak pinggang dan mata mendelik.
Tawa Altair terhenti "iya aku diam..!" jawabnya dengan berdiri lurus tegap. Namun pria itu mengulum bibirnya guna menahan tawa.
"Al..!" seru Reha yang merasakan punggung pria itu bergetar menahan tawa.
"Iya, iya aku diam."
Proses ukur mengukur telah usai, kedua orang bersahabat itu juga sudah kembali duduk diruang kerja Reha.
"Nanti sempatkan waktumu dihari libur ya..? jadilah modelku sehari, oke..!"
"Jadi mau membuatkan aku baju tadi hanya cara licikmu saja untuk mendapatkan model gratis..?"
"Kamu memang pintar..!"
"Ck, aku menyesal memberimu tumpangan dan mengajakmu makan." canda Altair disambut tawa oleh Reha.
"Mau pulang jam berapa..?" tanya Altair saat melihat jarum penunjuk waktu diangka sembilan.
"Lima belas menit lagi, aku bereskan desainku dulu. Kamu mau pulang sekarang..?"
"Aku tunggu kamu, nanti aku antar pulang." jawab Altair lalu kembali melanjutkan melihat lihat lukisan desain Reha yang berada dimeja kerja gadis itu.
dalam waktu lima belas menit keduanya saling membisu, setelah pekerjaan Reha rampung. Mereka langsung memasuki kendaraan dan membelah jalanan malam kota guna menuju kerumah Reha, yang beruntung satu arah dengan rumah Altair.
"Kamu kalau berangkat kebutik jam berapa..?"
"Tidak tentu, tapi beberapa hari ini karena naik angkutan umum atau taksi jadi jam tujuh sudah berangkat."
"Mulai besok berangkat jam tujuh ya..? Aku jemput. Tapi kalau pulang aku belum tentu bisa antar. Kamu tau kan jam pulang kerjaku..?"
"Ah, dengan senang hati. Aku bisa berhemat ongkos." ucap Yara senang sembari memainkan ibu jari dan telunjuk hingga menimbulkan suara.
Altair Ziram dan Reha Gufran
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..
Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣