“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. MANA PAPA?
Rexan hendak mengejar Rhui, tetapi Jeremy menahannya karena ia baru saja menerima pesan mendesak dari Mama Azura untuk segera membawa Rexan pulang. Rexan sempat memberontak. Ia masih ingin berada di sisi Rhui dan Ruchia.
Brukk!
Huaaaaa….
Rhui yang berlari liar di koridor, menjatuhkan dirinya di lantai. Ia terduduk dan menangis, tangis yang memilukan. Hatinya sakit, hancur berkeping-keping. Ayah yang selama ini ia rindukan dan ia junjung dalam bayangannya, ternyata tak seperti yang ia harapkan. Bocah itu memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, sementara orang-orang yang melihatnya merasa kebingungan. Rhui dilanda kesedihan, kemarahan, kekecewaan, dan kelelahan yang luar biasa. Mengapa Ibunya berbohong, dan mengapa Ayahnya setega itu, tidak pernah menemui mereka? Kenapa Ayahnya punya anak lain yang bukan dari Ibunya? Semua pertanyaan itu menusuk dalam hatinya.
Kerinduan yang selama ini ia pendam seketika berubah menjadi kebencian dan amarah yang menghanguskan. Rhui perlahan bangkit. Berjalan terhuyung menuju kamar adiknya. Raut mukanya suram, dan tatapan matanya kosong tanpa cahaya.
“Kakak?”
Ekspresi suram itu segera berubah setelah Ruchia melihat kedatangannya. Demi adiknya, Rhui harus kembali mengenakan topeng senyum palsunya. Meskipun demikian, hati kecilnya masih menjerit kesakitan.
“Kakak, mana Papa?” tanya Ruchia polos.
“Pelgi jemput Mama ya?” tebaknya sambil berusaha tersenyum di balik rasa sakit penyakitnya. Rhui hanya mengangguk dan membalas senyum sang adik. Ia naik ke kursi di samping tempat tidur adiknya. Duduk, sambil menyuapi makanan hambar yang dibawa suster ke mulut kecil Ruchia.
“Kakak, lasana pahit. Nda enat!” protes Ruchia, tak sanggup menelan makanan yang masuk. Namun, ia terkejut melihat air mata jatuh ke pipi Rhui. Rhui dengan cepat menghapusnya. Ruchia pun merasa bersalah dan ikut sedih. Mereka masihlah anak kecil, seharusnya merasakan kasih sayang orang tua yang utuh, tetapi kini mereka terperangkap di rumah sakit. Tiba-tiba seseorang masuk ke kamar Ruchia, mengejutkan dua anak itu.
...****************...
“Pak Presdir, Anda sungguh yakin akan menghabiskan semua ini?” tanya sekretaris Bob, dengan raut wajah kaget. Di atas meja Azelio kini tertumpuk lima puluh kotak Chicken Steak. Atasannya itu makan dengan tergesa-gesa, tanpa menikmati. Azelio memang demikian. Bila suasana hatinya sedang buruk, ia melampiaskan emosinya melalui konsumsi makanan dalam jumlah berlebihan.
Brak!
Sekretaris terlonjak ketika meja digebrak oleh Azelio, yang kini menghujaninya dengan tatapan dingin dan sinis.
“Bob!” Suaranya berat, seolah menggetarkan seisi ruangan kantor yang mewah.
“Ya, Pak?” Sekretaris pria itu berdiri tegak.
“Saya mau kamu segera mencari tahu siapa wanita yang memakai topi tadi,” perintah Azelio, tanpa basa-basi.
“Untuk apa, Pak?”
“Dia sangat aneh, Bob.”
“Aneh kenapa, Pak?”
“Kau lihat sendiri, kan? Hanya wanita bertopi itu satu-satunya yang diam dan tidak terhipnotis oleh kehadiran saya. Sementara yang lain tergila-gila akan ketampanan saya. Jadi, saya merasa dia mungkin saja mata-mata dari pihak musuh,” tutur Azelio mengepal tangan.
“Cari tahu siapa dia, Bob. Jika dia sungguh mata-mata, habisi dia di tempat!” titahnya tanpa ampun, matanya memancarkan niat yang dingin.
“Tapi kalau dia cuma karyawan biasa? Apa yang harus saya lakukan?” tanya Bob hati-hati.
“Bawa dia ke hadapan saya. Biar saya yang memastikan apakah dia mata-mata atau bukan.”
“Baik, Pak.”
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo