Perjalanan cinta seorang wanita bernama Risna menikah dengan seorang pria tampan bernama Ferry.
Ferry yang menderita penyakit akibat ulahnya sendiri mengkhianati isterinya dalam pernikahan mereka.
Bisakah mereka terus bersatu?.
Bisakah mereka bertahan dengan masalahnya?.
Apa saja masalah yang dialaminya?.
Cerita yang menguras pikiran dan teka teki menemani perjalanan cinta mereka. Ayo segera membacanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chrisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Di dalam sebuah Apartemen mewah jam didinding menunjukkan pukul 22.00 atau jam sepuluh malam, Risna merebahkan diri ke kasur dan memejamkan matanya, badan Risna terasa lelah sekali dan akhirnya dia tertidur dengan nyenyaknya.
Tok... tok.. tok..
Bunyi pintu kamar yang ditempati Risna diketuk dari luar kamar.
"Na... Risna... sayang" panggil Ferry.
Ferry membangunkan Risna dari balik pintu kamar, Risna terbangun dan menuruni ranjang tempat tidur menuju pintu kamar, lalu membuka pintu kamar.
Krekkk.
"Huammm mas" kata Risna sambil menguap.
"Pagi sayang, udah bangun ya" kata Ferry sambil tersenyum.
"Pagi... emang udah pagi mas?" tanya Risna tak percaya sambil melihat jam didinding.
Risna panik dia bersiap untuk berangkat bekerja namun dihentikan oleh Ferry.
"Kamu libur aja ya, sayang" kata Ferry.
"Tapi mas, saya udah libur beberapa hari" kata Risna yang mau menuju kamar mandi untuk mandi.
"Kalau kamu mau kerja besok aja ya?" kata Ferry sambil memasuki kamar dan lansung merebahkan dirinya dikasur.
"Gak bisa mas, saya harus berangkat, saya harus bertanggung jawab sama pekerjaanku" kata Risna yang sedang mencari pakaian yang mau dia pakai buat berangkat kekantor.
Ferry lalu bangun dari bebaringnya lalu masih berusaha menghentikan Risna untuk berangkat ke kantor, dia juga mengingatkan kepada Risna bahwa dia adalah bos ditempat Risna bekerja jadi apa yang dia perintahkan harus Risna lakukan.
"Mas.. kok kamu gitu selalu berbuat semaumu" kata Risna dengan nada keras dan wajah cemberut nya.
"Na, kita khan mau menikah?" kata Ferry berdiri menghampiri Risna lalu memeluk erat tubuh Risna.
Ferry tidak mau membahas lagi lalu mengajak sarapan Risna, sambil menarik tangan Risna menuju ruang makan, Risna hanya menghela nafas panjangnya melihat perilaku Ferry.
"Hu..uh mas kenapa selalu gini!" kata Risna.
"He...he..," Ferry tertawa.
Dimeja makan sudah tersaji nasi goreng dan susu hangat yang Ferry persiapkan.
"Mas yang masak ini" tanya Risna agak heran.
"Wow ternyata rupanya si bos bisa masak ya!" kata Risna.
"Jelaslah sayang aku sudah terbiasa hidup mandiri dari kecil," kata Ferry.
"Belajar dari mana bukannya bosku yang tampan ini selalu sibuk dengan pekerjaannya?" kata Risna.
Ferry tidak menjawab pertanyaan Risna, hanya menanggapinya dengan tersenyum lalu mempersilahkan Risna duduk dikursi yang disediakan untuknya, Risna lalu duduk di kursi yang ditarik oleh Ferry setelah Risna duduk Ferry mengambilkan nasi untuk Risna melayani Risna.
"Makanlah" kata Ferry sambil tersenyum.
"Enak?" kata Ferry lagi, Risna mengangguk.
"Enak, mas pinter masak ya" kata Risna.
Ferry hanya tersenyum, setelah selesai makan seperti kebiasaan dikos Risna mencuci piring yang bekas mereka makan dan meletakkan disamping tempat cuci piring tempat pengeringan alat dapur, didapur tertata aneka macam perabotan dapur tertata rapi dan bersih.
"Mas dapurnya enak bersih, lengkap lagi" kata Risna sambil memperhatikan keadaan dapur.
"Iya aku sengaja mendisain ini semua untuk calon isteriku nanti biar dia bisa membuatkan aku masakan istimewanya," kata Ferry sambil bersandaran ditembok dapur menatap Risna yang sedang tertarik melihat penataan dapurnya.
"Kamu perhatian banget mas, pasti wanita mana yang tidak bangga kamu perhatiin kaya gini!" kata Risna.
Ferry tersenyum dan berjalan menuju ruang keluarga dia merebahkan tubuhnya disofa yang empuk lalu menyalakan televisi, sementara Risna menghampirinya dan duduk diujung sofa sambil ikut melihat televisi.
"Na kenapa duduk disitu ayo duduk disini?" kata Ferry.
"Disini aja mas," kata Risna.
Ferry lalu mengulurkan tangannya memberitahu Risna untuk duduk disebelahnya, Risna pun duduk disampingnya.
Tangan Ferry merangkul pundak Risna dan mengarahkan kepala Risna kesamping pundaknya dan mengecup kepala Risna sambil menatap televisi.
"Aku tak sabar memilikimu seutuhnya, sayang" bisik Ferry.
Risna hanya tersenyum entah kenapa kalau disampingnya Risna terasa damai dan senang walau kadang-kadang perilaku dia seenaknya sendiri, tapi dia selalu menjaga Risna dan Risna menyukai saat memeluk tubuhnya yang wangi.
"Na nanti sore kita kerumah Kakakku ya!" kata Ferry.
"Dalam rangka apa mas kok mendadak" jawab Risna terkejut mendengar permintaan Ferry.
"Tadi malam dia meneleponku pas dirumah makan, menyuruhku datang ke rumahnya" kata Ferry sambil menatap wajah Risna.
"Tapi mas.. saya takut kalau kakak mas gak suka aku bagaimana, aku juga kalau sama orang yang belum kenal tidak bisa ngomong banyak" kata Risna ragu juga takut.
"Santai aja sayang, orangnya baik kok" kata Ferry sambil tersenyum.
Risna tidak bisa menolak permintaan Ferry karena ini juga harus dilakukan sebelum mereka menikah Risna harus mengenal setidaknya salah satu keluarga dari Ferry, Risna hanya mengangguk dan memeluk Ferry sambil pandangan ke televisi.
Ting.. tongggg..
Bel Pintu kamar apartemen berbunyi, Ferry melepas pelukannya dan berjalan menuju pintu luar Apartemen, tak lama pintu dibuka oleh Ferry.
"Ayo masuk, letakkan disana" kata Ferry.
Setelah membuka pintu dan menunjukkan kearah mana barang mau ditaruh, tiga orang masuk dan membawa barang-barang Risna bergantian keluar masuk.
"Terima kasih nanti saya transfer" kata Ferry lagi kepada tiga orang itu setelah pekerjaan mereka selesai lalu dijawab dengan anggukan kepala oleh ketiganya.
"Siap bos Terima kasih" jawab salah satunya, lalu mereka pergi dan tak lupa Ferry menutup pintunya dan menguncinya.
"Terima kasih mas, saya sudah merepotkan kamu?" kata Risna sambil menghampiri Ferry.
"Santai saja sayang aku akan melakukan apapun untuk wanitaku!" kata Ferry sambil memeluk erat tubuh Risna.
"Udah mas jangan dipeluk terus, gerah tau," kata Risna berusaha melepaskan pelukan Ferry.
"Gak apa-apa sayang aku suka," kata Ferry sambil menambah erat pelukannya.
"Mas.... udah," kata Risna sambil mencubit perut Ferry.
"Aduh sakit sayang, ha....ha...!" kata Ferry sambil tertawa melonggarkan pelukannya ke Risna.
"Pengap tau mas," kata Risna setelah terlepas dari pelukan Ferry.
Risna menatap Ferry yang sedang tertawa sambil memegang perutnya yang barusan Risna cubit ada rasa kasihan sekaligus jengkel lihat kejahilan Ferry tadi.
"Mas masih sakit perutnya?" kata Risna saat melihat tawa Ferry berhenti tapi masih meringis kesakitan sambil memegang perut bekas cubitan Risna tadi.
"Beneran mas masih sakit, saya cubit juga pelan tadi," kata Risna sambil mendekat lagi dan mau mengusap perut Ferry.
Cup.
"Ini buat balasan cubitan mulai tadi!" kata Ferry.
"Mas kamu...?" kata Risna terhenti.
"Ini buat balasan yang membuat aku ketagihan!" kata Ferry sambil mengecup lembut bibir Risna.
"Mas, jahil banget sih kamu?" kata Risna setelah Ferry selesai mengecup bibirnya.
"Aku menyukai semua yang ada didirimu sayang kamu hanya milikku!" kata Ferry sambil memeluk erat tubuh Risna.
Risna menikmati pelukan hangat penuh cinta yang Ferry berikan, aroma wangi tubuh Ferry membuat Risna nyaman dalam dekapannya.
Bersambung... nantikan kelanjutan ceritanya.