Novel bertema Percintaan Manis
Rina Arumi Yasmin berstatus mahasiswa semester akhir telah menyabet sabuk hitam dalam seni bela diri. Berjumpa dengan laki-laki misterius yang ternyata menurut Rina adalah malaikat pelindungnya. Akankah ia berjodoh dengan malaikat pelindungnya?
Semoga reader senang dan termotivasi setelah membaca novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuk_Rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran Ladang Berlian
...Bias senja di ujung cakrawala...
...Terukir indah dalam kasih...
...Lembayung menata warna...
...Di garis lurus sang surya senja...
...Dua insan menikmati maknanya...
Sungguh indah lukisan sang Pencipta sehingga dua insan itu yakni Rina dan Yuda menikmatinya dengan duduk di atas kursi kayu panjang menghadap meja kayu besar pula di bawah pohon beringin
“Pak Yuda kapan sampainya?” tanya seorang bapak pekerja sekaligus penjaga villa di kebun teh mendatangi mereka
“Oh Pak Sulaiman, barusan pak belum lama. Pak Sulaiman apa kabar?” Yuda mengulurkan tangan bermaksud bersalaman
“Baik Pak. Hari ini menginap Pak?” Pak Sulaiman menanggapi bersalaman sekaligus bertanya
“Iya boleh saya minta tolong siapkan dua kamar bersebelahan ya Pak” Jawab Yuda
“Baik Pak. Apa ada makanan yang ingin di siapkan?” Kembali Pak Sulaiman bertanya
“Saya kangen nasi jagung dan pelengkapnya, apa kira-kira bu Sulaiman bisa menyiapkannya?” Tanya Yuda
“Sangat bisa pak, minumnya jahe hangat seperti biasa?”
“Iya Pak seperti biasa dua ya”
“Baik Pak Yuda, saya pamit menyiapkan segalanya.”
“Iya Pak. Oh Iya Pak Sulaiman apa Pak Gopek sedang bertugas?”
“Iya Pak Yuda, ada perlu dengan beliau?”
“Iya minta tolong juga sampaikan saya membutuhkan laporan dari nya mengenai kebun teh.”
“Baik Pak Yuda akan saya sampaikan ke Pak Gopek”
Sementara Pak Sulaiman pergi menjalankan perintah Yuda. Rina yang sedari tadi diam akhirnya bertanya.
“Kenapa tidak meminta pertimbanganku, pertama soal menginap kedua soal makanan?”
“Hiya mohon maaf kakanda salah, yang pertama kakanda tadi juga baru tiba dari pulau K begitu landing langsung menemuimu dan perjalanan ke sini jadi terasa lelahhh sekali. Kalau dipaksa nyetir balik kota M takut terjadi hal yang tidak baik.
Kedua soal makanan, apakah kamu tidak suka nasi jagung dan pelengkapnya? Kalau tidak suka akan aku panggil lagi pak Sulaiman untuk menyiapkan makanan yang kamu suka" Yuda menjelaskan
“Baiklah kalau itu alasan kakanda, aku setuju soal menginap. Toh kita tidak sekamar. Soal makanan sebenarnya tidak masalah aku juga suka nasi jagung dan pelengkapnya”
“Atau kita cancel dua kamar nya, bagaimana kalau satu saja? Aku akan panggil Pak Sulaiman”
“Jangan..jangan..kakanda jangan ngadi-ngadi deh.”
“Hahahahaha..”Yuda tertawa lepas
Melihat tawa Yuda, Rina merasa hatinya menghangat. Ia pun merasa senang bisa bercanda bersama.
“Kakanda jadi boleh aku lanjutkan bertanyanya?”
“Silahkan”
“Kakanda belum menjawab siapa perempuan dalam foto di sosmed ini, apakah ia istimewa untuk kakanda?” selidik Rina sedikit lesu
Yuda mulai bercerita “Hari itu saat aku kembali ke kota M ternyata Rendi memberi kabar bahwa kami harus segera ke pulau K hari itu juga untuk mengurus masalah kebun sawit. Kami tiba saat malam. Kami disambut Pak Nara, istri dan putrinya. Arai Mamut Bakena adalah nama putrinya. Dia yang ada di foto itu.”
Yuda menoleh ke Rina sesaat guna melihat ekspresi Rina. Namun yang dilihat malah tersenyum manis sekali
Yuda kembali menceritakan “Saat pagi kami berencana kunjungan ke kebun sawit. Harusnya Pak Nara mendampingi sebab ia sebagai Project Manager. Namun Pak Nara beralasan sakit sehingga digantikan oleh putrinya. Di foto ini saat kami menuju lokasi sawit yang baru”
Yuda kembali menoleh takut Rina cemberut begitu cerita tentang Arai.
Rina justru malah menjawab “lalu?”
“Kami melakukan perluasan lahan, tapi terkendala masyarakat di sana awalnya menolak. Kami kebocoran dana, dana yang telah kami kirim tidak diberikan seluruhnya ke masyarakat sebagai kompensasi dan bagi hasil tapi malah dipakai untuk kepentingan pribadi. Masyarakat secara diam-diam telah mengumpulkan bukti kebusukan pelaku. Kasus kami ajukan ke pihak berwajib untuk di selidiki dan dilanjutkan ke meja hijau”
“Apa tidak terjadi tindak kekerasan?” Tanya Rina
“Anak buahku di pulau K melakukan pengamanan sehingga tidak sampai adu jotos” Jelas Yuda
kembali bercerita “PT. Bonjaya mengalami kerugian cukup besar dalam hal ini, namun masalah masyarakat yang menolak sudah teratasi. Mereka mau bekerjasama dengan kami. Kami telah minta maaf dan akan mengganti kompensassi dan bagi hasil yang harusnya mereka terima.”
Mengubah duduk nya bersila di atas kursi kayu panjang menghadap Rina.
Tindakan Yuda ini sangat membuat Rina semakin berdebar dan salah tingkah sebab secara langsung di tatap Yuda. Mata itu sungguh tajam.
Rina akhirnya memberanikan diri menatap Yuda juga meskipun hanya kuat dalam hitungan detik.
Yuda tersenyum sambil melanjutkan cerita “Aku pengusaha tak hanya memikirkan uang tapi juga memikirkan akibat alam. Alam tempat tinggal, kerusakan juga harus diganti perawatan. Jangan sampai lingkungan alam rusak demi kekayaan pribadi. Termasuk masyarakat di sana. Mereka penghuni di sana. Jadi aku meminta kerjasama mereka untuk bisa melakukan pengawasan terhadap alam akibat industri yang kami bangun. Tugas pengawasan ini akan mensejahterakan kehidupan mereka juga. Melibatkan mereka dalam industri ini adalah solusi usaha berjalan lancar.”
“Lalu siapa pelaku kebocoran dana?” Tanya Rina
Tatapan Yuda beralih melihat senja sore “Pak Nara dan kaki tangannya”
“Jadi ayah nya Arai?” tanya Rina kembali
“Iya, hari itu juga Rendi membuat aduan, dan memerintahkan penangkapan.”
“Aku tahu, Arai adalah umpan untuk menjadikanku bank berjalan keluarganya jika Pak Nara berhasil membuat aku jadi menantunya. Arai sebenarnya gadis polos. Bahkan pakaian saja mamanya yang memilih. Lihat saja pakaiannya di foto itu. Apakah pantas ke kebun sawit memakai rok mini?"
Rina menjawab dengan gelengan kepala
"Rendi saja sampai gedhek melihatnya. Tujuannya agar memikat kami. Hal seperti ini sudah ku duga sebelumnya. Jadi tak ada sedikitpun aku tertarik”
“Apakah kata-kata kakanda bisa dipegang?”
“Aku tidak tahu apakah bisa di pegang atau bahkan apakah bisa bertahan lama. Aku hanya manusia, lelaki yang juga membutuhkan pelengkap hidup. Aku juga membutuhkan perlindungan wanita dari syahwatku sendiri, aku ini laki-laki lemah.”
Tiba-tiba Yuda bangkit dari kursi kemudian berdiri di depan Rina yang masih duduk di kursi kayu panjang.
“Dan sekarang adinda Rina Arumi Yasmin aku telah jatuh cinta sejak pandangan pertama, maukah kamu menjadi bagian dari hidupku, melengkapi separuh nya aku supaya diri ini menjadi sempurna atas semua kekuranganku?” Yuda menundukkan diri dan membuka kotak kalung yang dia simpan di dalam kantung celana nya.
Rina tergetar hatinya saat mendengar ungkapan Yuda. Ada perasaan bergejolak ingin menjadi bagian hidup Yuda.
“Setelah mendengar cerita kakanda, aku bisa mengenal lebih dekat kepribadian kakanda. Aku harap kakanda tetap menjadi pribadi jujur dan setia menjaga syahwatnya.” Rina ikut berdiri dan menghadap Yuda
“Kakanda datang menjadi malaikatku, kakanda memberikan kenyamanan untukku, dan dengan kejadian ada Lala asisten Pak Fajar yang berusaha mendekati kakanda, aku baru sadar bahwa aku telah jatuh hati pada kakanda jadi tidak akan menolak semuanya,
dengan mengucap bismillah aku ingin pula menjadi pelengkap hidupnya kakanda, bersama mewarnai hari-hari.”
“Alhamdulillah, boleh aku pakaikan kalung ini?”
“Jangan kakanda, biar aku saja. Aku tidak mau membuka hijabku. Nanti di kamar pasti ku pakai” Rina memegang kotak perhiasan itu dan Yuda kembali memasukkan kalungnya.
“Baiklah. Kalung sederhana ini bukti keteguhanku atas hubungan kita, seperti bulatan yang menyatu di ujungnya tak akan putus sampai ajal nantinya. Dan tidak akan lama-lama aku dan ibu serta keluarga akan menemui Mak Dayang dan Bapak Joko meminang anaknya ini.” menowel hidung Rina
“Kenapa cepat-cepat?” Rina memancing pertanyaan
“Aku tidak bisa lagi menahan syahwat, berdekatan begini saja kita berdosa”
“Astaghfirullah, iya kakanda aku mau”
“Alhamdulillah terimakasih”
🥰🥰🥰
apakah readers pnya besti juga? outhor ingatkan yg saling ya
malaikat kah?
yg jelas malaikat yg bs dilihat dg mata, hnya saja bulannya blm dbantu matahari shingga wajahnya tampak samar
smoga d novel ke dua bisa tuntas.
semangatttttt!
readers yg baik, semoga sukaaa😘