Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 17
"Bagaimana? Apa kamu sudah memutuskan?" tanya Dirga, di sela makan siang yang Dirga lakukan di kantin rumah sakit bersama dengan Ziya.
"Belum," lirih Ziya.
"Ini sudah lima hari sejak pembicaraan kita tempo hari, Ziya. Harus berapa lama lagi kamu memikirkan nya, sedangkan Zingga butuh pertolongan sesegera mungkin,"
"Aku tahu, tapi__"
"Baiklah. Aku tidak akan memaksa mu, hanya saja. Coba pikirkan lagi, ini semua demi kebaikan Zingga. Aku pamit, assalamualaikum."
Tanpa banyak bicara lagi, Dirga pun langsung bangkit dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Ziya yang masih termenung memikirkan kembali ajakan Dirga untuk kembali rujuk.
Dirga meminta rujuk kepada Ziya, agar mereka bisa sesegera mungkin memberikan seorang adik sekaligus donor yang dibutuhkan oleh Zingga. Untuk mengobati penyakitnya, dokter menyarankan agar Zingga menjalani transplantasi sel punca perinatal.
Transplantasi sel punca perinatal, diperoleh dari cairan ketuban atau tali pusat janin. Maka dari itu, Zingga harus memiliki adik yang satu ibu dan juga satu ayah untuk di jadikan pendonor.
Karena itu lah, Dirga meminta Ziya untuk rujuk dengan nya agar mereka bisa memberikan Zingga seorang adik sekaligus seorang donor untuk Zingga.
Akan tetapi, ketakutan akan masa lalu terulang kembali. Membuat Ziya kesulitan untuk mengambil keputusan. Egois kah Ziya, jika saat ini dia menolak ajakan Dirga untuk rujuk dan membiarkan Zingga dalam kesakitan nya?
Lalu, bagaimana dengan nasib Zingga jika dia menolak untuk kembali rujuk dengan Dirga? Akan kah gadis kecil itu bisa bertahan tanpa harus menjalani transplantasi itu. Sungguh, ini adalah hal terberat untuk Ziya. Untuk mengambil keputusan.
*
*
"Ziya harus bagaimana Umi? Apa yang harus Ziya lakukan?" tanya Ziya, dengan suara yang lirih dan juga bergetar. Ziya mencoba kembali berdiskusi dengan sang ibu.
Mendengar pertanyaan dari Ziya, Umi Aisyah hanya bisa menghela nafas panjang dan berat. Jujur, Umi Aisyah ingin sekali melihat cucu pertamanya itu sembuh dan sehat kembali.
Akan tetapi, Umi Aisyah juga tidak mau melihat Ziya kembali terluka karena harus kembali bersama dengan pria yang tidak pernah mencintainya.
Bayangan saat Ziya ditalak dalam keadaan sakit dan hamil pun kembali terngiang di dalam benak Umi Aisyah. Sakit sekali rasanya saat melihat putri yang kita cintai dan kita sayangi diabaikan dan dibuang begitu saja oleh pria yang sudah menikahinya.
Dan sungguh, Umi Aisyah tidak ingin kejadian enam tahun yang lalu itu kembali terulang.
"Bagi Umi, apapun yang menjadi keputusan mu. Maka, Umi akan mendukung mu. Ikuti lah kata hati mu, Nak. Umi yakin, Allah akan memberikan jalan lain untuk kesembuhan Zingga."
Hening, Ziya tidak lagi berkata kata. Namun, suasana malam yang sunyi dan sepi itu malam ini di isi oleh suara isak tangis Ziya.
Mendengar jawaban dari Umi Aisyah, Ziya pun langsung memeluk tubuh Umi Aisyah dan kembali menangis tersedu di dalam pelukan sang ibu.
Kini, Ziyq diharuskan mengambil satu keputusan. Sebuah keputusan yang akan menentukan nasib putrinya, Zingga.
*
*
"Tok..."
"Tok..."
"Tok..."
"Masuk,"
"Kreekkkk..."
"Permisi, Tuan. Ada tamu untuk anda." ucap sang sekretaris, yang berhasil mengalihkan perhatian Dirga dari layar laptop yang ada didepan nya, ke arah pintu.
Dimana ada seorang wanita cantik tengah berdiri di ambang pintu dan memberitahukan jika ada tamu yang ingin bertemu dengan nya.
"Tamu? Siapa? Maaf Yola, tapi hari ini aku sibuk dan aku juga tidak ada janji dengan si___"
"Ini, aku, Mas. Bisa, kita bicara?" sela Ziya, yang tiba tiba saja muncul di samping wanita bernama Yola, yang tidak lain adalah sekretaris dari Dirga dan memotong ucapan Dirga, yang hampir saja menolak kedatangan nya.
"Baiklah. Kamu bisa tinggalkan kami Yola dan tolong, jangan biarkan satu orang pun masuk sebelum kami selesai bicara." lanjut Dirga, yang berusaha tetap terlihat tenang dan santai meski sejujurnya, Dirga merasa cukup terkejut dengan kedatangan Ziya yang tanpa memberi tahukan dia terlebih dahulu jika Ziya akan datang ke kantornya untuk bicara.
"Baik, Tuan. Silahkan masuk Nyonya. Apa, masih ada yang bisa saya bantu lagi, Tuan?"
"Tidak ada. Pergilah dan kembali kerjakan tugasmu,"
"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi."
Setelah berpamitan pada atasan nya, Yola pun segera keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Dirga dan juga Ziyq berdua saja. Tidak lupa, wanita itu juga menutup pintu ruangan sang atasan rapat rapat dan memasak tanda jika atasan nya sedang tidak bisa di ganggu di depan pintu.
Sementara itu, di dalam ruangan. Sepeninggalan Yola, Dirga yang sejak awal terlihat sibuk di meja kerja nya pun langsung saja menutup laptop. Lalu, menghampiri Ziya dan menuntun wanita itu untuk duduk di sofa.
"Duduklah dan katakan, apa yang ingin kamu bicarakan," ucap Dirga, mempersilahkan tamu nya untuk duduk di sofa.
"Iya, Mas. Terima kasih dan maaf jika kedatanganku mengganggu waktu sibukmu,"
"Tidak masalah. Lalu, ada apa? Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"I_ini. Ini tentang Zingga Mas,"
"Zingga? Kenapa dengan Zingga? Bukan kah aku sudah izin dengan nya untuk tidak dulu menemaninya selama 2 hari karena aku harus menyelesaikan pekerjaan ku dulu tapi___"
"Bukan Mas. Bukan tentang itu. Zingga tidak pernah mempermasalahkan itu. Ya_yang ingin aku bahas adalah, ma_masalah pengobatan nya,"
"Oh itu. Aku kira, Zingga rewel lagi karena aku tidak menemaninya. Kamu tenang saja, setelah pekerjaan aku selesai. Rencana nya aku akan membawa nya ke luar negeri. Semoga, di saja Zingga bisa mendapatkan pengobatan yang terbaik meski tanpa harus melakukan trans____"
"Mari kita lakukan," sela Ziya, yang membuat Dirga tidak bisa melanjutkan ucapan nya.
"Apa maksudmu? Lakukan? Lakukan apa?" tanya Dirga, bingung.
"Iya, Mas. Mari rujuk dan berikan adik untuk Zingga."
Deg...
Dirga tersentak kaget saat mendengar ajakan dari Ziya. Dirga tidak menyangka jika Ziya akhirnya mau menerima tawaran nya untuk rujuk dan memberikan adik untuk Zingga. Sekaligus menjadi pendonor untuk gadis kecil itu.
Awalnya, Dirga pikir Ziya akan menolak setelah apa yang di lakukan nya di masa lalu. Namun, ternyata setelah berlalu berhari hari dari pembicaraan awal mereka. Akhirnya, Ziya pun memutuskan untuk menerima ajakan rujuk itu. Agar bisa menolong putrinya sembuh dari penyakitnya.
"Mas, kenapa diam? Apa ada yang salah? Atau___" tanya Ziya, saat tidak ada respon dari Dirga setelah dia mengutakan niatnya untuk menerima ajakan Dirga untuk rujuk. Akan tetapi, Ziya urung melanjutkan pertanyaan nya disaat Dirga memotong ucapan nya.
"Baiklah. Mari kita rujuk dan berikan adik untuk putri kita, Zingga."
*
*
Note.[Kepada reader ku semua. Author mohon maaf jika Author belum bisa up tiap hari. Saat ini Author masih dalam masa penyesuaian lagi dengan baby. Karena saat ini, selain mengurus bayi, Author juga harus menemani anak ke 3 yang sudah mulai masuk TK dan masya Allah nya. Anak ke 3 ini sedang ada di fase menguji kesabaran emaknya agar lebih extra lagi. Karena itu lah, Author benar benar minta maaf kalau up untuk karya barunya Author belum bisa seperti yang dulu dulu. Namun, Author berterima kasih karena masih ada yang setia mengikuti kelanjutan kisah ini. Sekali lagi maaf dan terima kasih. Love sekebon untuk kalian 🥰🥰🥰.]
suruh Zingga nunggu.. taunya dag jatuh cinta sama istrinya.. baguslah.. mang harus tanggungjawab!
Tapi baiknya Bagas juga jujur cerita ke Zingga kenapa sampai nikah
Bukan menyebar aib tapi supaya Zingga juga lebih plong dan ngga ada ganjelan lagi
Dan ada baiknya juga Bagas datang ke rumah Zingga.. minta maaf ke ayah Dirga dan mama Ziya.. karena Bagas kan dah pernah ngelamar Zingga..
Alangkah baiknya sebagai laki2 yang baik n gentle Bagas juga datang pamit pada keluarga Zingga 🤔🤔
Andra.. manaa babang Andra..
Sat set atuh.. ntar keburu Zingga disamber orang lagi.. 😬😬
Eaaa.. 🤣🤣😭😭😅😅
Harus mah jawabnya gitu lagii 'Ndra!
Huft!
Andra kelamaan iihh.. ntar keburu si Bagas mepet2in Zingga lagi.. mana si Zingga inii orangnya kayak emaknya.. ngga tegaan yang akhirnya malah nyusahin diri sendiri 😬😬😠😠
Lagian emaknya si Zingga koq ngomongnya gitu sii..
Harus mah.. bilang.. boleh ajaa ketemu Bagas dan dengarkan penjelasannya.. tapi sebatas itu ajaa.. karena toh Bagas sudah menikah.. sudah ada istrinya dan sebentar lagi punya anak
Ngapain juga mesti bilang 'ntah nanti kk bakal balik sama Bagas atau ngga itu semua terserah kk.."
Maksudnya.. mauu gituu Zingga di poligami sama Bagas
Atau mauu gituu Bagas Nyerein istrinya demi bisa balikan sama Zingga
Binun akuu liat emak Ziya ini.. dari zaman masih Zingga kecil sampai sekarang kog yaa ngga brubah.. masih ajaa naif! 😤😤🤦🏻♀️🤦🏻♀️😬😬
Aku harap sih Zingga gak menerima kalau Bagas minta balikan lagi jika sudah pisah dengan istrinya.