NovelToon NovelToon
Shortcoming

Shortcoming

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / rumahhantu / Akademi Sihir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Istana dan dunia istimewa. Semuanya immortal, kuat dan ajaib, tapi dunia itu hanya ada di dalam mimpi. Itu yang Layla yakini sedari awal mimpi buruk menghantuinya.

Di mimpi itu, dia mengenal Atoryn Taevirian, pemuda yang tengah patah hati dan mulai kehilangan akal sehat. Dia membenci ayahnya yang telah membunuh perempuan yang dia cintai. Dia membenci semua orang yang tidak ada kaitan dengan kematian Adrieth bahkan Layla yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Atoryn menakuti dan menyakiti semua orang dengan tuntutan sang ayah harus mengembalikan Adrieth, sementara Layla berusaha mencari cara untuk melenyapkan mimpi buruk.

Alih-alih berhasil, hidup Layla malah menjadi semakin horor. Suatu hari dia ditarik memasuki dunia itu dan bertemu Atoryn. Layla berdiri tepat di depannya, gemetar ketakutan dibuat kebencian Atoryn yang membara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Mereka Bertemu

Perasaan luar biasa memalukan dan menyedihkan itu meninggalkan jejak yang sulit dilupakan di hati Atoryn. Siapa perempuan itu? Dia tidak dikenali apalagi ditemukan meski Atoryn telah mencari sampai ke ujung negeri.

Orang-orang dari tempat ini tidak bermimpi, tapi itu adalah cara berkomunikasi. Ketika seseorang muncul di dalam mimpi, mereka datang dengan pesan penting, tapi Layla hanya berdiri di sana dan mengasihinya menggunakan tatapan dan itu membuat Atoryn merasa selayaknya binatang dalam kurungan.

Ruangan sangat hening, yang terdengar hanya bunyi detik jam dinding. Atoryn duduk menyandari kursi singgahsana, matanya terpejam dan jari telunjuk mengetuk-ngetuk tangan kursi. Atoryn menghitung mundur. Sebentar lagi waktu akan menunjuk pukul dua belas malam dan masih tidak ada bunyi lonceng terdengar seperti yang telah dia perintahkan.

Sepuluh detik kemudian mata Atoryn terbuka. Tatapannya tajam selayaknya pedang yang siap menebas.

“Kau yakin tidak ingin tidur?” Dustin bertanya, mencemaskan Layla yang menolak memejamkan mata untuk suatu alasan. “Ini sudah tengah malam,” katanya sembari menatap jam yang baru mengeluarkan bunyi. “Karen sudah tidur.”

Mereka bertiga berbaring berdampingan di atas kasur luas yang sama, Dustin dan Layla saling menatap di dalam kegelapan dan Layla memberitahu, “kalau aku pejamkan mata, aku akan memimpikan dia lagi.”

Layla tidak ingin melakukannya karena takut, sial kantuk sulit dilawan. Dia memejamkan mata hanya sebentar dan semua yang terlihat telah berubah.

Semua orang menjerit. Sepuluh siswa dari delapan kelas berbeda tidak bisa mengendalikan tubuh masing-masing, ditarik bagaikan magnet dalam kecepatan tinggi menuju lokasi tertentu. Semua orang buru-buru mengikuti, penasaran dan mencemaskan apa yang akan terjadi.

Mereka ngos-ngosan ketika tiba di lapangan luas di samping istana. Satu per satu dari mereka menahan nafas menyadari apa yang terjadi. Sepuluh teman mereka terikat di antara tiang dan sepuluh prajurit ditugaskan untuk menikam jantung mereka berkali-kali. Mereka menjerit kesakitan dan menangis, tapi pedang itu lagi-lagi menghunus setelah luka sebelumnya pudar dan tertutup.

Semua orang membeku, menatap tak percaya bagaimana bisa seorang raja yang seharusnya melindungi malah melakukan hal keji. Atoryn tidak duduk di sana dan menonton, tapi perbuatannya tetap adalah yang terburuk.

“Ini gila.” Salah satu dari orang itu berkomentar, perlahan mengambil langkah mundur dan menjauh. “Ini benar-benar di luar akal sehat. Kita harus keluar dari tempat ini!”

Mustahil tidak ada yang tidak setuju. Mereka berlari menuju gerbang, tapi pintu lebar nan tinggi itu tidak bisa dibuka. Bukan karena dijaga oleh prajurit, tapi ada perisai mengukungnya. Mereka tidak bisa menyentuh apa pun selain perisai halimunan yang Atoryn ciptakan untuk menghalangi wilayah kekuasannya. Mereka ketakutan, putus asa menjerit dan meminta tolong tapi tidak berguna.

Istana dan akademi yang menjadi tujuan dan impian semua orang seketika berubah menjadi tempat yang menggerikan. Atoryn menyadari betul apa yang dia lakukan, tapi tidak bisa berhenti untuk suatu alasan. Hatinya terlalu hancur untuk bisa merasakan. Terkadang dia bertanya-tanya, apa semua ini terjadi sungguh karena aku benar-benar tidak peduli pada mereka?

Atoryn menyadari Layla merupakan satu-satunya orang yang tahu dan melihat perasaannya. Ketika kontak mata bertemu, mulut tidak berbicara tapi mata melakukannya.

Layla meremas tangan di depan perut, ekpresi wajahnya lirih menyadari Atoryn pun terluka. Apa perasaan menyedihkan itu disebabkan oleh kejahatan yang dia lakukan pada mereka yang tidak bersalah atau karena perasaan bersalah kepada Adrieth yang tidak kunjung lenyap meski setelah satu tahun berlalu?

“Hentikan. Aku mohon,” bisik Layla, mengharapkan Atoryn tidak menyakiti dirinya sendiri lebih dari itu. “Kau menyakiti semua orang dan mereka tidak pantas menerimanya.”

Alih-alih mendengarkan, Atoryn mengalihkan pembicaraan ke arah yang dia inginkan. “Kau bukan hanya muncul di dalam mimpiku tapi melihat semuanya.” Atoryn mendekati kaca bening yang memisahkan mereka sebelum bertanya, “bagaimana caramu masuk ke sini?”

Pertanyaan Atoryn adalah pertanyaan Layla juga, sebenarnya siapa yang terkurung di sini? Apakah Atoryn atau dirinya atau tempat ini hanya sekedar memisahkan mereka? Yang jelas adalah tidak pernah layla memiliki niat untuk bertemu Atoryn. “Aku tidak tahu.” Jawaban Layla membuat Atoryn meninju kaca, suara besar yang menggema menggetarkan sampai ke dalam jantungnya. Layla berusaha tetap tenang, tidak ingin menciptakan kericuhan. “Kau boleh tidak mempercayaiku, tapi aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu.”

“Omong kosong!” Atoryn menaruh nol kepercayaan pada kata-kata Layla. Atoryn tidak sebodoh itu sampai Layla bisa memperdayanya tapi andai dia tahu Layla tidak berbohong. “Tidak semua orang bisa berkomunikasi dengan cara memasuki mimpi seseorang. Kau hanya bisa melakukannya ketika kau memiliki kekuatan itu dan kau berdiri di sana dan bilang padaku kau tidak tahu?”

Layla memberanikan diri mendekat, menatap lebih lekat dan ekpresi wajahnya berubah serius kala bertanya, “jika kau tidak percaya, beritahu aku cara meninggalkan tempat ini. Beritahu aku bagaimana cara untuk tidak kembali dan kau tidak akan pernah melihatku lagi.” Layla meminta dengan kesungguhan, tapi permintannya malah mendatangkan lebih banyak salah paham.

“Kau benar-benar mencoba membuatku marah?” Raut wajah Atoryn berubah garang dan itu membinggungkan Layla yang tidak memiliki niat apa pun selain keluar dari pertemuan tak berujung ini. “Kau masuk kemari dengan kemauanmu sendiri dan satu-satunya cara untuk keluar adalah dengan tidak datang. Kenyataannya kau di sini dan itu sudah cukup menjelaskan kau bermaksud bertemu denganku untuk mengusikku!”

“Aku tidak—”

“Siapa yang memberimu perintah?!” Suara Atoryn menyaring, lagi-lagi menyentak Layla ketika dia meninju kaca.

“Kau akan menyakiti dirimu sendi—” Lagi-lagi tinjuan pada kaca bening menyela. Layla menutup mata dan mulut rapat-rapat, tidak tahan melihat Atoryn menyakiti dirinya sendiri. Ruas-ruas jarinya memar dan sedikit bergetar. Dia mungkin tidak menunjukkan rasa sakit, tapi itu hanya karena dia terlalu fokus pada amarah. Tidak menunjukkan, bukan berarti tidak merasakan.

“Tutup mulutmu!” teriak Atoryn penuh amarah, menyela dengan tatapan yang dibakar oleh kobaran api. “Aku punya seseorang yang selalu memperhatikan aku dan aku tidak butuh kau untuk melakukannya. Jangan berani kau mengasihani aku atau aku akan membunuhmu!” Atoryn mengamuk, meninju dan menendang kaca dengan niat menghancurkan. Dia mengeluarkan kekuatan dari telapak tangan, tapi tenaga itu memantul ke tubuhnya setelah mengenai kaca.

Layla mengambil beberapa langkah mundur untuk menghindar. Takut, meski tahu kaca itu tidak akan pernah pecah. “Tolong berhenti! Aku mohon padamu.” Layla tidak bisa hanya diam dan menonton Atoryn terluka. Tangannya mulai mengeluarkan darah disebabkan oleh kerasnya kaca tapi dia menolak berhenti. Layla memohon, “aku mohon padamu! Berhenti—"

“Kau yang seharusnya berhenti!” Suara Atoryn melengking tinggi, lagi-lagi membungkam Layla dan menghapus semua emosi yang ada kecuali takut. Atoryn menyentuh kaca, perlahan mengambil nafas guna menenangkan diri sebelum berbicara, “apa pun kelemahanmu …, kau akan menjadi orang pertama yang aku bunuh.” Dia menggertak gigi, mengeraskan rahang untuk menunjukkan semua keseriusan dan kebencian.

“Berani sekali orang sepertimu mengasihani aku. Berani orang sepertimu mengkritik dan memberitahuku apa yang harus aku lakukan! Tunjukkan dirimu dan berhenti bersikap seperti pengecut. Datang padaku atau salahkan dirimu atas mereka yang mati.”

“Atoryn …” Tegang punggung Layla perlahan mencair, begitu pula dengan ekpresi wajahnya. Dia menggigit pipi bagian dalam saat melihat tidak ada lagi Atoryn di balik kaca. Layla berjalan mendekat dan menyentuh pelan kaca itu seolah-olah ingin merasakan keberadaan Atoryn. “Atoryn …,” panggilnya, lirih.

Atoryn terbangun. Matanya terbuka dan menyadari posisinya terlelap di kursi singgahsana. Semua amarah begitu nyata ketika dia menarik nafas panjang, merasakan tubuhnya berubah panas karena pembicaraan tadi.

Atoryn mengingat seperti apa Layla mengasihaninya dan itu membuatnya menjadi lebih marah lagi. Atoryn bergumam, “entah siapa pun kau, aku akan menemukanmu.” Bahkan jika harus mencari sampai ke ujung dunia, Atoryn menolak untuk berhenti. “Adrieth adalah satu-satunya orang yang sangat peduli dan mencemaskan aku. Berani sekali kau melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.”

Nama yang disebutkan membuat mata Atoryn memanas. Amarahnya lenyap dan datang kesedihan untuk menyayat hatinya. Atoryn tersiksa mengingat semua kenangannya bersama Adrieth, di waktu bersamaan semakin senggsara mengingat perempuan itu telah meninggalkan dunia. “Aku merindukanmu …, Adrieth.” Atoryn sedikit meringkuk, menyentuh dadanya yang serasa ditikam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!