NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Seperti Aku

Jika membahas soal kebenaran, sebetulnya Bianca merasa iri dan bukan cemburu.

Bianca sering mengatakan Leo adalah teman terbaik yang dirinya miliki dan itu bukan sekedar bualan. Leo adalah pria terbaik yang pernah Bianca kenal, dia adalah semua yang tidak bisa Gavin lakukan dan kerena itu Bianca merasa mustahil dicintai olehnya. Bahkan sampai detik ini, Bianca gigih menyakini Leo hanya sekedar mengasihinya dan itu bukan cinta.

“Aku tidak bisa berbohong padamu, Leo,” Bianca terkekeh, terdengar sedih. “Kau tahu semua tentang yang aku mau dan aku sukai.” Itu karena Bianca menceritakan semua hal pada Leo dan Leo adalah pendengar yang baik. “Aku bahagia menghabiskan waktu bersamamu, tapi itu karena kita adalah teman. Aku berharap aku mendapatkan pria sepertimu dan itu karena aku menggagumi perhatianmu. Satu-satunya hal yang jelas adalah aku tidak cemburu karena aku tidak mencintaimu.”

Bianca menarik tangan Leo terlepas dari pipinya tanpa memutus kontak mata. “Kau pasti meremehkan aku berpikir aku bisa jatuh cinta padamu setelah apa yang kau lakukan padaku dan Gavin.”

Leo tidak berpikir begitu. Justru dia berusaha sangat keras sekarang untuk menebus kesalahannya. Leo menyandarkan punggung pada sandaran bangku, suaranya pelan ketika bergumam, “kau selalu berkata pria seperti aku, tapi mengapa bukan aku? Aku adalah pria seperti aku dan aku mencintaimu. Aku tidak mengerti mengapa kau tidak bisa memilihku.”

Pemikiran Bianca hanya tidak masuk akal di benak Leo. Sukar dipahami dan karena itu dia kecewa.

‘Karena kau terlalu sempurna untukku.’

Bianca mengembus nafas, mengalihkan pembicaraan, “aku sudah menjawab pertanyaanmu dan menepati janji untuk berkencan. Aku memakai semua barang dan pakaian yang kau beri, jadi aku bisa pergi sekarang?”

Leo menatapnya dan tersenyum manis seperti biasanya. “Apa yang belum kau lakukan adalah jatuh cinta padaku. Jadi, tidak.”

Besok pagi tiba. Leo bangun jam 06.45 untuk membuat sarapan seperti biasanya.

Omong-omong ini tidak seperti Leo hobi memasak, dia hanya belajar melakukannya karena ingin menghabiskan lebih banyak waktu berdua bersama Bianca tanpa diganggu oleh siapa pun termasuk tukang masak.

Pukul tujuh tepat ketika Leo selesai. Mendengar suara langkah kaki membuat dirinya berbalik, menyapa, “pagi, Bian. Aku sudah membuatkan—“ Leo terdiam, senyuman pun lenyap dikala menyadari siapa yang memasuki dapur adalah Viona dan bukan Bianca.

Perempuan itu menggenakan heels, matanya mulai mengamati sekitar sebelum kembali pada Leo. “Kau tidak pergi ke kantor dua minggu lamanya untuk ini?” Dia melipat kedua tangan di depan dada, menatap Leo dari ambang pintu.

“Bagaimana caramu masuk?” Leo bertanya karena yakin rumah telah dikunci sebelum tidur, tapi entah bagaimana Viona bisa masuk dengan mudah.

Viona memamerkan kunci yang dia pegang sedari tadi, memberitahu, “dari nyonya Via. Beliau berkata aku harus lebih sering berkunjung karena dirimu tinggal sendirian.”

Viona mengamati dua piring makanan di atas meja, dengan lancang mengambil duduk di depan sarapan itu. Kenyataan seorang Leo Evano memasak untuk perempuan lain membuatnya kesal. “Kau susah payah membuatkanku sarapan. Meski aku sudah makan, aku akan mencobanya.”

“It—“ Leo berniat menghentikan tapi Viona sudah terlebih dulu melahap nasi goreng buatannya. Hanya satu suap dan dia mendorong mundur piring putih itu.

Leo menghela nafas jengkel. “Aku berusaha bersikap baik padamu karena nyonya Via sangat menyukaimu tapi sikapmu melebihi batas kesabaranku.”

“Apa yang kau lakukan bersama perempuan lain pun di luar batas sabarku,” balas Viona tak mau kalah. “Aku akan menemanimu makan, jadi duduk dulu sebelum kita berbicara,” tambahnya mengalihkan topik pembicaraan.

“Katakan saja apa yang kau mau dariku dan keluar dari sini.” Leo tetap berdiri di posisinya, di dekat tempat cuci piring.

Viona berdecih, ekpresi wajahnya terlihat tidak puas. “Para nyonya mengadakan makan malam, mereka ingin kita datang berdua,” katanya, itu adalah tujuannya kemari. “Nyonya Eva berkata kau tidak pernah sekalipun mengunjunginya. Beliau merindukanmu.”

“Ah, sampaikan maafku padanya, aku sibuk dengan hal lain.”

“Menggoda istri orang? Akan aku sampaikan.” Viona berdiri. Dia pergi begitu saja membuat Leo menggerutu kesal.

“Hentikan, Viona!” Leo menarik lengan Viona guna menghentikannya. Dia blak-blakkan berbicara, “nyonya Eva tahu aku sudah menolak perjodohan kita. Jadi, jangan mengatakan hal yang tidak-tidak padanya.”

Viona menyunggingkan senyuman remeh. “Sepertinya kau masih ingat kalau beliau punya penyakit jantung.”

“Tentu aku ingat” ketus Leo. “Maka dari itu aku tidak pernah berkunjung lagi, aku tidak mau dia semakin menyukaiku.” Tepatnya, Leo takut wanita tua itu akan semakin menginginkannya menikahi Viona. Akan sulit menolak bila semua wanita tua memaksa, maka dari itu Leo membuat jarak dengan harapan wanita itu akan melupakannya. Semenjak Viona pergi, keadaan aman terkendali tapi entah bagaimana mereka tertarik lagi padanya. Leo simpulkan semua ini adalah ulah Viona.

Apa yang terjadi pada nenek Viona bukan urusan Leo, tapi Leo tidak sejahat itu sampai dia mau membiarkan Viona mengatakan hal yang tidak-tidak yang akan mengejutkan dan berakhir membuatnya sakit. Pada akhirnya Leo akan merasa bersalah, karena itu dia menghentikan Viona.

“Bagaimana ini?” Viona menarik satu sudut bibir sembari menarik lengannya terlepas dari cengkraman Leo. “Karena aku sudah semakin menyukaimu.”

Itu adalah omong kosong, Leo tahu betul niat yang Viona miliki mengapa dia sangat tertarik padanya. “Hentikan omong kosong itu. Sekarang waktuku melontarkan pertanyaan.”

Leo tiba-tiba mencengkram dagu Viona dan menarik wajahnya mendekat. Perempuan itu gigih, menatap lantang matanya seolah tidak terkalahkan. “Apa yang kau lakukan pada Bianca?” Sorot mata Leo menajam dan hawa yang dia pancarkan berubah serius. meski begitu, Viona tetap berani menanggapinya ogah-ogahan.

“Memang apa yang aku lakukan padanya?”

“Aku sedang bertanya.”

“Tanyakan langsung padanya.”

“Bianca berkata dia terpleset dan kau berharap aku percaya itu? Kau pasti bersamanya di toilet semalam.”

Viona menyunggingkan senyuman. Reaksi Leo yang tak biasa dan terkesan protektif memberi rasa geli pada perutnya. “Dia sendiri mengaku seperti itu, lalu jawaban seperti apa yang kau mau? Apa sebaiknya aku mengarang bahwa aku memukulnya? Mungkin itu akan membuatmu puas?”

Sekarang Leo ingat mengapa dirinya tidak mau berurusan dengan Viona. Perempuan itu sangat angkuh dan gila. Leo melepas dagunya, kemudian memperingati, “sampai kau menyakitinya. Aku akan membalasmu sama seperti kau memperlakukan dia.”

Viona tersenyum manis sebagai respon. “Tidak mungkin aku berani menyakiti perempuan yang kau cintai,” katanya, menyakinkan. “Aku berusaha mendapatkan hatimu, bukan mencoba menjadi musuhmu.” Dia berbalik dan senyuman manis itu lenyap dalam hitungan detik. Viona melenggang pergi tanpa ucapan selamat tinggal.

“Aku harus membunuhnya?” Ide itu melintasi benak Viona. “Menghilangkan perempuan jalang itu sepenuhnya dari muka bumi adalah ide terbaik dan mudah yang sanggup aku pikirkan bila aku ingin mendapatkan Leo.”

Sementara itu, yang menjadi topik pembicaraan masih terbengong di balik dinding lorong yang menghubungkan ruang tengah dan dapur.

Bianca takut. Seumur-umur mengenal Leo, belum pernah Bianca melihat Leo sangat marah sampai mengancam seorang perempuan dan menggunakan pandangan tajam selayaknya pisau. Tiba-tiba Bianca kepikiran, ‘bagaimana kalau dia memukulku karena marah aku terus menolaknya?’

Bianca merinding membayangkannya. Dia berjinjit-jinjit menjauhi dapur dan kembali ke kamar dengan senyap.

Leo menoleh sejenak. Ketika menyakini tidak ada siapa pun di dekat pintu dapur, dia kembali pada dua piring sarapan di atas meja. “Sekarang makanannya menjadi sia-sia.” Leo mendengus jengkel. Karena tidak mau memberi Bianca makanan sisa Viona, terpaksa dia membuang dua piring itu ke dalam wastafel.

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!