NovelToon NovelToon
Stuck In Your Life Forever

Stuck In Your Life Forever

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:461.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: eMViBi

Novel ini bercerita mengenai Bianca Sallen yang sudah menjadi yatim piatu saat usia belia. Seorang Paman kaya raya yang juga teman baik orang tuanya
berbaik hati mengangkatnya dan menggangapnya seperti anak sendiri.
Tapi Leon, sang kakak angkat tidak menyukai kehadirannya sejak awal dan memutuskan pindah ke luar negri. Sekembalinya ke rumah, Leon malah sengaja merekrut Bianca menjadi asistennya dan mempermainkan gadis baik-baik itu.

Bagaimana kelanjutannya?

Baca selengkapnya hanya di Stuck in Your Life Forever, novel karya kedua eMViBi. 💖💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eMViBi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~Chapter 24~

Bianca pulang ke apartemennya dengan taksi, sepanjang perjalanan ia menundukkan kepalanya karena tidak ingin sang sopir melihatnya menangis. Bapak sopir taksi yang peka sesekali mengintip lewat kaca di atasnya, memastikan penumpangnya baik-baik saja, ia ingin bertanya tapi enggan karena bukan urusannya.

"Terima kasih pak." Ucap Bianca sebelum turun.

"Jangan nangis terus non, apapun itu pasti bisa dilewatin. Semangat ya non!!" Celetuk bapak sopir setelah tidak tahan menahan rasa prihatinnya melihat Bianca terisak tangis sepanjang perjalanan. Ucapan yang singkat namun bermakna itu menyentuh hati Bianca, berhasil membuatnya tersenyum kecil dan bersyukur karena ia masih mendapat perhatian dan dukungan dari orang lain.

"Mungkin bapak sopir itu menyampaikan pesan Papa kah? Yang gak mau lihat aku sedih?" Batin Bianca yang merindukan kedua orang tuanya.

Setibanya di kamar, Bianca langsung terduduk di lantai, tangisnya pecah tak terbendung lagi, ia menangis meraung dan memukul dadanya sendiri karena merasa sesak. Ingin rasanya ia menyusul kedua orang tuanya.

"Papa Mama, Bianca capek... Bianca gak mau hidup lagi..." Isak Bianca perih. Ia merasa dunia tidak adil, kenapa harus dia yang mengalami ini semua. Dia tidak pernah mencari masalah dengan orang lain, kenapa ia harus menerima penyiksaan dan penghinaan seperti itu.

Bianca beranjak dan menuju kamar mandi, ia menguyur badannya dan mengusap sabun ke seluruh badannya dengan kasar hingga kulitnya memerah.

"Aku jijik..., aku jijik, aku jijik sama badanku sendiri.. Ahhhhh!!!" Teriak Bianca memukul dinding kamar mandi dengan tangannya. Terlintas kembali di ingatannya bagaimana Leon hampir berhasil memperkosanya.

Leon sudah berada di Bali sore itu, ia sudah berjanji pada Rose untuk menemaninya di akhir pekan. Rosepun dengan senang dan manja terus bergelantungan di tangan Leon.

"Kenapa kau diam sejak tiba di sini? Apakah kau bosan?" Tanya Rose sedikit kesal karena sejak tadi ia bicara Leon hanya menjawab dengan jawaban singkat seperti Hmm, ya, terserah, ok, baiklah.

"Aku hanya kurang tidur dan butuh ketenangan. Kau mau belanja apa? Ini, pakailah kartuku, pinnya seperti biasa." Leon mengeluarkan kartu debitnya kepada Rose, tentu saja wanita itu menerimanya dengan senang hati.

"Terima kasih, hari ini kau istirahat saja di hotel, tapi besok, kau harus temani aku." Lanjut Rose kemudian meninggalkan Leon yang duduk di salah satu cafe yang mempunyai pemandangan indah laut Bali.

Leon masih terngiang kejadian tadi pagi di mana ia menginginkan tubuh dan diri Bianca seutuhnya, "Ada apa denganku? Aku hanya ingin mengerjainya, kenapa malah aku yang terbawa arus?" Batin Leon kesal.

****

Ini sudah hari ketiga Leon tidak masuk ke kantor. Ia memutuskan berada di Bali untuk sementara waktu sambil menenangkan dirinya. Bianca merasa lega, karena ia tidak harus bertemu dengan Leon. Dan lagi, ia sudah membuat Surat pengunduran diri dan akan ia serahkan saat Leon masuk.

Siangnya, Bianca makan siang bersama Papa di restaurant yang tak jauh dari kantor. Wajahnya lesu dan tidak bersemangat.

"Kamu sakit nak?" Tanya Papa penuh kasih sayang.

"Enggak Pa, cuma agak capek aja." Kilah Bianca tidak ingin membuat Papanya curiga.

"Jaga kesehatanmu Bianca. Segera hubungi Papa kalau merasa tidak enak badan."

"Papa tenang saja, Bianca bisa jaga diri. Gak kenapa-kenapa kok." Jawab Bianca menenangkan.

"Hmm, tidak bisa. Papa akan segera carikan pria untukmu, yang bisa menjagamu dan merawatmu, baru Papa akan tenang."

"Haha, Papa jangan berlebihan. Bianca baik-baik aja kok." Jawab Bianca menggangap omongan Papanya adalah candaan belaka.

Seusai makan siang, Papa segera menelfon Leon. Tak menunggu lama, panggilan itu langsung tersambung.

"Bantu Papa carikan pacar, kekasih, atau bahkan calon suami untuk Bianca." Cerocos Papa tanya basa basi. Leon mengernyitkan kemingnya bingung. "Maksud Papa?"

"Yaahh, carikan jodoh secepatnya untuk putri angkatku." Ulang Papa tegas.

"Memang ada apa dengan Bianca?" Tanya Leon yang mendadak gusar mendengar perintah Papanya dan lagi ia takut Bianca menceritakan kejadian itu pada Papa.

"Papa lihat belakangan Bianca tidak sehat, jadi Papa mau ada orang yang menjaganya."

"Bianca sakit?" Tanya Leon cemas.

"Dia bilang tidak, tapi feeling orang tua itu tidak pernah salah. Sudah dulu, Papa harus kembali ke kantor. Segera kabari kandidat yang kau rekomendasikan." Tutup Papa kemudian menutup teleponnya.

Bianca baru saja kembali dari toilet dan memasuki ruangannya dengan mata terpaku pada handphone, wajahnya tersenyum menerima pesan dari Alex yang berniat mengajak ia dan Lara bertemu. "Lara pasti seneng nih." Batin Bianca.

Settt... Handphone yang ia pegang tiba-tiba dirampas oleh seseorang dari belakang.

"Ahh, handphoneku...," Jerit Bianca terhenti saat melihat ke belakang dan melihat Leon lah pelakunya.

"Alex? Jadi yang membuatmu senyum sepanjang jalan adalah dia?"

"Kembalikan! Apa urusanmu?" Bianca pun merebut kembali handphonenya dengan kesal.

"Papa bilang kamu sakit, bahkan sibuk minta dicarikan jodoh untukmu. Dia gak tau aja, anak yang diangkatnya ini lebih jago daripada pelac*r."

"Diam kamu Leon! Apa hak kamu mengurusi urusan ku?" Balas Bianca kesal.

"Kau bawahanku, apapun yang kau lakukan itu hak ku untuk mengetahuinya." Mendengar ucapan Leon membuat Bianca segera teringat sesuatu, ia berjalan ke mejanya dan mengeluarkan amplop dari laci mejanya.

"Ini!" Amplop itu Bianca pukulkan langsung ke dada Leon.

"Apa ini?" Tanya Leon bingung dan membuka amplopnya, matanya terbelalak kaget dan terpancar sorot marah.

"Lagi? Kau pikir kau bisa pergi dari kantor ini?" Tangan Leon tergerak mencengkram lengan Bianca.

"Itu tidak akan pernah terjadi." Desis Leon marah. Bianca menghempas tangan Leon dengan sekuat tenaganya.

"Suka atau tidak, aku tetap keluar dari kantor ini." Tak menunggu lama, Bianca segera mengambil tas dan beberapa barangnya kemudian melangkah keluar dari ruangan itu. Leon tidak menghalanginya, senyum kecut terukir di bibirnya. Ia merasa kesal dan dipermainkan. Setelah menerima telfon dari Papa bahwa Bianca sakit dan mencari jodoh, ia segera mempacking barangnya dan kembali ke kantor. Tidak tahukah gadis itu, ia langsung terburu-buru kembali hanya untuk memastikan adik angkatnya baik-baik saja. Leon memijat kepalanya yang terasa sakit karena kurang istirahat dan pusing menghadapi Bianca.

"Alex..., semakin gencar ia mendekati Bianca." Geram Leon kesal.

Bianca melenggang keluar dari kantor Leon, diikuti dengan tatapan heran karyawan lain. Calvin yang tidak sengaja berdiri di sisi ruangan, mendengar sedikit percakapan mereka.

"Pantas saja mereka selalu ribut, hubungan mereka benar-benar tidak baik. Dan kenapa Mr. Leon selalu memaksa Bianca untuk berada di dekatnya? Jangan bilang kalau Mr. Leon...," Pikir Calvin tak berani membayangkan lebih jauh.

***

"Jadi, sekarang kamu tak punya pekerjaan?" Tanya Lara pada Bianca.

"Tentu saja. Daripada ditindas terus, lebih baik aku pergi dari sana." Jawab Bianca.

"Apa sudah punya pilihan kerja lainnya?" Tanya Lara lagi, Bianca menggeleng halus.

"Seharusnya kamu punya cadangan dulu. Kalau begini bagaimana kamu membayar apartemen dan pinalti?" Tanya Lara ikut cemas memikirkan nasib keuangan temannya itu.

"Kalau apartemen, aku sudah lunasi sampai akhir tahun, kau tenang saja. Dan kalau pinalti, aku jamin Leon tidak akan berani, ia pasti hanya menggertak." Jawab Bianca yakin.

"Kau yakin?" Tanya Lara meyakinkan.

"Tentu saja. Walaupun aku bukan adik kandungnya, tapi aku diadopsi oleh Papanya." Jawab Bianca berusaha meyakinkan diri sendiri.

"Aku doakan yang terbaik untukmu, aku pulang dulu, masih ada yang harus ku kerjakan." Pamit Lara mengambil tasnya dari sofa.

"Hmm, jangan lupa Malam minggu ini ya." Teriak Bianca sebelum Lara menutup pintu apartemennya dan dijawab dengan gerakan tangan OK dari Lara.

.

.

.

.

.

to Be Continue

1
Cod Cod Dulu
Luar biasa
Lailatunnasihah Nasihah
aaaaaarghhh.....suka bngt sma ceritanta.terimakasih banyak thor telah membuat karya yg begitu bagus.cerita yg sngt menarik.dari awal sampe akhir gk ada yg mis di setiap bahasa dan alur ceritanya.......pokoknya love2 deh buat kaka author🥰😍😍😍😍
bunda DF 💞
Leon jahat bgt,,
bunda DF 💞
syukuriiiiin
Anonymous
keren
Happy Family
Thor ini laki² apa perempuan? rendah sekali nasib perempuan yang Thor bikin.... huhuhu
Beauty JK
😍
Whyro Sablenk
karya baru thorr
Whyro Sablenk
mkch Thor... crtnya bagus, g blibet...
mang g pnh koment, tp aq suka bgt ma crtnya... thanks bgt pake banyak Thor...
Nur Sakinah
Kecewa
Nur Sakinah
Buruk
Jumaria Ani
buat bianca bagia dulu thor sama suaminya baru tamat,krn sllu saja bertengkar jarang romantis
🌺Ulie
keren😍
🌺Ulie
keren ceritanya singkat dan tidak bertele-tele
Jumaria Ani
semangat thor ceritanya bagus kok
Jumaria Ani
kok g' hamil jdi bigung
Jumaria Ani
aduh bianca knp masih tdk mau menikah
🌺Ulie
🥰
🌺Ulie
😍
🌺Ulie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!