Kisah seorang gadis cantik, arogan, dan tentunya kaya raya.
Kesombongannya membuat orang-orang takut mendekatinya.
Seketika semuanya hancur tepat di hari pertunangannya, Kania nama gadis itu menemukan adik tiri dan calon suaminya bercumbu di sebuah apartemen.
Sedih, emosi bercampur jadi satu. Kania pulang mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan naas itu.
Kania terlempar dari dalam mobil hingga wajahnya rusak parah dan tidak di kenali.
Wajahnya yang buruk membuat Ari Laksono, ayah kandungnya yang dulu selalu menyanjungnya membuangnya begitu saja karena gengsi.
Bukan cuma itu saja, bahkan dua teman baiknya menjauh karena Kania sudah tidak seperti dulu lagi.
Penderitaan Kania tidak sampai disitu saja, ibunya yang selama ini mengalami depresi tiba-tiba di vonis gagal jantung.
Di tengah kebingungannya mencari uang untuk pengobatan ibunya akhirnya Kania memilih jalan pintas dengan menjual kesuciannya di pelelangan dunia malam.
Hanya ada di @noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. JADI TARUHAN PART 1
Malam kembali menjemput saat itu kania sudah bersiap ke tempat bekerja.
Ini hari kedua Kania bekerja di club' malam. Setelah mempersiapkan semua kebutuhan ibunya, Kania bergegas pergi.
"Bu, Kania berangkat dulu."
Kania mencium punggung tangan ibunya.
"Kamu hati-hati, jangan lupa berdoa sebelum bekerja agar Tuhan melindungi mu." Tina mengusap rambut panjang kania.
"Iya Bu, ibu baik-baik di rumah jangan lupa kabari Kania jika sesuatu terjadi."
Kania keluar dari rumah, sudah ada tukang ojek langganannya menunggu dengan setia depan pintu pagar.
"Ayo pak, Kania hampir terlambat ini"
"Baik mba, tapi helmnya jangan lupa di pakai."
Dengan sigap Kania memasang helm lalu naik keatas motor.
Motor melaju memasuki pusat kota hingga tidak terasa lima belas menit perjalan akhirnya mereka tiba juga di club' malam itu.
Setelah membayar ongkos ojek, Kania berlari kecil masuk kedalam.
Pengunjung terlihat ramai, maklum ini malam Minggu sebagian besar penduduk kota menghabiskan malam panjang mereka di tempat-tempat seperti itu.
Belum juga Kania mengganti baju kerjanya, tiba-tiba Melona datang dengan dua orang temanya.
"Baru seumur jagung bekerja disini kamu sudah terlambat. Memangnya yang punya club' ini nenek kamu."
"Maaf Melona, ini baru pukul 18:54 sedangkan aku wajib datang pukul 19:00 itu artinya aku masih punya waktu 6 menit lagi."
"Kamu berani menggurui ku? Kamu itu orang baru jadi wajib mengikuti semua yang ku katakan dan perintahkan padamu."
"Memangnya kamu itu siapa hingga berani memerintah orang dengan seenak hatimu."
Terdengar langkah kaki mendekati mereka. Ya Linda, gadis yang semalam di tolong Kania.
"Jangan turut campur, ini tidak ada urusannya dengan kamu."
"Semua yang berurusan dengan gadis ini, itu sudah jadi urusanku mulai malam ini."
"Besar juga nyalimu padaku hanya karena membela perempuan ini."
"Apa aku pernah takut padamu. Ingat Melona, sekali pun kamu punyai tujuh wujud yang sama aku tidak akan pernah gentar melawan mu."
Belum juga Melona mengangkat tangannya seorang bodyguard datang melerai mereka.
"Sudah-sudah, bukanya bekerja kalian malah ribut di sini. Cepat kembali, pelanggan sudah pada menunggu kalian."
"Ini belum selesai, kalian berdua tunggu saja, aku akan memberi pelajaran pada kalian."
Melona dan dua orang temanya segera pergi.
"Tenanglah, soal Melono serahkan saja padaku. BDW aku sampai lupa, terima kasih atas semalam, aku sudah merepotkan mu bela-belain mengantarku pulang"
"Tidak apa-apa kak Linda, aku malah senang melakukanya."
"Baiklah kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu, aku mau bergabung dengan yang lain."
Linda menepuk pundak Kania lalu pergi meninggalkannya.
Semakin malam semakin ramai pula club' malam itu. Ada yang menyanyi, bergoyang ada pula duduk sambil meneguk minuman di temani para ladies.
Malam itu tenaga Kania benar-benar terkuras habis. Pindah ke meja satu ke meja yang lain.
"Hai kamu, cepat kemari."
Kania yang merasa terpanggil segera mendekati pria itu.
"Apa ada yang bisa saya bantu?
suara Kania sedikit keras, sound sistem dalam ruangan itu benar-benar nyaring di telinga.
"Bawakan lagi kami satu kis minuman."
"Baik kalau begitu tunggu sebentar pesanan anda akan segera datang."
Kania meninggalkan mereka menuju kearah kasir.
"Coba kamu lihat perempuan itu, sepertinya dia masih lugu, beda dengan ladies yang ada di sini. Bagaimana kalau kita taruhan, barang siapa yang bisa membawanya ke hotel malam ini maka kita akan mentraktir dia sampai tiga bulan ke depan." tatap tajam seorang pria kearah Kania.
Keempat temanya yang ada di sana di temani para ladies ikut menatap kearah Kania.
"Serius, kalian lebih memilih si buruk rupa itu ketimbang kami?
Melona yang duduk di tengah-tengah mereka sambil menuang minuman.
"Kamu dan temanmu masih tetap yang terbaik, ini hanya taruhan setelah kami menikmati gadis itu, kami akan membuangnya dan kembali pada kalian. Bagaimana, apa kalian setuju dengan ideku? Ucap pria yang duduk disamping Melona menatap satu-persatu teman minumnya.
Ketiga temanya pun saling menatap satu dengan yang lain.
"Bagus juga idemu. Soal wajah kita bisa menutup dengan poster atau matikan lampu agar tidak melihat wajah buruknya. Malam ini ada satu lagi tumbal untuk obat awet muda kita, kalau itu aku setuju."
"Aku juga." balas yang lain serentak.
"Baiklah, deal." keempatnya mengangkat gelas ke udara lalu bersulam.
"Melona sayang, panggil dia kemari." perintah pria yang memberi ide taruhan pada Melona.
Melona tersenyum, tentu saja ini kesempatan baik baginya membalas Kania dan merusak masa depannya.
Melona berdiri dan berjalan mendekati kania yang saat itu sedang menyusun minuman diatas meja pelanggan.
"Pak David memanggilmu?
"Aku lagi sibuk, coba cari yang lain untuk melayaninya." balas Kania tanpa menghentikan aktifitasnya.
"Pak David itu orang penting di kota ini, jadi jangan macam-macam dengannya."
"Biarpun dia orang penting masa aku harus meninggalkan tamu lain untuk melayaninya. Lagian setiap pelanggan disini memiliki hak yang sama untuk di layani baik itu petinggi penting atau orang biasa sekali pun."
"Kamu benar-benar punya nyali, baiklah, aku mau lihat apa nyalimu akan sama seperti ini setelah aku menghubungi orang ini"
Melona memainkan jari-jemarinya di layar handphone dan mencari Kontak seseorang.
Ada beberapa saat Melona menunggu hingga terdengar suara dari dalam sana.
"Ada apa Melona? Apa ada sesuatu terjadi di club?
"Maaf sebelumnya Bu Lili kalau saya mengganggu istirahat anda. Begini, pak David meminta Kania untuk membawakan minuman ke mejanya tetapi Kania menolak. Kami takut pak David marah dan mengacaukan isi club'."
"Apa kania sekarang bersamamu?
"Dia sekarang bersamaku, apa ibu mau bicara dengannya?
"Berikan handphonemu padanya."
"Dengan senang hati. Ini, Bu Lili mau bicara."
Melona menyerahkan handphone pada Kania.
Terdengar perbincangan serius antara Kania dan Bu Lili hingga akhirnya Kania mengangguk lalu menyerahkan handphone pada pemiliknya.
"Apa nyalimu masih sekuat tadi setelah mendengar perintah dari Bu Lili?
"Kali ini kamu menang, andai bukan perintah langsung dari Bu Lili, aku tidak akan mengikuti perintahmu."
"Jangan banyak bicara, cepat lakukan tugasmu karena pak David dan teman-temanya menunggumu sedari tadi."
Melona pergi meninggalkan Kania. Kania menghela nafas panjang lalu mengikuti Melona dari belakang.
"Ini dia orangnya."
"Kamu bawakan kami minuman dua puluh kiss kemari karena malam ini kami akan bersenang-senang."
Perintah pak David dengan niat terselubung.
"Baik pak, tunggu sebentar."
Kania berbalik dan kembali keruang kasir.
"Tolong siapkan dua puluh kiss untuk pelanggan meja delapan." pinta Kania pada petugas kasir.
"Baik tunggu sebentar."
Kania mengangguk lalu duduk menunggu pesanan.
Linda yang kebetulan lewat dan melihat Kania termenung segera menghampirinya.
"Kenapa kamu termenung disini, apa pekerjaanmu sudah beres?
"Kak Linda, Aku menunggu pesanan dua puluh kiss untuk meja delapan."
"Apa, dua puluh kiss, memangnya siapa yang mau minum minuman sebanyak itu?
"Dengar-dengar dari Bu Lili namanya pak David, orang terpandang di kota ini?
"Pak David, kamu harus hati-hati dengan dia, dia itu licik. Kalau begitu aku akan menemanimu."
"Kania bisa kok, kakak layani pelanggan kakak saja takutnya Bu Lili marah."
"Tenang saja, pelangganku semuanya sudah pulang."
"Terima kasih banyak kak kalau begitu, Kania sudah merepotkan kakak."
Linda tersenyum lalu duduk di samping Kania.
👉JANGAN LUPA UNTUK TERUS MEMBERI DUKUNGANYA DENGAN CARA LIKE, KOMEN DAN VOTE. TERIMA KASIH
Lnjut thor..
ada ada saatnya kamu akan merasakan kebahagiaan..
anggap saja ini penebus dosamu di masa² kamu masih sombong ..
fighting
Kmu harus jdi perempuan kuat & tangguh..
Sprtiny medi jodohnya linda..
tetap update
justru si cupu itu kyaknya yg nanti bkal nolongin kania...🤭🤭🤭