Judul sebelumnya; CASANOVA'S PARTNER
"Maukah kau menikah denganku?"
Glory terus merengek kepada Elang, sampai ada saatnya ketika dia lelah ditertawakan oleh teman ranjangnya.
Glory menghilang dan kembali dengan sejuta rahasia yang pada akhirnya terkuak setelah belasan tahun tersimpan.
Skandal ini, dimulai sebelum mereka menjadi ipar. Dan kisah pun disambung ulang setelah keduanya menjadi mantan ipar.
"Kau gadis 17 tahun itu, Glo?" tukas Elang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA TIGA
Noah membuka pintu kamar hotel yang sama sekali tak berpenghuni. Elang, Luke, Glory, Oliver dan Baby Chellyn ikut masuk.
Seluruh sudut kamar mereka telusur, dari kamar mandi, balkon, bahkan kolom ranjang pun mereka sidak, tak ada Gerald di dalam sana.
Alih- alih menemukannya, mereka melihat secarik kertas yang terisi pesan. "Mommy aku ada bersama Kakek," katanya.
Kertas lainnya juga ditemukan, menempel di guci antik di sudut tempat. Dan Glory segera meraihnya dengan napas berapi- api.
Temui Gerald di Indonesia. Kami sudah di Bandara. Sebentar lagi, ada pesawat yang akan membawa kalian_ Alex Miller.
Glory bergegas memastikannya dengan menelepon nomor Alex Miller. Dan ternyata, memang benar, Gerald sedang menuju bandara untuk menemuinya di Indonesia.
...▫️▫️▫️▪️▪️▪️...
Pesawat jet pribadi, Glory, Elang, Luke, Noah, Oliver dan Baby Chellyn. Mereka semua telah berada di kendaraan terbang itu hampir tujuh jam lamanya.
Ternyata benar jika Alex dan Lucas bekerja sama selama ini. Dan sungguh, Glory tak mengerti kenapa Alex Miller harus berpura- pura tidak tahu dengan rahasianya.
Lalu Sejak kapan Alex bermain drama? Glory sendiri tak menyangka jika Lucas dan Alex Miller sudah saling mengenal satu sama lain.
Takkan segampang itu seseorang menculik anak dan hanya menyewa sebuah kamar hotel untuk menyembunyikannya.
Glory berpikir realistis kembali, mereka pasti sudah lama membuat skenario ini, dan berhasil menaikan pitam-nya.
Entah dimulai dari kapan, yang pasti Glory mengingat bagaimana percakapannya dengan Alex Miller sang ayah, beberapa minggu lalu.
"Kalau kau tidak menikah, maka resikonya harus melihat warisan Daddy jatuh ke tangan cucu cucu lelaki Daddy," kata Alex.
"Bukankah dari dulu juga begitu?" Glory terkekeh kecil, memang dia selalu tidak mendapatkan kasih sayang yang sama sedari dulu?
Glory ingin pergi kala itu, dan kata- kata Alex yang sangat enteng berhasil menghentikan langkahnya. "Apa susahnya menikahi pria yang baik dan memiliki anak hm?"
"Sudah Glory bilang, itu susah!" tampik Glory.
Glory bukan wanita yang menjadi prioritas lelaki, bahkan Elang yang menjadi ayah bagi tiga anaknya pun selalu mengatakan 'kita hanya orang asing', apa lagi pria yang tidak memiliki keterikatan apa pun dengannya?
Sulit, Glory sulit menikah, asal tahu saja! Glory kesal hingga dia menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Tapi lagi dan lagi suara Alex memaksanya berhenti.
"Besok saham mayoritas di perusahaan Millers Corpora akan Daddy pindah tangankan. Mungkin, Dilkash atau Galensky."
"Silahkan saja," jawab Glory lalu kembali melanjutkan langkah kesalnya.
Glory ingat, Alex seolah sedang memancing dirinya, tapi tidak mungkin ujuk ujuk dirinya bicara jika dia juga memiliki dua anak lelaki.
Sementara setiap kali keluarganya tahu Glory memiliki hubungan terlarang dengan Elang mereka selalu mengecamnya.
Selain Flory, terutama Alex Miller yang terus menyuarakan ketidak setujuannya. Padahal sudah sering Glory meminta restu, mungkin dengan Alex sendiri yang meminta Elang untuk menjadi suaminya, Elang akan mau.
Namun, sepanjang tahun Elang menduda, hingga angka tahun terus berganti, Alex Miller selalu memproklamirkan penolakannya terhadap Elang yang sangat dia cintai selama setengah usia hidupnya.
"Gerald akan baik- baik saja." Elang meremas sebelah tangan Glory. Memberikan kekuatan yang justru membuatnya semakin lemah.
Kali ini, entah apa yang akan terjadi. Noah, Gerald, dan dirinya juga Chellyn, akankah harus menerima hukuman dari Alex Miller, sama seperti saat dia diasingkan ke asrama.
Glory tanpa sadar, tangannya semakin gemetar membuat Elang terus peka pada kondisi psikis wanita itu. Elang membelai rambut Glory merangkul dan memeluknya.
Glory memecahkan tangisannya, takut, dia trauma dengan hukuman Alex Miller. "Aku mau kamu melindungi anak ku, Lang! Alex Miller tidak berhak atas siapa pun yang ku miliki di dunia ini!" isaknya.
"Aku pastikan mereka baik- baik saja."
Noah di sudut tempat, menyaksikan betapa ibunya terlihat masih membutuhkan sosok Elang. Lelaki yang sama sekali tak memiliki kontribusi apa pun baginya dan adik- adiknya.