Di Tandai Duda Ganas

Anjani sangat sedih manakala dirinya harus berpisah dengan Rusli. Tetapi inilah jalan terbaik agar sang bapak bisa normal kembali.

"Pak, semoga Bapak betah ya disini!" ucap Anjani sedih.

"Iya Jani! Kamu jangan sedih ya, Bapak kan nanti juga kembali!" balas Rusli.

"Jaga diri kamu ya Rus, nanti aku kemari lagi" ucap Leon.

"Iya Leon, aku akan jaga diri disini. Nitip putriku ya!" balas Rusli pada sahabat lamanya.

"Pasti Rus, putrimu sudah jadi putriku juga" balas Leon.

Setelah melakukan pembayaran biaya perawatan Rusli, Anjani, Kendra dan kedua orang tuanya pulang. Gadis itu masih tampak murung dan sesekali mengusap air matanya.

"Ini demi kesembuhan Bapak!" ucap Kendra menenangkan.

Anjani pun hanya mengangguk lirih saja. Gendis dan Leon yang duduk di depan merasa kasihan dengan putri sahabat lamanya itu.

"Anjani, asal kamu tahu dahulu Rusli adalah idola wanita termasuk Mamanya Kendra!" ucap Leon mencairkan suasana.

Gendis yang mendengar itu seketika menyenggol lengan sang suami karena malu.

"Papa ikh" cebik Gendis.

"Maksudnya Pak Rusli mantan Mama begitu?" tanya Kendra mulai tertarik dengan masa lalu kedua orang tuanya.

"Bukan mantan sih, tepatnya sang pengagum..Hahaha" Leon tertawa kala mengingat bagaimana dulu Gendis sangat bucin pada Rusli.

"Terus bagaimana sampai Tante bisa menikah dengan Om?" tanya Anjani yang sudah tidak terlalu sedih.

"Om yang sudah menyukai Mama Kendra dari SMA jelas marah ketika dia lebih mencintai Rusli teman baik Om, jadi Om hasut Mama Kendra dengan bilang kalau Rusli itu playboy" jawab Leon sembari tertawa puas.

Gendis pun ikut tertawa mengingat masa lalunya.

Kini mobil Leon sudah sampai di halaman rumah Anjani. Kendra menyuruh kedua orang tuanya untuk pulang karena ia tidak mau di ganggu.

"Ingat loh ini bulan puasa!" gendis mengingatkan.

"Iya Ma, gak bakal macam-macam kok!" balas Kendra.

Setelah mengetahui bagaimana hubungan pertemanan orang tuanya dengan orang tua Anjani, Kendra jadi semakin tambah mencintai Anjani. Dunia seorang Kendra sudah di isi oleh Anjani tanpa menerima satu orang pun.

"Mas aku mau mandi dulu!" ucap Anjani.

"Jangan dulu ya sayang, nanti saja malam mandinya!" cegah Kendra.

"Kok gitu?" tanya Anjani curiga.

"Hehehe... Nanti malam saja ya!" balas Kendra sembari menaik turunkan alisnya.

.......

Sementara Ricky yang sudah sayang pada sang istri tidak mau jauh-jauh dengan Novita. Pria kemayu itu bahkan sering sekali mengurung sang istri di dalam kamar. Kendati demikian Azizah sang ibu senang kalau Ricky sudah suka wanita.

"Bang, nanti buka puasa mau makan apa?" tanya Novita.

"Apa aja yang penting masakan Neng" jawab Ricky sembari memeluk sang istri.

"Bang, Novi udah sembuh sekarang!" ucap Novita malu-malu mengatakan jika miliknya sudah tidak sakit lagi.

Selama pernikahan Ricky belum menyentuh Novita, ia sengaja tidak meminta haknya karena masih kasihan dengan milik Novita dan Ricky juga tidak mau jika Novita trauma di gauli oleh dirinya. Maka dari itu ia hanya bisa menahan saja.

Ricky pun terdiam, ia masih tidak tega melihat sang istri.

"Novi tahu selama ini abang menahannya kan? Bang, Novi sudah siap berikan hak pada Abang!" ucap Novita lagi.

"Neng bener selama ini Abang selalu menahan mati-matian karena Abang gak mau Neng trauma" ucap Ricky sendu.

"Sekarang Novi siap" balasnya sembari mengecup pipi Ricky.

"Nanti ya kalau sudah buka puasa kita gaskeun" ajak Ricky senang.

penantian sebulan pernikahan akhirnya terbayar sudah.

Semenjak pernikahan pula, Ricky langsung membawa Novita tinggal di kontrakan. Walau sempat di larang azizah, tetapi Ricky beralasan ingin mandiri bersama sang istri.

"Bang, gimana kabar teman Abang?" tanya Novita.

"Si Jani maksudnya? Dia orang paling tulus yang pernah Abang kenal. Beruntung dia di cintai sama pemilik perusahaan tempat Abang kerja" jawab Ricky.

"Kapan-kapan kita main ke rumahnya Bang!" ajak Novita.

"Ayo aja sih!" jawab Ricky........

...........

Malam harinya Anjani dan Kendra saling tatap di bawah guyuran shower sembari berpelukan. Rasa dingin air tidak membuat kehangatan mereka pudar.

Anjani paham dengan perkataan Kendra yang mencegahnya mandi siang itu, ternyata Kendra mengajak sang kekasih mandi bersama ketika malam hari.

Awalnya Anjani menolak, tetapi Kendra berhasil meyakinkan agar Anjani mau mandi bersama.

"Mas!" lirih Anjani.

"Hmmmmmmmm" balas Kendra sembari menikmati guyuran air shower dan merasakan hangatnya tubuh Anjani.

"Milik Mas menusuk perutku!" lirih Anjani.

"Mau pegang?" goda Kendra.

"Takut kebablasan Mas!" tolak Anjani.

"Sayang, kita sudah tahu milik kita masing-masing. Jangan coba-coba meninggalkan aku ya" pinta Kendra.

"Iya Mas!" balas Anjani lalu memeluk Kendra....

Malam sudah larut, namun Kendra tak kunjung mau pulang. Pria itu bahkan sudah merebahkan tubuhnya di samping Anjani.

"Mas sudah malam, pulang sana!" ucap Anjani.

"Gak! Mas gak bisa biarin kamu sendiri di sini!" balas Kendra.

"Ya ampun Mas gak bakal ada yang culik aku disini" ucap Anjani kesal.

Kendra bukannya menurut, ia malah langsung tidur dengan damainya di samping Anjani walau ranjang itu tidak begitu luas. Akhirnya Anjani pun pasrah dengan apa yang di lakukan Kendra. ..........

Paginya Kendra baru akan pulang, ia terus saja membujuk Anjani untuk bekerja lagi di kantornya. Ia tidak ingin ruang kerjanya di bersihkan oleh orang lain.

"Ya besok aku kerja lagi!" Anjani pun akhirnya mengalah dengan egonya.

Untuk saat ini, ia tidak mungkin mencari pekerjaan lagi karena ia tahu sangat sulit, sementara Rusli sedang butuh-butuhnya biaya perawatan.

"Aku tunggu di kantor ya sayang. Terimakasih sudah mau bekerja lagi di sana. Andai kata kamu ingin pekerjaan yang lebih dari OG, aku akan tempatkan" ucap Kendra.

"Jadi OG saja Mas, aku tidak mengerti soal perkantoran" balas Anjani.

Kendra pun pulang, membuat Anjani merasa bisa bersantai dengan bebas di rumahnya.

Belum juga ia bersantai, pintu depannya sudah ada yang mengetuk. Anjani pun kesal, ia sudah mengira kalau Kendra balik lagi.

"Apa sih dia ini" gerutu Anjani.

Anjani pun membuka pintu, ternyata Fuad yang datang. Anjani pun hanya diam memandang Fuad.

"Jani, maaf gue baru berani nemuin loe hari ini. Gue bener-bener minta maaf sama loe, harusnya gue tidak lakuin hal bodoh. Maafin gue Jani, gara-gara gue, loe sampai di pecat" Fuad berkata dengan beribu penyesalan.

Anjani sebenarnya ingin marah pada pria di hadapannya, tetapi ia tidak tega karena melihat Fuad sudah menyesali perbuatannya.

"Gue emang di pecat gara-gara loe Ad, tapi yasudah lah ini udah terjadi. Besok juga gue kerja lagi di sana" ucap Anjani.

"Sekali lagi maafin gue ya, Jani. Loe emang teman gue yang baik" balas Fuad.

........