Vania gadis lugu dan polos tidak pernah menyangka akan menjadi pengganggu di rumah tangga Dewa Askara seorang CEO terkenal dna sukses serta istrinya Daniela seorang artis terkenal.
Dewa membiayai pengobatan adik Vania hingga sebagai imbalan ia meminta Vania menjadi istri rahasianya.
Bagaimana nasib Vania? apakah ia akan di singkirkan dari kehidupan Dewa atau Daniela mau berbagi suami dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part24 Permintaan maaf Dewa
Vania mengikuti Dewa hingga ke kamar, pria itu duduk diam di kursi depan meja rias. Perlahan Vania mengeringkan rambut Dewa dengan handuk kering. Dewa hanya terdiam tidak memandang Vania tidak juga bicara. Vania membantu melepas jas dan kemeja yang di kenakan Dewa.
Melihat Dewa telanjang dada Vania segera mengambil baju ganti dari dalam lemari. Ia meraih sebuah kemeja berwarna biru lalu dasi berwarna navy dan celana panjang hitam.
"Ganti baju dulu kak nanti sakit" kata Vania sembari mengulurkan satu stel pakaian pada Dewa. Tanpa Vania duga Dewa meraih lengannya dan menariknya ke pangkuan pria itu.
"Maafkan aku Vania, aku tidak percaya dengan penjelasan mu kemarin" Dewa mendongak menatap wajah manis Vania. Gadis itu tersenyum membelai wajah suaminya dengan jemari lentiknya.
"Ayo cepat ganti baju" kata Vania mencubit hidung Dewa.
"Auh sakit! Kau berani mencubit ku? Apa kau mau aku membalas mu?!" Dewa menggendong Vania membaringkannya di atas ranjang. Dengan jahil ia menciumi wajah Vania.
"Sudah kak hentikan aku geli!" kata Vania setengah berteriak. Dewa terus melancarkan aksinya pada Vania hingga tanpa di sadari ia baru keluar dari kamar setelah dua jam lamanya. Tentu saja itu membuat Daniela semakin marah dan panas.
Daniela berbaring di sofa sembari memijat pergelangan kakinya yang masih nyeri.
"Sialan! Awas kau Vania! Aku akan membalas semua ini lihat saja jika hari ini kaki ku terkilir maka aku juga akan berbuat sama pada kaki mu!" gumam Daniela.
"Bu Daniela saya harap anda tidak berbuat nekat lagi" kata Rafly.
Daniela terkejut ia tidak tahu jika Rafly masih ada di rumah itu. Ia pikir Rafly sudah pergi ke kantor lebih dulu.
"Kau pengganggu Rafly! Untuk apa kau membela Vania? Oh atau kau memang menyukai gadis kampung itu?!"
Rafly tersenyum ia menyerahkan segelas air putih obat yang ia tebus dari apotik untuk Daniela.
"Sebaiknya bu Daniela minum obat lalu istirahat" kata Rafly yang menyobek bungkus obat lalu menyerahkan sebutir untuk Daniela.
Daniela memandang Rafly yang meski selalu ia marahi dan ia hina tapi Rafly masih bersikap baik padanya.
"Kenapa kau bersikap perhatian padaku? Apa ini bagian dari rencana mu?!"
Rafly kembali tersenyum ia meraih gelas yang masih di pegang Daniela lalu meletakkannya di atas meja.
"Karena pak Dewa menggajiku dalam jumlah besar, jadi stok sabar ku berlapis bu" tentu saja Rafly tidak serius ia hanya berseloroh. Dewa memang membayar gajinya dalam jumlah besar tapi perhatiannya pada Daniela tulus tidak ada hubungannya dengan gaji.
Daniela langsung bangkit dari duduknya begitu melihat Dewa menuruni anak tangga.
"Sayang...kaki ku sakit sekali sepertinya aku harus ke rumah sakit" rengek Daniela sembari mendorong Vania yang berdiri di samping Dewa.
"Kalau begitu pergilah ke rumah sakit biar Vania menemani mu"
"Apa?! Ih aku tidak mau aku mau kau yang menemaniku!" Daniela melirik tajam Vania agar ia menolak ide dari Dewa barusan.
"Aku harus meeting, Raf antar Daniela ke rumah sakit"
"Baik pak"
"Sayang aku tidak sudi pergi dengan Rafly! Sayang...!"
Dewa tidak bergeming ia melangkah cepat menuju mobilnya sembari melihat jam tangan. Vania membuatnya terlambat pergi meeting.
"Mari saya antar ke rumah sakit" kata Rafly ia menawarkan bantuan untuk memapah Daniela.
"Singkirkan tangan mu!" bentak Daniela yang malah membuat Vania dan Rafly ingin tertawa karena Daniela selalu marah-marah.
"Bu Daniela jangan marah terus nanti cepat tua" seloroh Rafly.
"Diam kau Rafly! Aku tidak perlu bantuan kalian terutama kau Vania! Pergi dari sini!"
Karena gagal mengambil perhatian Dewa Daniela menyusun rencana baru. Kali ini ia harus memenangkan hati Dewa dan membuatnya meninggalkan Vania.
Yah satu-satunya cara adalah aku harus hamil agar Dewa tidak menceraikan ku!
"Tapi bagaimana aku hamil kalau Dewa tidak lagi mau menyentuh ku, apa ia tahu jika aku pernah tidur dengan....tidak mungkin Dewa tahu tentang rahasiaku"
Dengan tertatih Daniela menyambar ponselnya ia menghubungi manajernya untu di antar ke rumah sakit memeriksakan kakinya ia harus segera sembuh dan segera menjalankan rencana berikutnya.
*dinovel JUNA SUAMI PENGGANTI
juna menolong dan perhatian alena kau anggap juna melakukan kesalahan fatal terhadap angela
*tapi dinovel ini indra menolong dan perhatian pada vania tidak kau anggap kesalahan
thor ingat cara kau bersikap dalam novel2 mu akan menunjukkan karakter mu
sy ,bacanya jg semangat