NovelToon NovelToon
Between Red And Green

Between Red And Green

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yuan La

Eilaria gadis yang hidupnya penuh tekanan kini harus mampu memutuskan hubungan dengan keluarga Drake, hanya saja Davian Drake tak akan bisa melepas Eila begitu saja. Bagaimana pria red flag itu mengejar mati-matian gadis kesayangannya? Akan kah Eila dapat menerima Davian bersama nya?

- WARNING !!! Kalian bisa membaca dari BAB 51 - BAB 58 jika tidak suka alur maju mundur.
Ini untuk mempermudah pembaca yang tidak suka cerita rumit. Terima kasih semua yang sudah support. BIG LOVE

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuan La, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

(Ruang presentasi rumah sakit pusat)

“Dirumah sakit pusat dan cabang, ada beberapa anak yang mengalami gejala serupa. Dan ini berawal dari kasus wabah itu. Aku minta dari kalian berlima untuk bertugas dikantor cabang dan lihat perubahan atau perkembangan dari pasien-pasien ini.” Pinta Profesor Alan.

“Jillian, Eilaria, Rui, Baili, Mia kau baru bergabung?”

“Ya Prof. Tapi aku sudah mengetahui intinya dari dokter Rui.”

“Baiklah tentukan nama, aku akan membuat surat perjalanan dinas.”

“Aku bisa prof dengan Ru…”

“Dengan saya profesor.” Jawab Eila memotong ucapan Eila.

“Baiklah kalau begitu sudah diputuskan. Senin depan dokter Eilaria dan dokter Mia akan bertugas dikantor cabang. Aku sudahi pertemuan kali ini. Semoga kalian bisa menemukan akar masalahnya.”

“Kenapa kau memotong ucapan ku?” Bisik Mia menarik lengan Eila.

“Kau berhutang pada ku.” Eila mengeluarkan ponselnya, sederet notifikasi dari anak kecil itu mengirimkan pesan untuk Eila.

“Aah guru kecil mu itu.”

Mia merasa bersalah.

“Dan aku masih harus bertanggung jawab pada pasien mu itu.” Eila kini bergegas keluar setelah berpamitan pada Jillian dan lainnya.

“Apa kau masih ada kerja tambahan?” Tanya Jillian yang menyusul Eila.

“Tidak. Setelah ini aku akan pulang.”

“Baik. Aku akan menunggu mu.”

Eila tidak menjawab. Ia memencet tombol lift dan menatap kembali layar ponselnya.

“Mau makan malam diluar?” Tawar Jillian kembali.

“Tidak.”

“Kalau begitu makan diasrama.”

“Tidak.”

“Kau menghindar lagi dari ku?” Jillian menahan lengan Eila yang akan masuk kedalam lift.

“Lian…” Sebut Eila disela hela nafasnya, “Aku sepertinya harus kembali pulang, kerumah.”

“Kenapa? Apa terjadi sesuatu lagi?”

“Tidak. Aku hanya merasa tidak enak. Apa yang bisa kujelaskan pada bibi jika aku tinggal diasrama. Mereka sejak awal melarang ku. Ini sudah satu minggu, besok akhir pekan. Setidaknya aku perlu menyelesaikan permasalahan ku sebelum perjalanan dinas.”

Jillian akhirnya mengetahui kegelisahan wanita itu. Tak ingin menjadi beban untuknya, Jillian memberikan ruang untuk Eila.

“Baiklah. Aku akan mengantar mu, setelah makan bersama. Bagaimana?”

Eila mengangguk setuju dan kini masuk kedalam lift. Jillian dapat melihat raut senyum diwajah Eila saat pintu liftnya kembali menutup.

...****************...

“Apa kau gugup? Perlu aku temani masuk?” Tanya Jillian saat Eila belum beranjak turun dari mobilnya.

Eila tersenyum mendengar ucapan Jillian, “Tidak. Aku sudah terbiasa menghadapi kegilaannya.”

“Masuklah, aku akan menunggu mu.”

Eila tidak yakin jika ia sudah masuk kerumah itu apakah ia akan mudah keluar lagi.

“Tidak perlu. Pulanglah. Kau juga harus mempersiapkan bahan tugas yang akan kubawa nanti. Hubungi aku jika kau sudah tiba.” Pinta Eila.

“Kau cemas aku tidak pulang dan menunggu mu disini?”

“Ya… kau mulai sedikit nekat. Bisakah perlahan mendekati ku, agar aku terbiasa.”

Jillian terperanjat mendengar ucapan Eila. Yang artinya wanita itu sudah bersiap untuk menerimanya, membuka hati untuknya.

“Baiklah. Aku akan patuh.” Jawab Jillian.

Eila bergegas turun dari mobil Jillian dan menuju lift kondominium. Sebelum akhirnya Jillian turun dari mobil, mengejar dan memeluknya.

“Selamat malam Eil. Aku akan menghubungi mu nanti.”

Jillian tahu bahwa Eila tidak akan kembali ke asrama itu. Tidak dimalam ini. Bukan karena Eila enggan, semua karena Davian yang akan menahannya.

Davian melihat semua itu dengan jelas dari jendelanya yang gelap. Rasa cemburu kembali menghujamnya, namun ia teringat perkataan Rey untuk tidak bersikap kasar dan egois pada Eila.

Setidaknya Eila kembali pulang. Dia sangat tahu tujuan Eila pulang kerumah. Menyelesaikan masalah kita demi ibunya. Nyonya besar Drake.

Eila mendapati Davian sedang berenang. Pria itu menyadari kehadiran Eila, namun ia enggan menyapa. Eila jelas memahami sifat pria arogan itu dan seperti biasa Eila yang akan selalu mengalah.

(Kondominium Davian)

Dengan mengambil botol bir, Eila duduk dipinggir kolam. Dia butuh alkohol untuk memberanikan diri menghadapi Davian.

“Kau sudah makan?” Tanya Eila membuka obrolan seolah tidak terjadi apa-apa, dan selalu seperti ini.

“Ingin ku buatkan sesuatu?” Tanyanya kembali.

Davian tidak menjawabnya, ia bergegas keluar dari kolam renang dan menuju kamar mandi untuk membilas badannya.

Tak berapa lama hanya dengan menggunakan handuk kimono, Davian keluar dan menemui Eila yang sudah minum hampir 3 botol bir dengan menyetel siaran televisi. Davian mengecek Ponselnya, sebuah pesan singkat dari Rey yang mengatakan bahwa Eila akan melakukan perjalanan dinas selama sepekan.

“Kenapa kau kembali?” Tanya Davian dan mengambil botol bir dari dalam kulkas.

“Kenapa kau tidak melarang bibi untuk datang.”

“Bukan urusan ku melarangnya.”

“Aku meminta mu saat itu.”

“Itu urusan mu, bukan kepentingan ku.” Dingin Davian, “Jadi kau pulang hanya untuk menanyakan hal itu?” Tanyanya kemudian.

“Tidak.” Jawab Eila langsung.

Siaran di televisi kini menayangkan wawancara langsung dengan Naya. Zhang Naya. Sama seperti Eila, blasteran timur dan barat.

Mereka berdua cukup lama terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tak ingin memperkeruh keadaan Davian mengambil remote tv dan mematikannya.

“Jadi alasan lainnya?” Tanya Davian kembali.

“Kenapa terburu-buru? Kau ada janji dengannya setelah ini? Kau ingin mengusirku?” Eila kembali menenggak birnya.

“Aku tidak ada waktu menjawab pertanyaan bodoh mu itu.” Davian beranjak pergi menuju kamarnya.

Eila semakin yakin jika pria itu akan menjemput Naya. Butuh keberanian baginya untuk pulang. Butuh keberanian baginya untuk berbicara dengan Davian. Ia ingin mengakhiri semua ini dengan cepat. Jika memang Davian akan memarahinya ia sudah terima, meski Tuan besar dan Nyonya besar Drake kecewa padanya itu lebih baik daripada dirinya harus hidup dalam kendali keluarga Drake.

Eila kembali menenggak minumannya, sejujurnya ia juga tidak suka jika Davian menemui Naya.

“Davian kau tidak boleh pergi, masalah kita belum selesai.” Kesal Eila yang bergegas naik dan mendobrak pintu kamar.

Eila terperanjat saat Davian hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawah.

“Masalah apa?” Tanya Davian tenang mengenakan kembali kimono handuknya. Davian juga tidak berniat keluar malam itu, pikiran Eila saja yang terlalu berlebihan.

“Minta bibi tidak perlu datang. Kau bisa melakukannya.”

Eila tidak berani memutuskan secara serius pertunangan mereka. Ia tidak memiliki nyali. Setidaknya sampai ia memiliki keberanian untuk melawan keluarga Drake, ia tidak ingin dalam kendali Nyonya dan Tuan besar Drake lagi.

PING

Eila melihat pesan masuk dari layar ponselnya dari Jillian. Menanyakan situasi yang terjadi.

Disaat yang sama, tablet milik Davian yang didalam lemari menyala.

Lian Aaron : Bagaimana situasinya? Perlu aku menjemputmu kembali? Aku merindukanmu Eila.

Murka Davian membaca pesan sadapan tersebut. Raut wajahnya terlihat dingin.

“Dari siapa?” Ketus Davian.

Eila tidak membalas pesan itu dan tidak pula menjawab pertanyaan Davian.

“Masalah pertunangan kita. Apa kau akan bantu aku menghadapi ayah dan ibu mu?”

“Aku tanya dari siapa Eil?”

“Ini bukan urusan mu. Bisakah kau menjawab pertanyaan ku?” Kesal Eila, “Kau ingin membatalkan pertunangan kita, aku harus bagaimana menghadapi paman dan bibi?”

BIP BIP BIP

Davian melirik tablet nya kembali. Jillian nekat menghubungi Eila.

“Jawab.” Suara Davian terdengar dingin.

Eila tidak merespon.

“Jika kau ingin tahu jawaban ku, angkat telepon itu.”

Tak ingin berdebat, Eila menjawab panggilan dari Jillian.

“Eil…”

“Lian…”

“Kau baik-baik saja?”

“Ya…”

“Kau akan bermalam disana?”

Eila bingung harus mengatakan apa.

“Kabari aku Eil jika ingin pulang, aku akan menjemput mu.”

“Terimakasih Lian.”

“Sampai jumpa nanti Eil.

“Sampai jumpa Lian.”

“Terdengar akrab. Apa kau selalu bersamanya?” Tanya Davian yang duduk diranjangnya, terlihat aura nya semakin emosi memendam kecemburuan.

1
Anonym
Autoo cuuzz
reecka
ini ga ada bonchap nya Thor.. tiba2 udh tamat aja.. tapi tetep makasii ya Thor, ceritanya bagus
Nia
Enjoy read sih ini novel
Yaresh
Diiih Jillian agak2 ref flag juga ini, istri orang mau diembat 😂
reecka
ato davian,, rebut kembali hati eila dengan cara yg benar... semangat buat authornya
Yaresh
Fix cowo toxic ini davian.
Sang pendongeng
Up
Sang pendongeng
Saaadiiiss nya di bully
Nia
Ngeri iih davi ini beneran red flag. bukan bucin… saiko dia saaaayy
My own books
EILA BUKAN UNTUK DAVIAN. 😡🤬
My own books
Awas aja eila sama davian. Ga ridhooooo
reecka
akan selalu kutunggu Thor . tetep semangat ya dirimu..
reecka
nangis aku Thor😭😭😭
reecka
kasian eila
Yaresh
Aaaa nyesek. Umur segitu udh yatim piatu. Jaman covid byk yg bgini, kehilangan org yg disayang
Yaresh
Alexa 😂 google assistant hrs melihat ini
Yaresh
Toxic ga sih cowo red flag itu sebenarnya
Anonymous
Jangan bkin aku menyesal eila dengan davian, baik2 yaa thor nulisnya 🥲 ngeri sama cowo toxic
My own books
MENYALAAA DAVIAAAN
Nia
NAAAHH INI. Semangat thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!